Andri's Point of View
Kenapa ya hari ini gue bisa kejebak di wedding exhibition sama cewek itu. Kalo gak demi mama gue gak bakal kesana tuh tadi. Yaudahlah, udah terjadi. Gue juga udah terlanjur mengiyakan keinginan mama-papa untuk dijodohkan sama Tania.
Sekarang udah jam 7 malam. Dari makan siang sama Tia tadi gue sama dia keliling-keliling mall. Oiya, Tia itu cewek gue. Kita udah pacaran empat tahun. Kita backstreet. Gue gak siap ngenalin Tia ke mama-papa.
Baru gue buka pintu kamar, mama manggil.
"Andri!" Teriak nyokap gue dari jarak 5 meter.
"Iya, ma?"
"Kamu gak anter Tania pulang?"
"Engga, ma." Jawab gue sok polos.
"Ih, kamu ini ya. Tania kecelakaan gara-gara naik ojek." Muka mama murka.
"Hah? Seriusan, ma?" Tanya gue lagi. Sekarang gue panik.
"Iya. Tadi Tante Astrid telfon mama. Tania pulang-pulang lecet. Katanya kamu meeting, iya bener?"
Meeting? "I..ya, ma. Meeting." Kata gue cepet.
"Kenapa gak kamu anterin dulu Tania pulang baru kamu meeting."
"Hehe. Nanti Andri telfon Tania deh. Dia gak bilang apa-apa sama Andri." Emang bener sih ini.
"Yaudah bagus."
"Andri mandi dulu, ma."
Gue ngerasa bersalah jadinya. Duh, Tania kenapa deh lo kecelakaan segala.
Selesai mandi gue buka handphone dan berniat mau telfon dia.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi...
Yah, gak aktif. Gue deg-degan jadinya. Dia luka parah gak ya?
Gue chat dia.
Andri
Tan, lo beneran kecelakaan tadi?
Sorry ya gara-gara gue lo jadi kecelakaan.
PING!!!
Ada yang luka gak?
Biar lo gak naik ojek lagi besok gue anterin ke kantor ya.
Sekali lagi maaf
Tan, lo marah sama gue ya?
Bikin deg-degan aja deh nih cewek.
Paginya gue bangun lebih awal dari orang-orang rumah. Selesai solat subuh gue langsung mandi dan siap-siap. Di luar masih gelap, tapi gue mau anter Tania ke kantor sebagai permintaan maaf gue. Asli sih ganjel banget.
Jarak rumah gue sama rumahnya dia gak terlalu jauh. Ya kurang lebih 4 km lah. Cuma butuh waktu 10 menit buat sampe di rumahnya.
TING TONG!
"Assalamualaikum," Kata gue sambil ngetok pintu rumah Tania.
"Waalaikumsalam," Jawab seseorang dari dalem rumahnya.
Pintunya kebuka, ternyata yang buka mamanya Tania.
"Eh, Andri. Tumben pagi-pagi kesini."
"I..ya, tante. Mau jemput Tania. Tapi kayaknya Andri datengnya kecepetan ya?"
"Gapapa, sarapan dulu. Om di meja makan tuh lagi sarapan." Kata nyokapnya Tania. Asik, sarapan gratis.
Gue duduk di samping nyokapnya Tania. Kayaknya Tania belum bangun. Jangan-jangan Tania sakit gara-gara kecelakaan kemarin? Ah pikiran gue aneh-aneh nih.
Mamanya nyuruh gue ambil makan. Yaudah gue makan deh. Rejeki gak boleh ditolak kan?
Selesai makan Tania belom keluar juga keluar. Makin panik gue. Ini anak gak kenapa-napa kan?
Gue akhirnya nanya, "Tante, Tania gak ke-" Tania keluar dari kamar. Tiba-tiba gue senyum sendiri seneng gitu. HAHAHA.
"Ma, aku berangkat." Teriak Tania sambal lari-lari nenteng laptop dan tasnya.
"Eh, Tania. Kamu naik apa?" Tanya Tante Astrid.
"Ojek, ma. Biar cepet." Tania ngos-ngosan.
"Kamu gak liat ini siapa?" Mata dia langsung tertuju ke gue. "Kamu berangkat sama Andri."
"Kayaknya Tania buru-buru deh, ma. Kita jalan sekarang aja deh." Kata gue.
"Yaudah hati-hati ya kalian."
Syukurlah dia gak sakit parah karena kecelakaan kemarin. Gue bisa liat luka di tangannya yang gak parah-parah banget. Ah, Tan. Thank you deh udah nyelamatin jantung gue.
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andri & Tania [SELESAI]
RomanceGak nyangka beneran kalo Andri bakal bilang kayak gitu. Gue mimpi gak sih?! -Natania Hadiani