Baekhyun sedang menginjak-injak rendaman selimut dalam bak saat Chanyeol mulai berteriak tentang ponselnya yang tidak dia temukan dimanapun dari dalam kamar."Kau yakin tidak meninggalkannya di rumah Jongdae kemarin?!" Balasnya dengan intonasi yang sama tinggi.
"Tidak! Semalam aku masih menggunakannya untuk menghubungi Yoora Nuna!"
Terdengar suara barang-barang berjatuhan dari dalam kamar. Menghela nafas panjang, Baekhyun yakin pekerjaannya akan bertambah banyak setelah ini.
"Cari perlahan Chanyeol. Jangan memberantaki isi kamar!"
"Aku sudah terlambat. Bisakah kau membantuku sebentar?"
Baekhyun mendengus sebal. Pada akhirnya memang harus dia yang turun tangan. "Tunggu sebentar."
Setelah membersihkan kakinya, Baekhyun keluar dari ruangan Mencuci, dan langsung menuju kamarnya bersama chanyeol.Begitu memasuki kamar, Hal pertama yang dilihatnya adalah setengah tubuh Chanyeol berada dalam kolong tempat tidur. Sedangkan keadaan kamarnya sendiri terlihat begitu menjengkelkan dengan banyak barang berserakan di seluruh penjuru kamar.
Bahu Baekhyun terjatuh lemas. Sebenarnya Chanyeol mencari ponsel atau mengundang badai topan ke dalam kamar?
Ah sudahlah. Daripada membuang waktu dengan mengomel, Baekhyun memilih untuk memunguti benda-benda yang berserakan di atas lantai, lalu melirik Chanyeol yang sudah mengeluarkan dirinya dari kolong tempat tidur. Pria tingi itu berdecak kesal sembari mengusak rambutnya frustasi.
"Kau sudah periksa di bawah bantal?" Tanya Baekhyun dengan wajah datar.
"Sudah. Tidak ada."
"Di dalam laci meja belajarmu?"
"Tidak ada juga." Jawab chanyeol dengan nada pasif.Baekhyun sedikit mengernyit bingung. Jadi dimana si pikun itu meletakan ponselnya?
"Apa saja yang kau lakukan kemarin malam?"
Tanya Baekhyun sembari memeriksa kembali isi laci meja belajar milik Chanyeol.Chanyeol mendekat dan ikut melongok ke dalam laci yang tengah Baekhyun ubek-ubek isinya. Keningnya berkerut. Mencoba mengingat-ingat apa saja yang dia lakukan kemarin malam.
"Setelah menelpon Nuna, aku membuka paket dari Sehun dan bermain dengan itu sebentar. Lalu kita makan malam bersama, menonton TV, dan malamnya kita-"
"Cukup. Sampai situ saja." Baekhyun menghentikan ucapan chanyeol sebelum pria tinggi itu menjelaskannya dengan terlalu rinci. sedangkan Chanyeol terkikik geli melihat daun telinga Baekhyun yang memerah lucu.
"Paket apa yang sehun kirimkan?" Tanya Baekhyun dengan mata memincing tajam. Kikikan Chanyeol menghilang. Berganti dengan wajah gugup yang sangat kentara. "I-itu..-"
Kedua alisnya Baekhyun naikkan. Menuntut jawaban dari sang kekasih. Chanyeol menggaruk belakang kepalanya sembari tertawa kikuk. "Ha-hanya mobil kecil yang berjalan di atas lintasan." Jawabnya yang di akhiri dengan cengiran lebar.
Baekhyun memutar bola matanya jengah.
tanpa mengatakan apapun lagi, berjalan ke arah lemari dan mengambil kotak Berukuran cukup besar yang Chanyeol sembunyikan di bagian terdasar lemari. Chanyeol menganga takjub melihat Baekhyun mengetahui tempat persembunyiannya tanpa bertanya terlebih dahulu.Baekhyun membuka kotak tersebut dan melihat ke dalam isinya. Tak sampai satu menit ponsel bercasing hitam sudah berada di tangannya. Kembali Chanyeol dibuat takjub sampai ingin bertepuk tangan. Kemampuan ibu rumah tangga memang tidak bisa di remehkan *eh.
"Lain kali, carilah dengan benar dan jangan berteriak seperti kau hidup dalam hutan." Ucap Baekhyun sembari menyodorkan ponsel ditangannya kepada sang pemilik.
Chanyeol meringis kaku menerima ponselnya. "Maaf."
"Sudahlah.. cepat bersiap. Kau sudah sangat terlambat."
Baekhyun keluar dari dalam kamar, sedangkan Chanyeol memeriksa kembali barang bawaannya sebelum mengikuti jejak Baekhyun. namun dirinya tidak menemukan keberadaan Baekhyun di ruang tengah apartemen.
Chanyeol Bergerak cepat memakai sepatunya karna bagaimanapun dia memang sedang di kejar waktu sekarang. Begitu sepatunya terpasang sempurna, Baekhyun muncul dari arah dapur dengan satu botol jus sehat di tangannya. Chanyeol tersenyum senang. Meski sudah di buat jengkel, Baekhyun tetap memperhatikannya.
"Bisakah nanti siang kau menjemputku di supermarket? Sepertinya persediaan buah di dalam kulkas mulai menipis." Ucap baekhyun. Mereka berjalan ke arah pintu utama dengan Baekhyun yang berada di belakang Chanyeol. Berusaha masukkan botol jus ke dalam ransel yang Chanyeol kenakan.
"Tentu. Kelasku selesai pukul 2 siang." Jawab chanyeol. Baekhyun mulai mengomel tentang dirinya yang masih sibuk saat libur kuliah selagi Chanyeol membuka pintu.
Cup
"Maaf. Gara-gara aku kau jadi sangat repot pagi ini."
Baekhyun yang baru saja mendapat serangan mendadak, tidak dapat menahan semburat merah di pipi hingga daun telinganya. Mengulum senyum, tangannya yang masih memegang pinggiran ransel chanyeol refleks menjatuhkan pukulan pelan di bahu lebar sang kekasih.
"Makanya pintar sedikit." Sungutnya dengan wajah yang di buat seketus mungkin. Membuat Chanyeol tidak tahan untuk tidak mengusak rambutnya. "Dan lagi, Berhenti membeli barang-barang tidak beguna seperti itu. Pada akhirnya kau hanya akan memainkannya sekali, lalu mengabaikannya begitu saja setelahnya!" Omel Baekhyun lagi.
Chanyeol mengangkat telapak tangannya ke udara. "Aku bersumpah!" Serunya.
Baekhyun tersenyum hangat. Pada akhirnya dia tidak akan bisa jengkel terlalu lama pada pria di hadapannya ini. "Yasudah pergilah."
Satu kecupan lagi Baekhyun dapatkan di bibirnya. "Sampai jumpa nanti siang. Aku mencintaimu."
"Ya. Aku juga." Setelah itu, chanyeol mengilang di balik pintu. Meninggalkan Baekhyun dengan Cucian selimutnya yang menunggu untuk di selesaikan.
END
Kali2 Chanyeol yang nakal, jangan Baekhyun mulu😌
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET THINGS [ONESHOT]
FanfictionChanyeol dan hal-hal manis dalam dirinya yang selalu disukai Baekhyun