Angin berhembus dengan tenang,pesawat yang sedang beroperasi ini tampak baik-baik saja,bahkan semua orang tidak melihat satu atau sedikit awan hitam yang tengah mengumpul.
Rangga membiarkan kepala dan lehernya terasa ngilu karena posisi bersender yang tak nyaman,bukan karena ia memesan tempat disayap pesawat,tapi karena hatinya yang masih gundah akan rencananya untuk pergi.
Satu teh yang ia siapkan tadi malam bahkan belum tuntas dibuat,lalu bagaimana dengan janjinya pada Raissa?.
Sebesar apakah janji itu? Janji untuk tetap bersama bukan?bukankah 'bosan' selalu menyelimuti rasa kehidupan Rangga? Dan 'bodo amat' ialah bintang hidupnya?.
Sekali lagi,untuk saat ini dan besok,perempuan itu tidak akan pernah hilang di pikirannya.
Semua orang memang harus menepati janji,termasuk lelaki,tapi yang satu ini sepertinya bukan janji,
Dibuat gundah dan dibuat tidak pernah hilang dari ingatan?.***
"RARAAAAAA !!!!"
Seluruh murid yang ada di koridor rasanya seperti didatangkan imam mahdi,mereka menutup telinga dan menyingkir,bahkan saking kagetnya salah satu siswi dibawa ke UKS."Bangsat !"
Vaghas menutup lokernya ketika earphone yang ia pakai untuk mendengarkan lagu "Fine" dari penyanyi Korea selatan "taeyon" itu harus terpecah belah."Uwaaaahh?!! Ada Vaghas ciww"
Goda siswi dengan hijab khasnya seakan tidak terjadi apa - apa.
"Mana Raissa nya heum?".
tanya siswi aneh itu."Mati aja lu anjing"
Vaghas menyeret iris matanya kearah lain dan pergi,delikannya itu hanya membuat suasana makin aneh."Gue anjing?doggie?"
Adinda Cempaka dewi nama gerangan siswi yang membuat keadaan koridor ricuh."RARAAAAA!!!!"
"Kemana sih dia"
"WOY RARA KALUAR MANEH!!"Adinda berlari berniat mencari Raissa untuk menanyakan soal artis Korea yang ditemukannya di spanduk kopi tadi pagi,ia mengelilingi seluruh koridor,tapi matanya hanya menemukan orang-orang yang membicarakan hal aneh.
Alhasil ia tertunduk sembari berjalan dan menghitung jumlah keramik yang ada dilantai dan dilewatinya.Matanya sebelumnya menangkap sepatu hitam polos ketika ia baru menghitung sampai "30" sontak kepalanya menabrak dada bidang yang kekar,parfum aneh sempat dicium hidungnya.
Lelaki dihadapannya tidak terlalu tinggi,ia mendonggak dan mendapatkan Evan yang hanya terdiam dengan wajah datarnya."Jalan liat - liat"
Ucap Evan singkat kemudian berjalan kembali,seperti Vaghas tadi."Ehh epaan !"
Adinda berhasil membuat memberhentikan langkah evan,dengan posisi tanpa menoleh."Liat Raissa ga?gue cari dari tadi ga ada".
Evan dengan singkat menggeleng,lalu kembali berjalan.
Adinda mendengus dan melakukan hal yang sama.Sebenarnya Evan ingin memberitahu tentang siswi yang adinda tadi bicarakan,tapi rencana menghancurkannya akan gagal.
***
Sebenarnya ini yang dilakukan vaghas,menutup telinganya menggunakan earphone agar tidak mendengar gosip-gosip bajingan yang tengah menjadi pansos disekolah ini.
Ia menjatuhkan kepalanya pada bangku di kelas ini.
Kemana Raissa?perpustakaan sekarang sepi,sekarang juga tidak ada pelajaran sejarah.
Ingatannya kembali menuai pada pagi tadi,saat ia sedang menyombongkan diri dengan rasa yang menurutnya keren,ia melihat Rangga yang duduk santai didalam mobil,apa mungkin gosip itu benar?."Weh anjir parah,tadi ada yang jatoh dari koridor sampe dibawa ke UKS"
"Tau dari mana jir?"
"Sok tau lu"
"Gue ngomong bener Jing,tadi kalo ga salah kaki ato tangannya gitu yang patah".
Mereka seakan bergumam,atau berbisik atau apalah itu,yang jelas yang menyambung di pikiran vaghas adinda terlalu berlebihan berlari sambil berteriak,ia menyenggol,mendorong,dan menjambak siapapun yang menghalanginya.
Tepat didepan bangku vaghas seorang siswi datang dengan kantung mata yang sepertinya dipenuhi air,ia jalan juga tertatih tatih.
Vaghas tidak berniat untuk menoleh atau memeriksa bangku didepannya,bangku depan ialah bangku adinda dan Hasna.
"Orgil nyasar"dan "pens berat plastik"
Sebutan unggul mereka."Kemana aja Ra?dicariin gas dari tadi".
Siswi yang tadi sedang bergosip ria itu memulai pembicaraan pada manusia didepan bangku vaghas." Ehh .. Ga kemana mana"
Raissa tersenyum tipis,senyuman itu hanya satu detik,kemudian menghilang.Vaghas yang sedari tadi memejamkan mata kini terkejut,senyuman kecut terturai di wajah sok gantengnya.
Ia menegakkan badan lalu menatap dalam-dalam Raissa.
"Dari mana aja?"
Ucapnya tanpa senyuman yang tadi."Ada disini"
Raissa melirik vaghas sebentar lalu menertap suasana bising diluar kelas."Ohh..Disinii"
Vaghas meulurkan tangannya menuju dada lalu mencengkeramnya,ia kembali tersenyum kecut."Garing."
Iris mata Raissa bertubrukan dengan bibir yang vaghas harap bisa disunggingakan,tapi di pout saja tidak.
Tau kan maksud vaghas?Raissa dari tadi disini,dihatinya,dan akan selamanya dihatinya."Rangga pergi menjauh,dan sekarang deketin vaghas? Oh my heart, emang ya, lonte itu ga cukup satu lelaki".
"Padahal alasan Rangga menjauh demi lu kan san".
Masih bisa didengar.
[.]
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER ME (Rangga X Raissa)
Teen Fiction"Gue cuman lelaki bajingan yang ngandelin janji manis untuk tiang hubungan kita,gue gak pantes dibilang manusia,lu bener,gue emang malaikat dua muka" -aksara Rangga Andrean Kisah putus nyambung dari Raissa dan Rangga menghantarkan mereka kedalam...