Kia tersenyum lebar saat turun dari mobil Rafly. Gadis itu melambaikan tangannya, sebelum akhirnya Rafly pergi meninggalkan rumahnya.
Baru sampai di depan rumah, ia sudah di sambut oleh Alea yang membawa sekitar 3 koper besar. Kia sempat mengernyit heran melihat Mamanya. Mengigau kah?
Kia bergegas menghampiri. “Mah, mau kemana?” tanya Kia.
Alea tersenyum. “Kita bakal pindah ya sayang.. Kita akan tinggal di Apartement,” ujar Alea.
“Tapi kenapa Mah?” tanya Kia.
“Nanti di Apartement Mama jelaskan ya sayang..,” ujar Alea.
Kia hanya mengangguk. Jantungnya tiba-tiba bertalu-talu, khawatir dengan fakta yang akan ia ketahui sebentar lagi.
“Maafin Mama ya sayang..”
***
“Tadi saya ketemu pacarnya Rafly,” ujar Garvi pada Radit–pengawalnya. “Wajahnya sangat mirip dengan Argaz. Saya kira dia putrinya Argaz, tapi ternyata bukan.”
Radit langsung bangkit. “Siapa? Wajah Argaz itu langka. Jika ada yang mirip dengannya, bukankah berarti dia putrinya?’ tanya Radit.
Garvi menggeleng. “Aku tidak mau berburuk sangka dengan calon menantuku,” jawab Garvi.
Radit menghela nafas. “Terserah dirimu saja.”
***
“Jadi, Mama sama Papa bakal pisah?” tanya Kia dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Alea dan Kia sudah sampai di Apartement milik Alea yang pernah diberikan oleh Alhmarhum Kakeknya. Apartement nya cukup besar, dan sangat mewah juga. Cukup untuk mereka tinggal disini berdua.
“Maafkan Mama Kia, Mama gak bisa jaga pernikahan Mama sama Papa,” ujar Alea menangis deras.
Kia hanya terdiam, ia segera mrnarik Alea ke dalam pelukannya dan ikut menangis. Turut kecewa dengan sikap Papanya dalam mengambil keputusan.
“Aku nggak nyangka Papa kaya gitu,” ujar Kia. Ia mengusap bahu Alea lembut, berusaha menangkan Mamanya.
“Udah, Mama gak usah nangisin laki-laki gak punya hati nurani kaya dia,” kata Kia. “Yang penting Kia bakal lanjutin kuliag Kia, dan bakal banggain Mama tanpa adanya seorang Papa.” Kia tersenyum meyakinkan, membuat tangis Alea makin pecah dan semakin tersayat.
“Mama beruntung punya Anak kaya kamu, sayang..”
***
Seorang lelaki tampan, sedang berkutat keras dengan laptop di tangannya. Ia sudah bekerja sama dengan sekitar 50 Perusahaan besar dalam waktu satu minggu. Berencana menghancurkan Perusahaan milik seseorang yang menjadi dendam kesumatnya sejak dulu.
Dua bodyguard, setia menemaninya di depan pintu ruangan itu. Memastikan tidak ada yang menyusup dan mengganggu Tuan mereka.
Namun saat sedang hening-heningnya, salah satu anggota pengawalnya yang bertugas memantau di luar, datang dengan wajah yang sangat cerah.
“Tuan Argaz,” panggil lelaki itu.
Argaz mengangkat pandangannya, menatap dingin–ia paling tidak suka ke‘khusuan nya terganggu.
“Saya sudah berhasil membuat dua hati patah,” ujar bodyguard itu.
“Apa yang kamu maksud, Anto?” tanya Argaz. “Bicara dengan jelas.”
Anto mendekat, membisikan suatu rahasia pada Argaz. Ajaib, setelah diberi tahu berita penting itu. Argaz langsung tersenyum merekah bak orang yang tengah jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCES KETUS
Teen FictionEntahlah. Yang pasti, semenjak kesalahan kecil Rizkia saat permainan Taekwondo, seorang lelaki yang menjadi lawannya. Malah mendekatinya. Kia adalah gadis yang paling tidak suka diganggu oleh siapapun, terutama lelaki. Tetapi dengan Rafly? Tidak. R...