11 - RUMAH SAKIT

153 34 5
                                    

Apa kabar nihh ?

Votee yaaaa . . .

***

DISISI lain, Alan mulai frustasi karna Ayla sulit ditemukan. Ia berniat lapor polisi tapi ia tau Ayla hilang belum ada dua puluh empat jam, satu jam pun belum ada. Mata Alan menyipit, ia berhenti sebentar karna dari jauh Alan melihat ada dua orang cowok seperti sedang melecehkan seseorang? Samar ia mengenal cewek yang sedang dilecehkan itu. Satu pikirannya

Ayla.

Alan yakin itu Ayla.

Ya itu Ayla.

Alan melajukan motornya cepat, sampai ditempat Ayla berada Alan langsung turun dan berniat menghabisi mereka.

BUGH!

"ANJING!"

Umpat Alan langsung meninju rahang si cowok pirang. Cowok itu tersungkur, Alan melihat ada satu temannya. Ia hampiri cowok rambut coklat itu menarik kerah bajunya dan memukulinya. Rahang, pipi, pelipis, perut. Menjadi sasaran sempurna, membuat cowok itu limbung dan ikut tersungkur.

"BANGSAT! LO APAIN CEWEK GUE HAH?!"

"Kita lagi mau main, salah?" Ucap si pirang memancing emosi.

"BANCI LO!"

Emosi Alan sudah diubun-ubun. Darahnya tiba-tiba naik begitu saja. Ia bersumpah tak akan memberi ampun dua cowok brengsek ini.

Alan terus meninju mereka, tindakan Alan membabi buta.

Alan sudah tersulut emosi, benar saja ia tak memberi mereka ampun. Padahal mereka sudah lemas tak berdaya, banyak luka lebam di daerah wajah, bahkan darah segar mengalir dari hidung dan sudut bibir mereka. Merasa mereka sudah tak berdaya Alan langsung berbalik badan dan mendapati Ayla yang pingsan dalam keadaan sudar terbaring.

Hati Alan seperti ditusuk belati, sakit. Alan merasakan sakit, ia bodoh mengapa tak bisa menjaga Ayla. Alan langsung duduk disamping Ayla dan mengapit kepala Ayla dengan lengannya.

"La bangun La. Gue dateng." Ucap Alan berusaha menyadarkan Ayla. Alan menepuk-nepuk pipi Ayla agar cepat sadar.

Alan melihat ada luka lebam di dagu Ayla, pasti perih pikirnya. Alan tak sengaja melihat kancing baju Ayla yang terbuka. Membuat Alan sedikit terpancing emosi. Beraninya mereka berbuat seperti ini pada Ayla.

Alan melepas jaketnya dan memakaikannya pada Ayla, untuk menutupi dadanya. Alan jadi merasa bersalah, andai tadi ia lebih memilih mengalah. Pasti hal ini tak akan terjadi pada Ayla.

Alan putuskan ia akan membawa Ayla ke rumah sakit. Tak mungkin jika ia membawa Ayla pulang dalam kondisi seperti ini. Biar dokter menangani Ayla. Alan juga takut ada luka parah yang Ayla alami.

AYLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang