Sudut sudut bibirnya menunjukan kekecewaan,sangat berat.
Potret-potret angan itu terus bermunculan di pikirannya.Melepaskannya begitu saja?sungguh hal yang sulit,janji akan bersama selamanya itu seakan tidak terpikirkan lagi oleh kekasih yang ia cintai,meski susah,tapi harus bagaimana lagi.
"Raa!"
Pekikan itu seakan membuyarkan hubungan image dan tatapannya,ia menoleh dengan pelan,rasanya untuk mengangkat bibir pun sulit.Tanpa menjawab panggilan dari siswi berhijab dengan lekuk tubuh maksimal tinggi,ia hanya mengangkat alisnya,hm dengan berat.
"Dipanggil Rangga".
Raissa mendongak,baru saja ia masuk kelas karena lelaki itu memanggilnya,dan sekarang,lagi?.
"A-ahh"
Hanya lontaran sederhana,Raissa menyiapkan kaki kecilnya untuk turun dari atas meja,ia telap untuk melangkah.
"Gue mau pindah tinggal bareng ayah."
Perkataan itu hanya sedikit kata,satu helaian napas,sontak siswi wajah tirus didepannya mengganti lekukan alis yang sedari tadi berkerut."Pindah? kemana?"
Kerutan alisnya masih dibawah rata rata,ia masih bisa sedikit tersenyum manis seperti biasanya,karena melihat orang ganteng.mngkn."Amerika"
Siswa itu menatap jenuh,tidak melihat sudut bibir senyum yang sedari tadi menatapnya.
"Berapa lama?"
Seperti pertanyaan yang terlalu cepat bagi Rangga , Dia kira kekasihnya akan khawatir,marah,atau bahkan mungkin senang."Hmm ... "
Rangga hanya mendesah menatap jari jari tanah bingung."Pergi ke rumah bokap lu kan? Berapa lama?"
Pertanyaan itu terus dilontarkan Raissa ditengah tengah putaran tatapan Rangga,sulit untuk menebak lekukan wajahnya.
"G-gg .. gue g-gabakal balik"
Ucapan Rangga tadi hanya membuatnya tak berani membalas tatapan Raissa,ia terus mengerumus kebawah.
"G-gu.. gue bakal selamanya tinggal bareng ayah."Mimpikah ini yatuhan? Selamanya? Jelas-jelas Rangga berjanji akan menghabiskan waktu selamanya itu untuk dirinya,haruskah ia menyesal?marah?menampar Rangga?cps.
Raissa menatap kebawah menyimpan beberapa air dikantung matanya yang kecil,terlihat kaki tinggi dan sepatu putih,putih warna kesukaan lelaki itu.
Lebih tepatnya Raissa menunduk sembari menyembab."A-hmm"
Rangga menatap perempuan dengan air mata disudut sudut matanya,menyakitkan,janji nya sebagai seorang lelaki ternyata hancur.Perempuan yang berhasil menumpahkan air matanya itu kini menhepas kepalanya kasar, kaki kecil dengan sepatu warna kenangan itu terbelok diiringi tubuh dan kepala yang ia hepas dengan kasar, ia berjalan dengan cepat,menghapus terjunkan air yang mengalir di pipinya yang tirus.
Akankah Rangga memanggilnya kembali untuk membatalkan kepergiannya? Langkahan jalannya yang perlahan kini mulai semangat,masih ada ketenangan di pikirannya.
"Pasti,gue pasti bakal hidup bahagia selamanya sama Rangga,Rangga pasti batalin rencananya".
Batin yang baik untuk situasi seperti ini, tatapan mata tajam itu menyorot salah satu siswi yang berlari dengan mulut terbuka lebar menghasilkan tawa,ia berlari memasuki kelas X-1 ,tatapan Raissa hanya tertegun pada bekal yang siswi itu bawa,bekal dengan tempat yang manis.Bekal,pikirannya mengujar pada awal pertama Raissa dan Rangga menjadi sepasang kekasih, tak ayal,memang biasa bagi sepasang kekasih untuk menambah keromantisan hubungan mereka,dengan bekal dan satu suapan untuk berdua,manis dan lucu.
Hanya membuang buang waktu,Raissa melanjutkan langkah lepasnya menuju kelas bising itu,mungkin ia akan terhibur oleh keromantisan siswi tadi dan pacar barunya.
"Makan ya,gue baru masak tadi pagi"
Siswi itu tersenyum tipis menunjukan bekal diatas Meja,sepertinya ia sangat bahagia."Mau apaan bawa kek ginian?gue udah makan,kalo sampai Raissa liat bisa abis gue"
Didepan bekal yang siswi itu genggam,ia menyebut nama orang yang menatap mereka,pikiran buyar,tatapan kosong,dan mulut yang hanya bisa menelap membantu sebagian air yang akan turun."PERJODOHAN GUE SAMA LU GA BAKAL PERNAH TERJADI, INGET ! "
BATAS SUCI
orang gabut mah bebas y bisa nulis beberapa kata,tinggal vote sama komen kok,ga lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER ME (Rangga X Raissa)
Fiksi Remaja"Gue cuman lelaki bajingan yang ngandelin janji manis untuk tiang hubungan kita,gue gak pantes dibilang manusia,lu bener,gue emang malaikat dua muka" -aksara Rangga Andrean Kisah putus nyambung dari Raissa dan Rangga menghantarkan mereka kedalam...