<lapor>

57 1 4
                                    

"Gu-gue gapapa ko". Bohong Sabit.

Terdengar kekehan dari Diba,
"Bit, bit gue tanya sama lo. Kita sahabatan
bukan sehari atau dua hari, dan gue tau siapa lo! Jadi lo kenapa? ".

Sabit pun menceritakan semuanya, sedangkan Diba yang mendengarkan sedari tadi menahan emosinya agar tidak menghampiri Bintang di meja paling ujung bersama pacarnya.

Tujuan Diba menelpon Sabit adalah ingin melaporkan bahwa ia melihat Bintang bersama pacarnya di sebuah cafe yang sama ia kunjungi saat ini.

Emosinya sudah tak bisa di bendung lagi ia menghampiri Bintang yang sedang merangkul pacarnya.
"Halo Diba".

Tut

Telpon langsung di matikan sepihak oleh Diba, dan sekarang ia berada di depan meja Bintang dengan tatapan tajam se akan ingin membunuh Bintang. Sedangkan Bintang yang di tatap hanya datar-datar saja.

Diba langsung mencengkeram tangan Bintang dan menariknya keluar dari cafe. Setelah di luar ia pun menampar Bintang.

"Lo laki-laki brengsek yang gue tau!, suami yang gatau diri, pengecut dan berani banget maki-maki istrinya. Istri lo di rumah nunggu lo, masakin lo, DAN LO DENGAN GATAU DIRINYA DISINI MESRA-MESRAAN SAMA PEREMPUAN LAIN BAK COWO BRENGSEK ANJING!". Makinya menggebu-gebu.

"INGET KATA-KATA GUE! LO AKAN NYESEL ATAS APA YANG LO LAKUIN KE SAHABAT GUE! DAN CAMKAN KATA-KATA GUE DI SAAT LO NYESEL DAN MINTA SEMUA BALIK LAGI GUE YANG AKAN JADI PENGHALANG ANTARA LO DAN SABIT! LAKI-LAKI BRENGSEK!". Ketika Diba ingin beranjak pergi tangannya di cekal oleh Bintang.

"Gue ga akan nyesel ngelakuin ini semua ke cewe penghancur dan bodoh itu". Ucapan Bintang kembali membuat Diba tersulut emosi.

Plak

Plak

Bugh

Diba menampar pipi Bintang dua kali lalu menonjok hidung Bintang sampai mengeluarkan darah segar. Setelah itu ia pun meninggalkan Bintang yang masih menatapnya dengan dingin dan datar.

....

Pagi ini Sabit telah di sibukkan dengan atribut Bintang yang hilang dan memintanya untuk membantu mencarinya.

"Kemarin lo nyuci taro dimana sih!".

"Kemarin aku taro di lemari ko". Jawab Sabit sambil membuka laci yang berada di kamar mereka.

Sabit menyerahkan dasi dan topi miliknya kepada Bintang "Nih pake ini aja".

Tanpa sepatah kata pun Bintang langsung mengambil dan pergi menuju lantai bawah.

"Eh Bintang!, tunggu aku". Sabit pun langsung berlari menyusul Bintang yang saat ini sedang berada di garasi.

"Lo naik apa ke jangan bareng gue!". Bentaknya.

"Tapi kan ini udah telat". Ucapnya memohon.

"Ck yaudah, tapi gue turunin di sebrang". Jawaban Bintang membuat Sabit bersorak senang, setidaknya ia bisa bareng bersama Bintang.

Sabit pun langsung mengunci pintu rumah dan pintu gerbang ketika mobil Bintang sudah di luar gerbang lalu memasuki mobil Bintang.

"Nanti sore ada asisten rumah tangga". Ucap Bintang.

"Kamu yang cari?". Tanyanya.

"Bukan, Mamah yang kirimin". Jawabnya.

Setelah itu tidak ada percakapan di antara mereka.

Setelah menempuh perjalanan lima belas menit akhirnya Bintang sampai di parkiran sekolah tak lupa sebelum itu ia menurunkan Sabit terlebih dahulu di sebrang.

"Hei". Tepukan di pudak Bintang membuatnya menoleh ternyata pacarnya ia pun mengembangkan senyumnya.

"Ayo masuk, nanti telat loh soalnya udah bel upacara tadi". Ujar Mentari.

Merekapun memasuki sekolah dengan Bintang yang merangkul pundak Mentari, sementara di belakang sana Sabit menyaksikan adegan itu hanya menatap nanar pasangan kekasih di depannya.

Emang dasarnya penghancur ga akan bisa dapet in Batinnya.

"Sabar ya Bit". Ucap Diba sambil mengelus pundak Sabit.

"Udah biasa". Ucapnya di selingi kekehan.

....

"Eh Bin, nanti boleh anterin aku ke supermarket ga?". Tanya Sabit sambil membawa beberapa cemilan.

"Sendiri bisa kan? Gue mau dinner sama Mentari". Jawab Bintang datar.

"Oh yaudah gapapa".

"Em mau makan ga? aku masak soto ayam". Tawar Sabit sambil menoleh ke arah Bintang yang sedang fokus ke ponselnya.

"Sampe kapanpun gue ga akan pernah makan masakan lo!". Setelah mengatakan itu, Bintang beranjak menuju lantai atas tempat kamar mereka berada.

Segitu benci kah? Tanya Batinnya.







Next ga?
Jangan lupa vote dan komen ya

HurtedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang