<bk>

51 1 0
                                    

Sabit memasuki rumahnya dengan langkah santai, ia cukup terkejut melihat keadaan rumahnya yang amat gelap dari teras sampai ruang tamu.

"Enak ya lo!, bikin gue repot nyariin lo karna sahabat lo itu yang nyuruh!". Bentak Bintang.

Sabit langsung terlonjak kaget. "Maksud kamu?".

"Basi tai". Setelah itu Bintang langsung pergi menuju luar rumah entah Sabit pun tak tau mau kemana.

"Ya Tuhan". Gumamnya.

Sabit pun langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri setelah itu ia pun membuka tas Bintang dan mengecek satu persatu buku tulis ataupun lks agar kalo ada pr ia akan kerjakan. Karena ia tahu Bintang tidak akan mengerjakan pr walau sebenernya ia pintar. Dan Sabit pun walau tidak terlalu pintar ia bisa mencari di internet jika ada soal yang tidak di mengerti.

Untungnya Bintang tidak mengetahui soal seperti ini, jadi ia bisa bernafas lega.

....

"Sabit, nanti latihan pulang sekolah ya". Ucap Alika, salah satu teman satu eskul nya.

"Iya, makasi".

"Lo latihan?". Tanya Diba.

"Ga punya kuping si lo makanya jangan gigi monyet lo itu yang di banggain". Ledek Sabit.

"Sial". Cibir Diba.

Tiba-tiba seluruh siswa-siswi yang berada di kantin berbondong-bondong berlari meninggalkan kantin membuat Sabit dan Diba bingung.

"Eh kenapa?". Tanya Sabit pada salah satu orang siswa.

"Bintang baku hantam sama Depin". Siswa itu pun langsung berlari seperti yang lainnya setelah menjawab pertanyaan Sabit.

"Bit ayo kita liat". Sabit dan Diba pun mulai meninggalkan kantin dengan sedikit berlari untuk melihat Bintang.

"AYO AYO BINTANG"

"HAJAR".

"LAWAN TERUS".

"MANTEP".

Begitulah teriakan di lapangan yang sekarang sudah membentuk lingkaran dengan kerumunan siswa-siswi dan di tengahnya terdapat Bintang dan Depin sedang baku hantam entah karena apa.

"LO REBUT DIA DARI GUE ANJING! SAAT DIA MASI PACARAN SAMA GUE!". Maki Depin menggebu-gebu dengan mendorong kencang tubuh Bintang.

"DIA PACARAN SAMA GUE UDAH TIGA BULAN SETAN!". Kini giliran Bintang membogem wajah Dapin.

Setelah itu mereka asik dalam dunia mereka dengan baku hantam, sementara Sabit di Sana sedang cemas menghawatirkan keadaan Bintang yang sudah penuh lebam di wajahnya.

"HEH! ADA APA INI!? BUBAR, BUBAR!". Tiga guru laki-laki datang dan langsung menghentikan aksi Bintang dan Depin. Juga para Siswa-Siswi di bubarkan.

"KALIAN BERDUA IKUT SAYA KE RUANG BK CEPAT!". Perintah Pak Riko dengan tegas membuat Bintang dan Dapin menurutinya.

"Kalian ini, ada masalah apa nak?". Tanya Bu Ela yang notabenenya guru BK yang terkenal dengan sosok paling sabar,penyayang dan penasihat bagi muridnya yang melakukan hal tak wajar.

"Pribadi Bu". Jawab Dapin.

"Loh, gapapa bilang aja disini kita bertiga ko".

"Dia rebut pacar saya". Jawab Bintang datar.

"Jelas-jelas lo duluan asu!". Maki Dapin karena perkataan Bintang membuatnya Tersulut emosi.

"Lo ngajak berantem lagi hah!?". Rahang Bintang mengeras.

"Ehh sudah-sudah, kalo ada masalah selesaikan dengan kepala dingin nak". Nasihat Bu Ela.

"Kalian memang memperebutkan siapa?". Tanya Bu Ela hati-hati.

"Mentari". Jawab keduanya serempak.

"Bukannya ikut campur, tapi gini Ibu akan bantu kalian untuk menyelesaikan masalah ini agar tidak ada permusuhan lagi". Perkataan Bu Ela hanya di balas diamnya mereka.

"Ibu mau tanya, Depin siapa nya Mentari?". Tanya Bu Ela lembut.

"Saya calon tunangannya Bu, kami udah deket lima bulan". Jawab Depin santai.

Berarti dia duluan dong, tapi kenapa Mentari bilangnya dia ga punya pacar atau pun calon tunangan?. Batin Bintang.

"Baik, em Bintang kamu siapa ya Mentari?".

"Saya pacarnya Bu, udah deket dua bulan".

"Berarti disini kalian sama-sama salah, kalian gamau denger ucapan dan penjelasan kalian sendiri-sendiri dan malah langsung menyimpulkan rebut-rebutan. Lain kali minta penjelasan dulu ya nak". Lagi dan lagi Bu Ela menasihati mereka.

"Kalian mendapat hukuman, maaf ini udah peraturan sekolah nak. Selama seminggu Bintang bersihkan Lab yang kotor setiap pulang sekolah, dan Depin bersihkan taman belakang sekolah".

"Terimakasih Bu, Saya permisi dulu Bu". Pamit Depin langsung diikuti Bintang di belakangnya.

"Iya nak".

"Assalamualaikum Bu". Salam Sabit yang baru saja masuk keruangan bk.

"Waalaikum salam, kenapa nak?".

"Bu, saya minta tolong kalo Bintang jangan di kasih hukuman". Ucap Sabit dengan wajah memohon sementara Bu Ela mengernyitkan dahinya.

"Loh kenapa sayang?". Tanya Bu Ela.

"Itu udah peraturan sekolah". Lanjutnya.

"Em gini aja Bu giman kalo saya yang mengerjakan hukumannya?". Tawar Sabit.

"Memangnya kamu ada hubungan apa sama Bintang?". Tanya Bu Ela.

"Sa-saya se-pupu nya". Gugup Sabit.

"Bilang aja gapapa nak".

"Saya istrinya Bu". Kepala Sabit menunduk. Ia menceritakan semuanya kecuali tentang sikap Bintang kepadanya, ia percaya bahwa Bu Ela orang yang bisa menjaga rahasia.

"Ibu paham nak, ya sudah kalo itu maumu silahkan".

"Yang bener Bu?, terima kasih Bu saya pamit. Assalamualaikum". Sabit langsung menyalami punggung tangan Bu Ela dan beranjak pergi menuju kelasnya. Sementara Bu Ela hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum

"Waalaikum salam"





Gimana gimana?
Next ga?
Jangan lupa vote and komen

HurtedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang