"Baik, jadi mau di laksana in kapan nih pernikahannya". Suara Mamahnya begitu antusias.
"Bagaimana jika menunggu lulus?". Tanya Papahnya.
"Jangan itu kelamaan". Tolak Mamih mertuanya.
"Yaudah lusa". Celetuk Bintang dengan suara tenang.
Sabit yang mendengarnya membelalakkan mata tak percaya, bagaimana bisa? Ia masih ingin fokus terhadap sekolahnya.
"Setuju". Serempak suara Mamih, Papih, Mamah, dan Papahnya.
Ingatkan Sabit untuk tidak pingsan sekarang, ingin rasanya ia pergi ke planet yang hanya dirinya sendiri di sana. Ingin dia berteriak sekencang-sekencangnya dan berkata pada dunia bahwa ia masi ingin menikmati masa SMA nya.
"Maaf Tan- eh Mih, apa ga secepatnya?". Tanya Sabit hati-hati.
"Ga". Yang menjawab bukannya Mamih mertuanya malah Bintang membuat nya mendengus kesal.
"Engga sayang, tenang aja ko ini ga mengganggu masa-masa SMA kamu". Ucap Mamahnya menenangkan.
"Iya Mah".
"Mungkin buat kalian tambah dekat, Bintang ajak calon istri kamu ke taman belakang". Perintah Rion.
Tiba-tiba sebuah tangan kekar, menariknya pelan menuju taman belakang rumahnya.
"Gue minta sama lo, kalo perjodohan ini udah terlaksana kan jangan kekang gue". Ucap Bintang dengan nada tegas.
"Gue nerima perjodohan ini karena gue gamau buat Kakek gue kecewa".
"I-iya aku ngerti". Debaran jantung Sabit mengencang, entah ada apa dengan jantungnya.
"Ngomongnya lo gue aja".
"Ak- em kata mamah kalo udah bersuami istri gaboleh pake lo gue".
"Oh".
Selanjutnya hanya keheningan melanda dua insan yang sibuk dalam pikirannya masing-masing."Lo punya pacar?". Tanya Bintang datar.
"Engga".
"Kalo kamu?". Tanya Sabit balik. Sepertinya ia harus mengontrol dirinya untuk tidak terlalu gugup berbicara kepada Bintang.
"Ada". Jawaban Bintang membuat Sabit tersentak juga terkejut, entah mengapa ada sesuatu yang ia rasakan mengganjal di hatinya.
Apakah ia menyukai Bintang? Apakah ini pandangan pertama dengan seorang Cowo yang di sukainya? Ngga,ngga ia menepis pikirannya jauh-jauh.
"O-h".
"Di sekolah, jangan pernah bilang kalo kita punya hubungan. Bersikap seolah-olah ga kenal, dan jangan sok perduli sama gue karena gue ga butuh itu semua". Kata-kata Bintang membuat hatinya terenyuh, segitu tak mau kah Bintang mempunyai istri sepertinya?.
"Iya". Jawab Sabit tersenyum kecut.
Merekapun kembali memasuki rumah Sabit menuju keberadaan orang tua masing-masing.
....
"Heh Sabit, nanti di panggil Bu Fitri di BK". Ujar sahabatnya yang bernama Diba.
"His di panggil mulu, kangen kali". Decak Sabit.
"Mang Ujang lapor ke Bu Fitri, katanya kemarin dia liat lo bolos lewat gerbang belakang.
"Nanti berarti istirahat panggilannya?". Tanya Sabit.
"Iya, lagian lo kenapa si bolos? Jangan jadi bad girl deh".
"Kemaren gue pengen boker, di sekolah ga enak mending di rumah jadi udah ga ketahan. Daripada kecepirit malu gue". Jelas Sabit membuat Diba menggeleng-gelengkan kepalanya, ia sudah terbiasa dengan sikap tak waras sahabatnya ini.
"Oh iya, lo gimana kemarin?".
"Ya gitu, dia baik ko ganteng pula". Memang sahabatnya ini sudah mengetahui tentang perjodohannya.
"Asik, jangan lupa si Dede emez perempuan yang maco ye". Ledek Diba.
"Mulutnya ngajak ribut!, belom makan milk Moma si".
"Kurang ajar". Maki Diba.
"Ayo ah bentar lagi jam istirahat kita cus kantin". Ajak Sabit.
"Jangan lupa lo ke BK dulu".
Mengingat sekarang telah jam kosong atau free class jadi mereka menghabiskan waktu dengan cara membahas-membahas seperti ini.
"Kamu ini, kenapa ko bolos?!". Omel Bu Fitru di hadapan Sabit.
"Ya kan baru sehari Bu, maklumin aja Bu namanya juga orang dagang".
"Dagang, Dagang! Dagang apa kamu?!".
"Ibu mah kepo, privasi ini mah".
"Sudah-sudah kamu ini, karena kamu baru sekali membolos saya akan mengasi hukuman siramin tanaman di taman belakang sekolah sehabis istirahat semuanya!". Perintah Bu Fitri langsung di balas anggukan kepala oleh Sabit lalu Sabit pun pamit beranjak pergi.
"Gimana, gimana? Lo di apain?". Tanya Diba penasaran.
"Gue di suruh nyiramin tanaman di taman belakang sekolah sehabis istirahat".
Holaa!
Maaf gaje hehe
Jangan lupa vote and komenYang mau req cover boleh ko
Dm ig
@anandaaaarwLine
@anandaaarw
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurted
Teen Fiction"Ngapain lo". Suara datar Bintang membuat Sabit menoleh. "Nyiapin baj-". "Ga perlu!". Bentaknya. Sabit menghela nafas pelan dan memejamkan mata sekejap. "Aku kan istr-". "GUE GA NGANGGEP LO SAMA SEKALI SABIT! DISINI KITA DI JODOHKAN DAN LO JANGAN B...