Ada yang masih nyimpen cerita ini di library????
Happy Reading.....
”Kasih tak sampai akibatkan halusinasi meningkat.” ~Pengantin Wanita Nata~
🌹🌹🌹
Flash kamera mengabadikan berbagai macam poseku dan Mas Nata. Berikut seluruh adegan rangkul dan peluk serta cium. Tidak satu pun inisiatif dari kami sang mempelai. Aku mengikuti arahan juru foto, begitu juga Mas Nata. Puluhan jam sejak ikatan suci terjadi, tukang fotolah yang memerintahi kami beradegan teramat intim. Kami bahkan melewatkan malam pertama.
Pukul delapan malam seluruh acara usai. Bunda dibawa oleh Mama Marsya pulang ke rumah. Bersama Om Deni yang kini oleh ibu mertuaku harus kupanggil papa meninggalkan Mas Nata berdua saja di kamar hotel dengan hiasan pengantin baru.
”Kamu mau mandi duluan?” Mas Nata bertanya sambil melonggarkan dasinya.
Aku berusaha tidak ketakutan ketika kaki-kaki Mas Nata melangkah makin dekat ke arahku dengan meremas tangan kanan menggunakan tangan kiri. Kedua lutut kurapatkan menghilangkan gugup sebab suasana romantis kamar begitu terasa.
Ingatanku memutar kilasan sewaktu tangan kokoh Mas Nata merangkul pinggangku saat akan difoto. Aku tahu tubuhku berkhianat karena mudah bereaksi terhadap sentuhan Mas Nata bahkan sejak kali pertama tangan ini ia genggam. Telapak tangan Mas Nata seolah mampu mengantarkan panas yang membuat aku leleh. Setiap detik awal dia menyentuhku, aku sedikit terkesiap. Mungkin hal itu tak luput dari telinganya.
Lidahku kelu ketika ingin menjawab pertanyaannya. Mas Nata berhenti selangkah di depanku. Aku menggigit bibir dan menunduk. Suara pendingin ruangan mengisi keheningan yang tercipta antara kami. Mas Nata memutar arah kaki dan melangkah ke arah kamar mandi. Napas yang tertahan kuhela lagi. Karbondioksida terembus kencang akibat kelegaan yang kurasakan.
Ruangan ini diterangi menggunakan lampu kuning alih-alih putih. Semakin terasa syahdu dengan lampu tumblr krem pada kepala tempat tidur. Samar-samar tercium aroma lembut dari lilin yang menyala di beberapa tempat. Mereka dibungkus oleh besi keemasan bagai burung di dalam sangkar.
Tempat tidur merupakan satu-satunya area yang sejak tadi kuhindari. Masuk ke kamar tanpa meliriknya sama sekali sebab sejak awal aku telah membayangkan penampakannya akan seperti apa. Betul seperti dalam bayanganku. Ranjang besar itu dipenuhi kelopak segar mawar merah. Di tengahnya ada keranjang kecil berisi botol anggur dan mungkin beberapa batang cokelat.
”Sebaiknya kamu segera membersihkan diri.”
Aku harus menekan bagian dada karena kejutan suara Mas Nata dari arah belakang. Bergegas aku anggukkan kepala tanpa menatap sosoknya. Baru saja kupikir sudah bebas dan bayangan akan berendam lama-lama sambil menanti Mas Nata tertidur, tanganku dia tahan sehingga pergerakanku terhenti.
”Saya sudah mengganti air dalam bathtub jadi lebih hangat. Kamu bisa rileks, tapi secukupnya saja. Jangan sampai ketiduran di sana.”
Secara refleks aku melepaskan tangan darinya.
”Bisa kena flu kalau kelamaan. Apalagi ini sudah malam, Fela.”
Aku berusaha menggerakkan dua bibir untuk menciptakan senyuman, tetapi gagal. Akhirnya aku hanya menggigitnya saat melihat wajah Mas Nata. Setiap memandangnya, urat-uratku jadi kaku. Otot menegang. Tersenyum pun susah. Perubahan itu terjadi semenjak rangkulan lembut Mas Nata pada pinggangku dan sentuhan bibirnya di sudut bibirku--ketika difoto.
Dengan terburu-buru aku masuk ke kamar mandi. Ingatkan aku untuk berhenti berpikir jika Mas Nata sedang menantikan malam pertama. Mas Nata hanya mengingatkan agar aku jangan mandi lama-lama karena bisa flu. Setelah menanggalkam seluruh pakaian dan masuk ke dalam bak, aku mampu tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Singgah (Complete)
Genel KurguBe a wise reader. Pilihlah cerita sesuai usiamu dan minatmu. Cerita ini berlabel dewasa, bukan karena adegan mantap-mantap, tetapi tema cerita ini dewasa. Jangan sampai salah pilih cerita, ya. Tinggalkan kalau memang nggak sreg. *** Fela dijodohk...