<Perjodohan>

119 5 0
                                    

Entah sudah berapa lama gadis itu termenung di balkonnya, ucapan sang Mamah terus terngiang di pikirannya bagaikan kaset rusak yang berputar tiada henti.

"Sabit, kamu anak baik, anak perempuan Mamah satu-satu nya. Anak yang Mamah sayangi, Mamah mohon turuti permintaan Mamah kali ini saja". Mohon Diani, sang Mamah.

"Apa permintaan Mamah?".

"Tolong kamu menikah dengan anaknya teman Mamah nak, cukup ini permintaan terakhir Mamah sebelum Mamah pergi ke London". Ucap Sang Mamah dengan suara parau.

"Sabit ga bisa Mah". Sabit baru saja ingin beranjak, namun tangannya di cekal oleh Diani.

"Tolong Nak, Mamah hanya ingin ada orang yang bisa melindungimu selama Mamah di sana, karena Mamah akan kembali lagi sepuluh tahun kemudian".

Sabit pun mendengus pelan, ia segera beranjak dan Diani pun membiarkannya karena ia paham jika Anaknya membutukan waktu sendiri.

Sabit Andara, Gadis cantik nan imut, Gadis yang ramah dan baik ke semua orang, Gadis yang agak receh juga terlihat bahagia terus di mata semua orang, Gadis yan menjadi incaran kaum Adam, namun Sabit tidak pernah merasa tertarik akan semua itu dan lebih memilih mengabaikan. Apalagi ia jago bela diri semakin membuatnya di idolakan.

Saat ini ia kelas 11 IPA 1, di SMA Mawar Sari. Jika soal fisik ia bisa di bilang primadona di sekolahnya, namun jika masalah akademik ia tak cukup ahli dalam bidang pelajaran.

"Sabit, kamu pake gaun ini ya Mamah sudah belikan". Ucap sang Mamah sambil menaruh gaun di kasurnya.

"Iya Mah". Jawab Sabir lirih.

"Cuma ini yang bisa aku kasih buat Mamah". Ucapnya menatap nanar punggung sang Mamah yang beranjak pergi dari kamarnya.

Waktu terus berjalan dan sekarang menunjukkan jam enam lewat empat puluh menit, pertanda bahwa sebentar lagi calon suaminya beserta keluarganya akan sampai di rumahnya.

Sabit terus menatap pantulan dirinya di cermin, Ingin sekali rasanya ia menolak mentah-mentah perjodohan konyol ini namun melihat raut bahagia Mamahnya membuat nya tak sanggup.

"Sabit, ayo nak turun. Calon suami kamu sudah sampai". Diani pun tak kalah cantik dengan penampilan putrinya, ia segera menuntun Sabit menuju lantai bawah.

Sesampainya di lantai bawah, ia melihat seorang Pria paruh baya sepertinya calon Ayah mertuanya, juga ia melihat Pria parubaya sepertinya calon Ibu mertuanya, dan jangan lupakan seorang laki-laki yang bertubuh tegap serta rahang kokoh juga ketampanan yang sangat membuat dirinya terpesona mungkin kah ini calon suaminya?.

"Eh ini anak kamu Ni?". Tanya calon Ibu mertuanya yang bernama Rosi.

"Iya Ros".

"Sayang, kenalkan ini Bintang Antares. Calon suami kamu".

"Iya Tante".

"Eh panggil Mamih dong". Sahut Rosi cepat.

"Eh- iya Mih". Ucapnya ragu.

"Sudah-sudah mari kita langsung memulainya". Suara Ayah mertuanya yang bernama Rion. Membuat semuanya bungkam.

"Mah, Papah mana?". Tanya Sabit berbisik pelan.

"Papah masi ada urusan, sebentar lagi pulang".

Tak lama pintu rumah terbuka, menampilkan sosok Pria paruh baya yang ia panggil dengan sebutan Papah itu bernama Deon telah menghampirinya.

"Maaf Yon, agak telat jadi ga enak gue". Terdengar kekehan dari kedua Pria paruh baya itu.

Sabit yang mendengarnya pun memutar bola mata malas, Papahnya masih bisa-bisa nya bercanda di saat situasi seperti ini.

"Mari lanjut". Ujar Mamahnya sambil menepuk pelan tangan sang Papah.

"Jadi, kita menjodohkan kalian atas kesepakatan Kakek kalian yang bersahabatan dan mempunyai janji untuk menjodohkan cucunya jika berlawan jenis". Jelas Rion.

Sabit sempat melirik Bintang yang sejak tadi hanya diam dengan wajah datarnya tidak seperti dirinya yang panik dicampur gugup seperti nano-nano.

"Agar mempersingkat waktu, apakah kalian menyetujui perjodohan ini?". Tanya Papahnya.

"Setuju Om". Sabit tersentak kaget mendengar Bintang langsung menjawab tanpa memakai alasan apapun, ekspetasinya calon suaminya akan menolak mentah-mentah rupanya ia salah.

"Sekarang kamu Sabit?". Tanya Rosi.

"Set-tuju m-mih". Jawab Sabit sedikit ragu dengan ucapannya.





Maap agak gaje hehe
Jangan lupa Vote dan komen geng
Happy reading:)

HurtedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang