Chapter 14

3.7K 124 15
                                    

Rasanya gue kayak dijatuhkan sejatuh-sejatuhnya sama Andri. Dengkul lemes litanya. Ini minuman juga jadi mendadak pahit. Kayak idup. Jadi tuh maksudnya Andri ngajak gue jalan apa sih ya. Gue kira cinta gue bakal terbalaskan.

Gak lama Andri dateng. Gue berusaha balik lagi kayak semula.

"Sorry lama." Kata dia.

"Iya, gapapa." Respon gue. "Hp lo gak sengaja kepencet tadi. Ada missed call banyak banget."

Andri langsung ambil hpnya.

"Dari Tia." Kata gue dengan sedikit penekanan.

"Ohh. Biarin aja. Gak penting." Mendengar hal itu gue sontak kaget.

"Kok gak penting?"

"Lebih penting ngasih ini buat lo." Dia ngasih paperbag kecil yang dilapisin pita emas. Eh apa nih?! Kok gue deg-degan.

"Itu apa?" Kata gue sambil ngeliat paperbagnya. Bukan orang yang megang.

Tangannya masuk ke paperbag itu, terus ngeluarin KOTAK CINCIN.

TERUS TERUS TERUS

DIA NGEBUKA KOTAKNYA TERUS BENERAN ADA CINCIN AAAAAAAAAAAAAA.

"Bagus gak?" Kata Andri.

"Itu buat siapa?" Pertanyaan gue bodoh gak sih?!

"Buat lo." Kata Andri. INI GUE GAK MIMPI KAN?!

"Andri....." Dengkul gue makin lemes coy!!!!!!!!!

"Maaf cincinnya gak bagus-bagus banget. Nanti buat akad nikah gue beliin yang lebih bagus kok. Nikah sama gue ya." SEMAKIN LEMES DENGER KALIMAT TERAKHIR. Gue nutup mulut ala-ala orang shock. Sumpah. Ini gue mimpi apa gak?! Gue gak bisa berkata-kata.

Dia narik tangan kiri gue buat masang cincin. Tapi gue tarik lagi tangan gue karena tiba-tiba keinget Tia. Apaan dah ini otak, ngerusak aja.

"Tia gimana?" Gue mau mukul mulut gue sekarang juga. Merusak momen!

"Gue sama Tia udah putus dari seminggu yang lalu." Kata Andri.

Baru seminggu. Benar adanya, Tuhan maha membolak-balikkan hati manusia.

"Tania, dengerin gue. Ada banyak alasan Tuhan mempersatukan gue sama Tia untuk waktu yang lama. Tapi Tuhan juga memberikan waktu yang cepat untuk mengirim lo di hidup gue untuk membuktikan bahwa lo yang lebih pantas untuk nemenin gue hidup selamanya." Kata-kata Andri itu agak seperti fakboi. Tapi gue berusaha mencerna kok. Keren juga.

"Apa yang membuat lo yakin dengan ini, Ndri?" Gue nanya dia. Buat mastiin aja.

"Gue yakin pilihan mama dan papa gak pernah salah buat gue. Dan itu udah terbukti selama kita deket, Tan. Gue bisa ngerasain hal yang beda tiap sama lo. Bahagia. Pake banget."

JYAAAAAAKH. GOMBAaaaaaAAAAAAaaaaAaLLLL.

"Mau ya nikah sama gue?" Pake nanya lagi. Ya jelas maulah.

Gue ngangguk mengiyakan. Dan dia narik tangan gue lagi buat makein cincin.

Hehe.

"Makasih Tania sayang." ASTAGA YATUHAN. MIMPI APA GUE BISA DI PROPOSAL SAMA ANDRI.

Satu kata; BAHAGIA.

Hehe.

Abis bagian beginian, Andri ngajak pulang. Jyakh. Berduaan di mobil dalam status hubungan; OTW MARRIED HAHAHAHA. Gue jadi nikah! Yuhu.

...

Rumah gue, 7 PM.

"Thanks buat hari ini." Kata gue kaku. Asli. Ini gue lagi deg-degan + salting.

Andri & Tania [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang