Sakit, tapi terlalu berdarah.
#35. Konflik (2).
---
Hppyreading.
Kia menatap sekeliling tempat yang sangat asing baginya. Ia mencoba mencari-cari dimana keberadaan Rafly.
Mulutnya mual melihat orang-orang yang bermesraan tak tahu tempat. Apalagi mencium bau minuman yang sebelumnya tak pernah ia cium.
“Lo Kia kan?”
Kia meloncat kaget saat ada yang menepuk bahunya. Sesaat ia melihat seorang gadis cantik yang berpakaian mewah sudah berdiri disampingnya.
“Rafly ada disana. Ayo cepet!” gadis itu menarik Kia untuk berlari. Tak bisa menyanggah, akhirnya Kia ikut berlari.
Sampai ditempat yang agak sepi. Keduanya berhenti. Kia bisa melihat raut wajah Rafly yang sangat kacau. Lelaki itu sedang duduk dan bersandar pada dinding, menutupi wajahnya dengan sebelah tangan, lalu meracau tak jelas.
“Gue kesana dulu. Nanti kalo lo udah berhasil bujuk Rafly biar mau pulang, lo miscall nomor gue yang tadi telfon lo,” ujar Lusy.
Kia hanya mengangguk seadanya. Saat Lusy pergi dari hadapannya. Keheningan menyelimutinya. Ia bingung harus mendekat atau tidak.
Ia memperhatikan meja yang berada di depan Rafly. Banyak sekali gelas kosong disana. Kia rasa, itu adalah minuman yang sudah dihabiskan Rafly.
Kia berjalan mendekat. Saat jarak mereka sudah terkikis, Kia berhenti sebentar. Memperhatikan wajah Rafly yang teramat tenang.
Kia menyentuh rambut Rafly, duduk tepat disamping lelaki itu. Sesaat, ia merasa ada pergerakan dari Rafly
“Gue gak mau pulang! Gue mau Kia, Lusy! Mau Kia!”
Kia membasahi bibir bawahnya saat mendengar racuan itu. Tidak sadar saja Rafly jika yang tengah menyentuhnya adalah gadis yang tengah ia racaui.
“Fy.. Jangan kaya gini.. Ayo pulang..”
Rafly mengedipkan matanya, berusaha mengembalikan kesadarannya.
“Kamu Kia?” ujarnya.
“Iya, ini Kia. Ayo pulang,” sahut Kia cepat.
Bukannya beranjak berdiri. Rafly malah mendekat, meraih wajah Kia dengan kedua tangannya. Memperpendek jarak antara mereka. Mendekatkan wajahnya dengan wajah Kia.
Yang Kia rasakan saat ini hanyalah kegugupan dan kesedihan. Ia tidak tahu harus berbuat apa, karna jujur saja, tubuhnya terlalu lemas merespon perlakuan ini.
“Kamu tahu gak, aku takut banget kamu bener-bener akan ninggalin aku kayak yang kamu bilang di telfon,” ujar Rafly.
Dari jarak sedekat ini. Keduanya dapat merasakan hembusan nafas dari masing-masing seseorang didepannya.
Hidung mereka bersentuhan, kedua mata Rafly terpejam. Sedangkan mata Kia terbuka sempurna. Melihat Rafly dari jarak sedekat ini, membuat hatinya galau tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCES KETUS
Novela JuvenilEntahlah. Yang pasti, semenjak kesalahan kecil Rizkia saat permainan Taekwondo, seorang lelaki yang menjadi lawannya. Malah mendekatinya. Kia adalah gadis yang paling tidak suka diganggu oleh siapapun, terutama lelaki. Tetapi dengan Rafly? Tidak. R...