Chapter 10

4K 117 1
                                    


Tania's point of view

Kantor, 8.00 AM

Kerja lagi. Kerjaan team gue belum selesai gara-gara Tia kabur. Geby dan Indira masih sibuk cari model, Kevin booking camper buat shooting berikutnya, Fadil sibuk cari studio baru, gue? Sibuk galau. Gak. Gak. Gue bantuin Geby sama Indira kok.

"Baru kali ini kita cari model susahnya minta ampun." Kata Indira yang keliatan frustasi banget nyari model.

"Iya ya. Mendadak sih. Lagian si Tia ini kenapa dah bisa-bisanya kabur dengan alasan gak jelas?!" Jawab Geby dan dilanjutin sama pertanyaan.

"Gue jadi penasaran deh sama Tia. Mau selidikin gak?" Indira emang manusia terkepo seantero jagat raya.

"Ngapain anjir! Gak penting." Kata Geby.

"Ya abisnya gue kepo. Dia kan kemaren tuh bersihin lukanya Andri. Terus tiba-tiba aja dia keluar terus dia pergi sama mobil gitu. Gue rasa ya dia kabur gara-gara Andri deh." Kata Indira panjang lebar. Gue masih nyimak sejauh ini.

Geby diem, mikir. "Iya sih bisa jadi."

"Nah terus yang di mobil itu siapa ya kira-kira?" Indira masih kepo.

"Apa jangan-jangan dia selingkuh gitu?" Geby keikutan kepo.

Tiba-tiba Mas Hendra manggil, "Guys, kumpul di ruang meeting ya."

Ruang meeting, 10.00 AM

Mas Hendra mulai ngomong, "Oke semuanya, gue mau ngasih tau satu info penting untuk shooting iklan yang kemarin ketunda. Karena modelnya susah banget dicari, jadi gue memutuskan orang kantor kita yang mana merupakan anggota dari team creative ini."

Perasaan gue mendadak gak enak.

"Jadi, gue memutuskan untuk Tania yang jadi modelnya. Karena menurut gue lo cocok. Lo juga sering kan dapet endorse kan?" Lanjut Mas Hendra. Lah iya sih bener gue suka di endorse. Tapi gak gue juga kali.

"Bener banget, mas. Gue setuju." Kata Geby. Ini ngeledek?

"Iya ih kenapa kita gak kepikiran ya?" Indira ikut-ikutan.

"Ini kalo Tania yang jadi modelnya sih gue gak ngeraguin lagi." Timpa Fadil.

Gue cuma diem doang karena gue kaget. Azzzz.

"Mas, kok saya....." Gue tiba-tiba protes. Kayak baru sadar dari lamunan yang cukup dalam.

"Udah, Tan. Kapan lagi lo jadi model? Masa jadi model buat tugas akhir lo pas kuliah doang?" Kata Geby.

"Klien kita Pak Andri juga udah setuju kok. Prepare yourself ya. Kalo gak ada aral-melintang besok kita shooting." Jelas Mas Hendra.

"Siap, mas." Kata semuanya. Gue gak bilang siap karena gue literally ga-si-ap.

Otak gue rasanya kaget kayak kesetrum gitu denger gue yang bakal jadi model buat produknya Andri. Mana kemaren gue abis berantem sama Andri. Terus sekarang gue yang jadi modelnya? Dunia ini sangat aneh.

Hubungan gue sama Andri juga berada di garis kebingungan. Semenjak kejadian itu gue sama sekali gak ada chat atau telfon sama Andri. Dia juga gak jemput gue ngantor atau bahkan tiba-tiba ngajak makan siang. Gak ada guys, gak ada.

Gue sadar gue siapa dan gue harus bisa menempatkan diri. Lagipula mungkin ini jawaban atas tidak terbalaskannya cinta gue selama empat tahun itu.

...

Shooting Day

Setelah Fadil sibuk cari studio buat shooting, akhirnya studio punya Mas Hendra yang tetep dipake. Semuanya udah prepare untuk shooting dan pemotretan iklan-iklan ini. Ofcourse gue juga prepare.... prepare make-up. Gue masih gak abis pikir aja kok bisa-bisanya gue yang jadi modelnya sih. Arrgghh. Perintah Mas Hendra itu adalah perintah yang gak bisa ditolak. Dua tahun gue kerja disini dan baru kali ini nih ngeliat anggota dari team yang jadi model. Gue jadi ngerasa ada sesuatu yang mengganjal dan gak beres.

Andri & Tania [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang