"anjing ga istirahat dimenit ke 5,gue bunuh juga tu Rasti"
Genan menyembunyikan lontaran sempurna itu dibalik bisikannya,jam sudah menunjukan waktu istirahat,tapi guru biologi atau yang sering disapa Bu Rasti tetap beragumen dengan papan tulis dan perkataan cepatnya,seperti biasanya,mirip Suga BTS.Dan mungkin Mereka berdoa yang mestinya aneh dan dibuang dalam dalam,Bu Rasti bahkan tidak menghiraukan genan yang sudah menaikkan jari tengah nya ke udara berkali kali.
"Ehhh .... Vaaannn"
Perempuan kecil dengan tubuh mungil itu terus memanggil lelaki disamping bangkunya,caranya memanggil seperti film horror.Evan menoleh dengan perlahan,lehernya masih sakit karena kemarin,tidur di saung sawah sampai Maghrib.
"Bilang cepettt , udah waktunya istirahat"
Perempuan dengan rambut sebahu dan bisikannya yang terlihat lucu itu membuat Evan mengangguk sempurna."Bu Rasti"
Tangan kekar Evan diangkat setinggi mungkin,sontak Bu Rasti tersenyum enyuh.
"Oh oke,silahkan istirahat"
Bu Rasti pergi duduk dan menutup spidol hitam yang dipakai di papan tulis tadi.
Entah pikun,lupa,atau disengaja,istirahat selalu saja tak pernah terlintas dibenak Bu Rasti,waktu istirahat akan lebih 10 atau 15 menit,bahkan jika Evan tidak mengangkat tangan tidak akan istirahat.
Tidak ada yang berani mengingatkan,tapi bukan tidak berani,mereka hanya dihiraukan dan Bu Rasti akan sibuk menerangkan.
Mungkin karena Evan tampan,atau Evan tinggi jadi tangannya terlihat,atau mungkin karena bapaknya Evan juga tampan?.Seisi kelas yang bernafas keluar dengan ricuh,atau adapun yang diam membaca buku untuk pembelajaran jam berikutnya.
Evan terdiam menunduk di bangkunya,Arletta sudah pergi duluan ke kantin.
sekarang Rangga sudah memulai tanpa memberitahu akibat 'menghancurkan atau dihancurkan',sebenarnya gampang-gampang saja Evan menghancurkan hidup Raissa,tapi siapa yang akan balik menghancurkannya?polisi?orang tua Raissa?atau teman-teman Raissa?atau karena Arletta juga temannya Raissa?ah iya,gas.Evan sudah terbiasa dengan menghancurkan,apalagi hidup,bilik jendela ruang BK saja pernah ia robohkan,hanya karena terdorong.
Apalagi masa lalu semakin menjadikan Evan bersemangat untuk melakukan hal ini,Sandra itu perempuan yang goblok,tidak tau ya siapa Evan Sanders Javier?.
***Sandra keluar dari kantin sembari celingak celinguk,tadi di kantin ia tidak memesan apapun,hanya bertanya tanya dan mengelilingi isi kantin,pasti sedang mencari orang.
"Mana lagi tu lonte"
Ia sedikit bergumam sembari meremas androknya.
Raissa menatap kearah Sandra dengan delikan khasnya,ia berjalan melewati Sandra menuju perpus.
Gadis itu membulatkan matanya ketika jemari berdosa Sandra mencengkram punggung tangannya,Sandra tersenyum ciut disana."Lepas"
Ucap Raissa penuh penekanan,seakan tengah berhadapan dengan begal."Hubungan lu sama Rangga belum putus kan?".
Sandra menatap sinis Raissa,hubungan dengan Rangga?memang Rangga belum mengakhirinya,terakhir yang dikatakan Rangga pada Raissa hanya akan pergi ke Amerika."Bukan masalah lu"
Pemilik badai fitnah itu mencoba mencubit sedikit kulit Sandra agar melepas tangannya,dan sekarang?kulit Sandra memerah dengan tetap mencengkram punggung tangan Raissa,seakan tidak merasakan apapun."Mau yang lebih?"
Sandra memutarkan sepenuhnya tangan Raissa kebawah,bukannnya meringis atau berteriak,Raissa hanya berdehem.
Sampai sandra mendorongnya.
Tubuh Raissa sukses menjatuhkan pot bunga yang indah,ya indah."Anjir"
Ia bergumam,seragam putihnya kini sudah lucut karena tanah,dilihatnya Sandra yang sedang tersenyum manis.
Cacing,iya cacing,sontak Raissa berdiri karena takut bersentuhan dengan serangga merayap tersebut."Oh.. mau buat gue mati?"
Senyuman manis Sandra dibalas oleh Raissa dengan micing,tidak baikmenolak senyuman bukan?senyum itu ibadah."Ah-ahghh"
Raissa berdesis keras,lutut yang masih sakit itu ditendang oleh Sandra yang masih nyaman dengan senyumannya.
Semua murid terpana dengan Sandra,mereka bergumam memuji gadis itu.
Lengkap dengan Raissa yang masih diam meringis kesakitan diatas lantai berbalut keramik.Sekian banyak orang yang bergumam dan mengucapkan sepatah kata yang aneh,Raissa hanya menatap Evan yang menggerakkan bibirnya berbicara sesuatu.
"Mampus".
[.]
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER ME (Rangga X Raissa)
Teen Fiction"Gue cuman lelaki bajingan yang ngandelin janji manis untuk tiang hubungan kita,gue gak pantes dibilang manusia,lu bener,gue emang malaikat dua muka" -aksara Rangga Andrean Kisah putus nyambung dari Raissa dan Rangga menghantarkan mereka kedalam...