inget ye harus dibaca dengan IQ diatas Monas:)
Vomentnya kak !
"Gue heran,gimana bisa si Sandra dijodohin sama Rangga,padahal kan Sandra milik lu Van."
Ucap perempuan yang tengah duduk didekat Evan dengan sedikit membungkuk agar wajah lelaki itu terlihat."Mana gue tau".
Mesem evan yang masih menatap keadaan sore di sawah ini."Kurang ganteng kali lu".
Cibir Arletta perempuan didekatnya sembari membenarkan posisi duduk membungkuk nya itu."Sembarangan."
Evan memejamkan matanya, memang cinta tanpa disengaja kepada SANDRA tidak pernah berguna.
Siapa yang tidak beruntung mendapatkan cinta lelaki dingin sekhalayak?
Sekali lagi Evan ingat perjanjiannya dengan Rangga, menghancurkan atau dihancurkan.***
Rangga berjalan melewati koridor menuju kelas yang sempurna bising itu, kunang - kunang agak menyelimutinya karena habis dari lapangan yang panas.
Akhirnya perjalanan itu selesai,kelas ini memang tidak berguna,tidak usah dibangun susah payah dengan semen dan batu bata.
Ia duduk,pikirannya kembali teringat pada sesuatu yang terjadi di lapangan tadi,ketika perempuan yang menurutnya aneh menjatuhkan air mata,dan pergi begitu saja,aneh."Nan ! "
Teriak Rangga pada salah satu siswa yang sedang membenarkan resleting celananya.
Rangga lalu mengibaskan tangannya menyuruh temannya itu untuk menghampirinya."Apaan ? Nyuruh gue gombalin Bu Lilis lagi biar gratisin jajanan?"
Genan,temanya yang satu ini memang
Tidak goblok , tapi anu."Suruh orang buat panggil Raissa "
Titah Rangga menatap Genan malas."Goblok lu,kenapa ga suruh gua aja"
Lalu siswa itu pergi sembari menaikkan celananya yang longgar."Suruh lu sama aja suruh babi setan !"
Pekik Rangga sedikit gergeran.Kali ini pikirannya kembali memutar.
Rencananya untuk pergi ke Amerika
Harus dikatakan dengan baik - baik kepada Raissa. Tatapan Rangga tadi sedu,sedikit sedih dan membuat akting tersenyum palsu,padahal ia ingin segera memberitahu Evan.Ditengah pemikiran aneh yang random tersebut seorang siswi datang menghampiri mejanya dengan mengulum senyum dikedua matanya yang bak tanpa dosa.
Digenggamnya kotak makan berwarna biru."Makan ya,gue baru masak tadi pagi"
Ucap siswi itu menatap Rangga dalam dalam.
Tadi pagi?inikan sudah siang,berarti dia beli dikantin bu Lilis,bukan memasaknya sendiri.
Rangga awalnya tidak berniat membalas tatapan penuh arti siswi itu,tapi kelangkangannya menangkap bayangan yang tengah ia panggil,Raissa.Bukannya bagus kalo gue buka disini,kan jadi lebih gampang kabur ke Amerika.
Tapi santuy Rangga."Mau apaan bawa kek ginian?gue dah makan,kalo Raissa tau bisa abis gue".
Rangga menatap sinis siswi cantik itu,walau dalam hatinya sedikit berlonjak senang melihat Raissa yang terkejut."PERJODOHAN LU SAMA GUE GABAKAL PERNAH TERJADI,INGET !"
Dinding air mata yang tidak bisa ditahan akhirnya terjatuh.
Raissa membalikkan tubuhnya yang specheeles,niatannya kali ini hanya satu,berlari dan pergi ke Belakang sekolah.Sandra sedikit kaku mendengar perkataan yang bahkan sebelumnya ia tidak harapan dan bahkan benci,tapi pikirannya sama kini dengan Rangga ketika melihat perempuan yang tengah berdiri didepan pintu menuju keluar sembari mengusap air matanya. Siapa lagi kalau bukan Raissa?
Yang ada dibenak seluruh siswa dikelas kali ini hanya satu.
"Puas juga gue liat Raissa kek gitu karena Rangga,Rangga tu udah ga cinta lagi malah dipaksain,jadinya kan BOOM !"
Gumaman yang selalu teringat dibenak Rangga kala itu, 'udah ga cinta lagi' benarkah?ia bertanya tanya.BATAS SUCI
Tau kenapa pen double up gitu hari ini:)
Ok lah,kalo kalean ngerti berarti IQ na harus gue tepuk tanganin.
Bacanya pelan" ye,takut ga ngerti.Don't forget -!
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER ME (Rangga X Raissa)
Teen Fiction"Gue cuman lelaki bajingan yang ngandelin janji manis untuk tiang hubungan kita,gue gak pantes dibilang manusia,lu bener,gue emang malaikat dua muka" -aksara Rangga Andrean Kisah putus nyambung dari Raissa dan Rangga menghantarkan mereka kedalam...