Bel sekolah terdengar pertanda bahwa pelajaran sudah selesai dan waktunya pulang ke rumah masing-masing tapi tidak untuk Sabit karena ia harus ke lab untuk menyelesaikan hukuman Bintang.
"Bit, bareng yu". Ajak Diba.
"Eh lo duluan aja, gue mau ke lab".
"Lah lo ga silat?". Tanya Diba heran.
Sabit menepuk keningnya. "Aish gue lupa, yaudah lo tolongin bilang ke em- Alika bilang kalo gue telat".
"Kan gue bukan anak silat ba a".
"Gapapa kan cuma bilang".
"Iye iye jangan lupa traktir mie ayam ya". Godanya.
"Dasar". Desisnya. "Iyeiye".
Setelah itu Diba meninggalkan Sabit menuju tempat latihan anak silat dan Sabit pun menuju lab yang jaraknya sangat jauh dari kelasnya.
....
"Bintang". Panggil Bu Ela di koridor saat Bintang berpapasan dengannya.
Bintang pun menyalami tangan Bu Ela. "Ada apa Bu?".
"Hukuman yang tadi tidak usah di kerjakan ya".
"Loh emang kenapa Bu?". Heran Bintang.
"Tidak jadi, karena lab nya sudah ada yang bersihkan".
"Oh, ya sudah Bu saya duluan". Bintang tak memperdulikan entah siapa itu yang membersihkan yang penting sekarang ia ingin meminta penjelasan kepada Mentari.
"Sabar sekali kamu Sabit". Batin Bu Ela. Sambil melihat punggung Bintang yang mulai menjauh.
Sementara Bintang ia sudah mencari Mentari di kelasnya namun tidak ada akhirnya ia memutuskan untuk ke roftop.
"Bintang". Panggil Mentari membuat nya membalikkan badan ketika ingin menaiki tangga menuju roftop.
"Aku bisa jelasin". Bintang tak menjawab hanya menatap Mentari datar.
"Oke aku jelasin di roftop aja ya". Mentari menarik tangan Bintang menuju roftop.
"Aku sadar aku salah, aku pacaran sama Depin udah lima bulan tapi itu tanpa ada perasaan sedikit pun Bintang. Kami saling selingkuh satu sama lain, dan hari ini aku berniat pengen putus sama Depin dan calon tunangan aku sama sekali gatau". Jelas Mentari dengan mata yang berkaca-kaca.
Bintang yang mendengarnya pun mendecih lalu melemparkan map yang berada di tangannya ke arah Mentari yang langsung di tangkap oleh Mentari.
"Ini apa?". Tanya Mentari.
"Buka aja". Datarnya.
Mentari pun membuka map itu lalu mengambil lima foto yang terbungkus dengan kertas.
Ketika melihat Mentari membelalakkan matanya ia amat sangat terkejut, itu foto-fotonya bersama Depin. Di foto pertama ia lagi di rangkul Depin lalau dirinya mencium bibir Depin. Di foto kedua Mentari dan Depin berada di ranjang saling berpelukan dengan Mentari kepalanya di ceruk leher Depin. Foto ketiga Mentari dan Depin lagi berciuman. Foto ke empat Mentari lagi berlibur bersama Depin di Dufan dengan foto Mentari di gendong ala bridal style oleh Depin. Dan lebih mengejutkan di foto ke lima Mentari dan Depin sedang menunjukkan cincin yang tersemat di jari manisnya.
"Maka tuh calon tunangan tapi nyatanya udah tunangan, BASI!". Bentak Bintang pada kata terakhir,
"Bintang". Panggil Mentari dengan suara parau.
"I-ini-".
"Ini yang ga seperti gue lihat GITU!? HAH!?". Bentaknya membuat Mentari memejamkan matanya takut dengan amarah Bintang.
Setelah itu Bintang pun meninggalkan Mentari dengan amarah yang membuatnya tumbuh rasa benci kepada Mentari.
....
"Berdebu amat". Gumam Sabit ketika sudah di lab.
Sabit pun mulai membersihkan alat-alat yang di gunakan untuk praktek menggunakan kemoceng, setelah itu membersihkan lagi menggunakan lap basah tak lupa ia menyapu dan mengepel.
Setelah berkutat selama setengah jam dan menurutnya sudah bersih semua, ia pun segera menutup lab dan beranjak pergi menuju para anak silat berkumpul.
Next?
Jangan lupa vote and komen
Maap ya absurd
Jangan lupa follow instagram aku biar tau info-info untuk update cerita-cerita aku hehe
@wul.a.nLove you yang setia baca🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurted
Teen Fiction"Ngapain lo". Suara datar Bintang membuat Sabit menoleh. "Nyiapin baj-". "Ga perlu!". Bentaknya. Sabit menghela nafas pelan dan memejamkan mata sekejap. "Aku kan istr-". "GUE GA NGANGGEP LO SAMA SEKALI SABIT! DISINI KITA DI JODOHKAN DAN LO JANGAN B...