Chapter 1

13K 202 26
                                    


Andriansyah Putra, pemilik usaha frozen food terkenal di Jakarta itu selalu ada di pikiran gue. Bayang-bayang mukanya itu loh. Astaga. Kenapa ya gue bisa suka sama dia selama empat tahun ini? Asli. Gue juga bingung kenapa. Padahal jelas-jelas dia punya pacar.

Dan udah banyak cowok yang deketin gue dari dulu. Tapi hati gue selalu nolak tiap gue mau move on. Aneh emang.

Mama sent a chat.

Mama

Tania, Om Heru dan Tante Linda mau ke rumah. Kamu pulang cepet ya.

Astaga ya Tuhan... calon mertua yang gue idam-idamkan mau ke rumah. Anehnya gue bisa se deg-degan ini mereka mau dateng.

Tania

Iya, ma.

...

Jalanan Jakarta bener-bener gak bisa diprediksi. Macet banget. Apalagi jam pulang kantor. Semrawut. Om Heru dan Tante Linda sampe di rumah gue duluan. Yaudah chill ajalah.

"Assalamualaikum," Ucap gue dengan muka manis padahal tadi abis macet-macetan.

"Waalaikumsalam," Seisi ruang tamu ngejawab salam gue.

Tiba-tiba mata gue terpaku sama sosok cowok.

Oh God.

Andri.

Ternyata dia ikut. Pantesan gue deg-degan sepanjang jalan.

Gue salaman sama Om Heru dan Tante Linda pastinya. Terus agak basa-basi gitu.

"Tante apa kabar? Udah lama gak kerumah." Kata gue.

Tante Linda spontan jawab, "Alhamdulillah, kamu gimana kerjanya? Enak gak kerjanya?"

"Enjoy banget, tante."

"Syukur deh kalo gitu," Kata Tante Linda.

Nyokap gue mincing Andri untuk ngobrol sama gue, "Ini Tania, ndri. Udah kenal kan?"

Mampus. Deg-degan gue.

"Udah, tante. Kita saling follow di ig kok." Kata Andri. Gue nahan ketawa aja sih sebenernya. Ngapain follow-followan di ig disebut coba.

"Ohh, saling pantau lewat ig ya kalian." Timpa bokap gue. Papa jago ya bikin anaknya hampir jantungan karena deg-degan berlebihan. Ih apasih...

"Kayaknya iya nih, pa." Mama ikut-ikutan.

"Gimana nih, pak? Jadi dijodohin mereka?" Papanya Andri bilang kayak git uke bokap gue. Shock.

Gue diem. Makin deg-degan.

"Andri gimana nih? Kok diem aja." Kata nyokap gue. Gue berada di fase ketar-ketir nih.

"Andri terserah Tania aja gimana, tante." Jawab Andri cepet.

"Waduh lempar-lemparan." Timpa bokapnya Andri.

Semuanya ketawa. Padahal menurut gue ini gak lucu. Sangat tidak lucu.

"Tania gimana?" Tanya nyokapnya Andri.

Demi apapun gue bingung harus jawab serius apa bercanda. Nyokap gue udah kode-kode biar gue cepet jawab dengan nyolek-nyolek gue. Dan gue jawab.......

"Tania siap aja," kata gue dengan yakin tapi belum kelar kalimatnya udah di jawab sama orang tua kita. "Tapi Tania juga tergantung sama Andri gimananya."

"Andri juga siap kalo Tania siap." Kata Andri. Demi apapun jantung gue deg-degan woy. Parah sih.

Gak nyangka beneran kalo Andri bakal bilang kayak gitu. Gue mimpi gak sih?!

Andri & Tania [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang