Ciuman bertubi-tubi pada bibirnya mengusik Baekhyun dari mimpi indah. Membuatnya mengerang keras sebagai bentuk protes atas tidur berkualitasnya yang dirasa terganggu.
Chanyeol yang tidak merasa bersalah sedikitpun, justru terkekeh geli sebelum kembali melanjutkan kegiatannya mengganggu sang kekasih.
Baekhyun semakin merengek dengan suara keras sembari menggeliatkan tubuhnya agar terlepas dari kukungan chanyeol.
"Chanyeol diamlah!"
"Hey, Kau lupa ini hari apa?" Tanya chanyeol, dengan senyuman menatap baekhyun yang masih menutup mata di bawahnya.
Akhirnya kedua iris sipit itu terbuka meski hanya sedikit. Mengintip wajah chanyeol yang tetap terlihat sangat tampan meski baru bangun tidur.
Chanyeol tersenyum dan memberikan Satu kecupan panjang lagi pada belahan tipis yang selalu menjadi Favoritnya.
Baekhyun terdiam beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum manis memeluk leher chanyeol.
"Selamat hari Natal, Chanyeol." Ucapnya tulus.
Chanyeol sedikit bergeser kesamping agar tidak terlalu menindih baekhyun.
"Nanti carilah kadomu di bawah pohon natal sebelum di ambil sehun." Pernyataannya membuat Baekhyun teringat sesuatu.
"Ya tuhan. Aku lupa membelikanmu kado." Ucapnya sembari mendongak. Menatap chanyeol dengan raut wajah penuh penyesalan.
Chanyeol membalasnya dengan senyuman. Tangan kanannya bergerak merapihkan anak rambut baekhyun yang sudah agak memanjang hampir menutupi mata.
"Itu bukan sekali bukan masalah."
"Kalau begitu katakan apa yang kau inginkan."
Chanyeol menganggkat kedua alisnya terkesan, lalu mencium pipi baekhyun dengan gemas.
"Sungguh, kau tidak perlu memberikan apapun.." Jeda sebentar. Chanyeol memeluk pinggang Baekhyun, sedang tatapan saling mengikat satu sama lain dengan hangat. "Cukup izinkan aku memilikimu di hari natal tahun depan, Dan hari natal yang akan datang sepanjang hidupku."
Hati Baekhyun terenyuh mendengarnya. Padahal bukanlah kali pertama chanyeol mengumbar kata-kata manis seperti itu. Tapi tetap saja dirinya tidak bisa berhenti tersentuh dengan apapun yang keluar dari bibir pria yang sangat dicintainya itu. Seketika rona merah merambati kedua belah pipinya hingga ke telinga.
Baekhyun menyembunyikan wajahnya di dada chanyeol.
"Dasar tukang gombal!" rengeknya.
Chanyeol tegelak, namun sesegera mungkin memeluk Baekhyun. Membuat tubuh mungil itu semakin tenggelam dalam pelukannya.
"Hey, itu murni dari hatiku yang paling dalam, tahu!"
"Sudah diam!"
"Ah, Bahkan rengekanmu terdengar seperti nyanyian dari surga. Bagaiman ini.."
"Kalau begitu kau pasti sudah mati." Dengus Baekhyun, namun tidak dapat menahan senyumnya.
"Aku rela mati asal itu demi dirimu."
"Chanyeol!"
Tawa chanyeol semakin pecah menggema di dalam kamar mereka.
"Omong-omong, apa rencanamu hari ini?" Tanyanya setelah bisa meredakan tawa. Baekhyun menjauhkan wajahnya dari dada chanyeol. Ganti memainkan jarinya di sana.
"Aku tidak tahu. Seluruh keluargaku pergi ke Bucheon."
Chanyeol mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"kalau begitu aku juga tidak akan pergi. Aku di sini saja, menemanimu."
"Tidak, tidak. Kau pergilah.. Keluargamu menunggu di rumah. Jangan kecewakan mereka. Aku Baik-baik saja." Sahut Baekhyun cepat. Bagaimana mungkin Chanyeol tega membatalkan acara berkumpul bersama keluarganya hanya demi Baekhyun. Itu bukanlah sesuatu yang baik seberapa besarpun Baekhyun menginginkan chanyeol untuk tetap tinggal. Dia tidak ingin Chanyeol menjadi anak durhaka gara-gara dirinya.
"Aku bisa bermain dengan Mongryeong nanti. Akan kusuruh jongdae mengambilnya di penitipan sebelum pulang." Lanjutnya.
Namun Chanyeol terlihat tidak yakin. "Entahlah Bee. Dorm akan sangat sepi hari ini." Pria itu menyuarakan keraguannya "Lagipula Orangtuaku tidak masalah jika aku tidak sekarang. Aku bisa pulang kapan saja."
Baekhyun memukul dada chanyeol. "Tapi ini Natal, bodoh.. Setiap orangtua pasti ingin berkumpul bersama anak-anak mereka saat natal. Kau akan merasakannya nanti, saat kau sudah memiliki seorang anak.. Pergilah. Aku sungguh tidak apa-apa. Aku bukan bayi, oke."
Chanyeol menghela nafas panjang. "Baiklah-baiklah.. Tapi berjanji kau tidak akan melewatkan makan siangmu nanti. Aku akan pulang dengan cepat."
Baekhyun mengangguk-anggukkan kepalanya dalam jumlah yang banyak. Terlihat sangat lucu. Chanyeol menggesekan hidung mereka dengan gemas.
"Pacar siapa ini menggemaskan sekali?!"
Baekhyun tertawa keras karna chanyeol terus mengusukkan hidungnya ke seluruh wajah bahkan leher. Membuatnya menggelinjang kegelian.
"Hahahaha.. chanyeol sudah hentikan~ hahaha-"
"Tidak mau. Salah siapa kau begitu menggemaskan." Mereka tertawa bersama. Namun secara tiba-tiba chanyeol menghentikan aksinya dan menatap Baekhyun seolah-olah baru saja mengingat sensuatu. Membuat yang lebih kecil mengangkat kedua alisnya heran. Apalagi saat senyumnya tersungging begitu lebar.
"Aku ada ide."
"Oh-"
"Bagaimana kalau kau ikut kerumah orangtuaku?"
"A-APA?!"
END
Selamat Natal bagi yang merayakan😍
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET THINGS [ONESHOT]
FanfictionChanyeol dan hal-hal manis dalam dirinya yang selalu disukai Baekhyun