Waktu menunjukan pukul 1 dini hari, namun Agatha masih belum bisa memejamkan matanya. Entah kenapa rasanya malam ini sulit sekali untuknya tertidur padahal dia merasa sangat lelah setelah pulang dari rumah sakit tadi
"Gue ko jadi penasaran banget ya siapa ketua The Lion itu? Tapi gak mungkin kalau gue tanyain ke Bang Adnan, nanti dia malah marah banget lagi sama gue" gerutu nya yang sedari tadi sudah beberapa kali mencari posisi nyaman agar bisa tertidur, namun hasilnya benar-benar nihil
Setelah sedari tadi ia tak bisa tertidur, akhirnya kantuk itu pun tiba. Namun baru saja ia akan tertidur pulas, ia dikagetkan kembali dengan suara gedoran pintu di lantai dasar
Apaan sih? Gak tau apa orang baru mau tidur?- kesal gadis itu dan ia langsung keluar dari kamarnya untuk membukakan pintu
Ntalah Agatha sama sekali tak nethink begitu mengetahui tengah malam begini ada yang berani mengedor rumahnya. Bagaimana kalau perampok? Bagaimana kalau orang itu akan menculik Agatha? Tapi gadis itu tak menghiraukan, yang jelas ia sangat kesal karena tidurnya sudah di ganggu
"Eh" kaget nya karena saat membuka pintu ia melihat seseorang dengan tubuh tegap begitu terkulai lemas di hadapan nya. Dengan sigap ia pun menangkap tubuh itu dan berusaha membopong nya menuju sofa dekat sana
"Kamu berat" ucap gadis itu setelah selesai meletakan tamunya yang sudah sangat lemas
"Revan.. kamu mabuk?" Tanya Agatha yang sudah jelas tidak akan mendapat jawaban dari Revan. Ya lelaki yang sudah mengganggu Agatha dengan menggedor pintu rumah nya itu adalah Revan. Bahkan kesal Agatha pun seketika hilang saat melihat lelaki ini
"Ya ampun van, ada apa sih? Kenapa kamu terlihat sekacau ini?" Tanya Agatha kembali. Bahkan ia kini menyandarkan kepala Revan di pinggir sofa yang sudah di letakan bantal sebelumnya dan gadis itu pun tak lupa melepas sepatu yang di gunakan Revan
"Untung aja kamu dateng nya kerumah aku, coba kalo kerumah tante girang. Bisa bahaya" lagi-lagi gadis itu terus berbicara sendiri, sementara yang diajak bicara sepertinya sudah tertidur pulas
Setelah selesai menyamankan posisi tidur Revan, tanpa ia sadari gadis itu pun tertidur sambil terduduk menenggelamkan kepala di atas silangan tanganya sambil mengahdap ke sofa yang ditiduri Revan
Uhukk..uhukk..
Suara batuk seseorang yang langsung membuat Agatha terbangun dari tidurnya. Dengan sigap ia pun mengambil minum dan menyodorkanya kepada lelaki itu
"Arghh kepala gue sakit" ucap lelaki itu belum sadar sepenuhnya
"Tidur lagi aja Van" dan akhirnya suara itu berhasil menyadarkan Revan. Lelaki itu pun menatap heran kearah orang yang ada di depanya ini
"Lo ngapain disini?" Tanya Revan yang justru membuat Agatha berbalik heran, bukanya dia yang seharusnya bertanya seperti itu?
"Ini rumah aku Van" ucap Agatha yang membuat Revan langsung mengedarkan pandangan
"Ko gue ada disini?" Tanya dia sendiri dan tentu saja Agatha mana tau jawabanya
"Kan kamu sendiri yang semalem gedor rumah aku, terus pas aku buka pintu eh kamu malah pinsan. Kamu pasti semalem banyak minum ya?" Tanya Agatha dan Revan langsung memutar keras ingatanya. Dan benar saja apa yang dikatakan Agatha, semalam ia merasa sangat prustasi dan melampiaskan nya pada minuman. Bahkan tanpa bisa ia kendalikan, rasanya tiba-tiba saja kaki nya membawa ia ketempat ini
"Masih pusing ya?" Lanjut gadis itu
"Gue mau balik" ketus lelaki itu. Memang dia itu sama sekali tak tau terima kasih. Sudah baik hati semalam ia di bawa masuk kerumah oleh Agatha. jika saja gadis itu kejam, mana mau ia memasukan orang yang mengganggu tidurnya dan menggedor rumah orang sembarangan
"Ini baru jam setengah 4 pagi. Dan kamu kesini jalan kaki van, gak mungkin juga jam segini ada kendaraan umum lewat. Udah sih mending tidur dulu bentar, biar besok aku yang anterin" sebego nya Agatha dengan obsesi nya pada Revan, tapi di saat seperti ini ia tak mungkin berbuat macam-macam. Akal sehatnya masih berfungsi secara utuh
"Oke" dengan sedikit gengsinya akhirnya Revan pun mengalah ia duduk kembali di atas Sofa yang tadi ia tiduri
"Karena sekarang kamu udah bisa jalan, mendingan pindah dulu gih ke ruang tamu. Kalau tidur disini, takut ke akunya jadi khilaf" Agatha menyeringai setelah mengucapkan itu. Namun Revan sama sekali tak memperdulikannya dan ia justru berjalan menuju tempat yang di tunjukan Agatha tadi
Waktu kini tepat menunjukan pukul 7 pagi dan Agatha sudah siap di meja makan dengan berbagai jenis sarapan seperti sandwich, nasi goreng dan telur dadar, dan French toast yang merupakan makanan kesukaan Agatha
Dia sengaja bangun lebih pagi sebelum Revan bangun karena ia ingin sarapan bersama dan menanyakan banyal hal pada lelaki itu
"Selamat pagi" sapa Agatha pada seorang pria yang tengah berjalan sempoyongan sambil memegang kepalanya
"Efek nya masih kerasa ya?" Tanya Agatha sambil berjalan menghampiri lelaki itu
"Hmm" jawabnya sambil terduduk diatas sofa
"Sarapan dulu yuk, abis itu kamu minum obat biar gak terlalu pusing" kalau dalam keadaan seperti ini, entah kenapa Revan merasa sedikit lega. Setidaknya Agatha tak seberisik waktu di sekolah
Mereka berdua pun akhirnya duduk bersebrangan di depan meja makan
"Kamu mau apa aja? biar aku ambilin. Tenang ini masakanya bi Diah dan udah pasti enak, kamu gak perlu khawatir" ucap gadis itu seolah menjawab keraguan Revan
"Biar gue sendiri" ketus lelaki itu lalu mengambil makanan nya sendiri, dan Agatha hanya bisa memerhatikan sambil tersenyum
Selama acara sarapan itu berjalan, tak ada satupun yang membuka percakapan. Baik Revan ataupun Agatha hanya sibuk dengan makanan mereka sampai akhirnya mereka selesai dengan sarapanya
"Mau kemana?" Tanya Agatha saat Revan beranjak dan menghampiri pintu keluar
"Balik.. arghh" jawabnya yang kemudian memegang kepala sambil bersandar di pintu
"Tuh kan, makanya kalau di bilangin jangan ngeyel! Sini minum obat dulu" kesal Agatha dan kemudian memapah Revan untuk kembali ke tempat duduk
Setelah itu ia pun berlari untuk mengambil sesuatu
"Nih, ganti dulu pake ini. Baju kamu bau alkohol" pinta Agatha sambil menyodorkan sebuah kaos pendek berwarna hitam namun Revan justru mengernyitkan dahi
"Ini punya papa aku. Pasti muat ko di kamu" sambungya seolah menjawab isi otak Revan. Kemudian lelaki itu mengambilnya dan bergegas menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian nya. Lagian benar juga kata Agatha kalau baju Revan sangat bau alkohol dan gadis itu tak menyukai nya
Setelah beberapa menit lamanya akhirnya lelaki itu keluar. Dia pun tadi sempat mengguyur diri dengan air berusaha meredakan rasa pusing di kepalanya namun sama sekali tak berpengaruh. Kepala Revan masih sangat terasa pusing
"Masih pusing ya?" Tanya Agatha setelah lelaki itu kembali mendudukan dirinya
"Hmm" bukan jawaban yang di berikan tapi hanya sebuah deheman
"Eh Revan!" Pekik gadis itu saat Revan tiba-tiba saja ambruk di depanya
Yeayyyy... panjang lagi. Tapi sorry banget ya kalo misalkan banyak typo soalnya aku nulisnya pake sebelah tangan doang. Dan ini pun aku nulis gara-gara jenuh aja baring terus. And thanks buat kalian yang udah mau baca, jan lupa tinggalin vote okayyyy🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
M Y B A D B O Y (Completed)
Teen Fiction[follow saya dulu, nyatanya itu lebih baik] "Itu bukan urusan lo ta! Dan kenapa lo terus-terusan gangguin gue, hah?" tanya Revan dengan nada suara tingginya. "Kamu pasti tau jawabanya, Van. Itu karena aku sayang sama kamu," ucap Agatha lembut "Ini...