Persiapan diri,otak dan jiwa sudah ia siapkan dari tadi malam,setelah air itu turun.
"Raraa"
Pekik salah satu siswi yang menunggu kehadiran Raissa,senyuman manis dengan angkatan alis yang pasti licik itu tergurai dari wajahnya."Apa?"
Raissa yang sedari tadi menunduk sekarang mengangkat dagu tanda tidak ingin kalah."Rangga mau ke Amerika?udah terlanjur ngarep kebanyakan ya?"
Ucap siswi didepan Raissa dengan rambut hasil catokan yang tebal bergelombang tertiup angin pagi,tangannya dilipat didepan dada dan berdiri sedikit menyender pada gerbang.
"Kalau menurut gue sih tinggalin aja rangga,dari pada hubungan lu digantung,dia juga udah bosen sama lu,jelas jelas Rangga kan udah di jodohin sama .. -"
Ucapan panjang dengan lagak centilnya terpotong dengan nada tinggi perempuan didepannya."Emang apa urusannya sama lu?suka sama Rangga?mau rebut Rangga dari gue?"
Wajah judes dari pemilik badai fitnah itu tak acuh ditunjukan,hanya saja kurang tinggi."Rebut Rangga?kalau Rangga udah jadi milik gue gimana?"
Shit tarikan napas Raissa tambah tinggi ketika mendengar kata
'milik gue' dari mulut perempuan yang menyengat ya didepan gerbang."Udah jadi milik lu?"
Masih terukir senyum di wajah berantakan Raissa,alasannya membalas senyuman licik dari si tukang bacot.
"MURAHAN !"
Kaki Raissa berbalik dan berlalu dari perempuan yang menekan gigi - giginya menahan marah.
Angan perempuan itu pun melayang,dia baru saja berhadapan dengan orang yang kenal Evan?.
"MURAHAN ! "
"MURAHAN !"
"MURAHAN !"
"MURAHAN !"
"MURAHAN!"
Ia mempercepat jalannya menuju sekolah sembari mengulang kata-kata yang baru saja ia ucapkan kepada kekasih saudara temannya,keanehan itu hanya mengundang gelas tawa dari siswa yang dilewatinya di koridor sekolah.
"Yang murahan dia atau kata katanya?"***
"Rangga !"
Wanita paruh baya itu duduk bersimpuh lemah di sofa merah,ia terus berteriak memanggil nama anaknya.
"Pasti belum bangun"
Kaki manis yang dilipat kini berdiri tegap berjalan melewati anak tangga.
Suasana di pagi ini tidak terlalu macet,lalu lintas seakan mengiringi angan dan rencana kepergiannya meninggalkan tempat tinggal yang dulu ia idamkan.Mobil Bugatti Chiron yang tengah berhenti di lampu merah itu ditatap oleh mata runcing didalam hlem,
Motor hitam bermerk BMW Motorrad seakan menambah semangat vaghas untuk melihat lelaki yang tengah duduk memegang setir mobil,semangat karena keren pikirnya."Rangga?"
Ia berkerut dan terus berkerut melihat jelas lelaki yang menunggu lampu merah walau lumayan jauh dari tempatnya,pasalnya mereka berlawanan arah."Dia ga sekolah?"
Lirikan vaghas campur aduk dengan keringat tukang ojol disekelilingnya,phobianya ialah yang tengah ia lihat sekarang.Lampu lalu lintas akhirnya berganti warna hijau,semua pengendara mencap gas kendaraanya melanjutkan berlalu lalang.
Begitu juga dengan vaghas.
BATAS SUCI
Ikutin ae dulu alurnya,jangan lupa sama chap 1-4.
Pengen aja gitu buat cerita seteori mungkin.VOMENT WEH-!
ADA YANG MAU DITANYAIN ATAU DIPROTESIN?SILAHKAN
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER ME (Rangga X Raissa)
Teen Fiction"Gue cuman lelaki bajingan yang ngandelin janji manis untuk tiang hubungan kita,gue gak pantes dibilang manusia,lu bener,gue emang malaikat dua muka" -aksara Rangga Andrean Kisah putus nyambung dari Raissa dan Rangga menghantarkan mereka kedalam...