Saat ini Agatha tengah kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan. Revan baru saja ambruk tepat di depanya, ia ingin membawa lelaki itu ke kamar namun mana mungkin ia kuat sendirian membawa lelaki itu dan apalagi kamar ruang tamu berada di atas yang tentu saja mengharuskan menaiki tangga. Ingin minta tolong orang, disini tidak ada siapa-siapa bahkan bi Diah pun tengah pegi belanja
Akhirnya gadis itu memutuskan meminta tolong pada pak ujang, satpam komplek rumah nya. Tanpa meragukan apapun, Agatha segera memanggil pria berusia 40 tahun itu
"Ya ampun non, ini kenapa bisi begini?" Tanya pak Ujang begitu sampai di rumah Agatha dan melihat kondisi Revan
"Agatha gak tau pak. Mending kita bawa ke kamar ruang tamu dulu" pinta gadis itu dan langsung di angguki oleh pak ujang
"Huh.. makasih yah pak, untung ada bapak yang bantuin saya. Kalau nggak, bisa kewalahan saya" ucap agatha pada pak ujang
"Sama-sama non. Ini pacarnya non ya? Ganteng yah" ucap pak ujang yang membuat Agatha hanya tersenyum menahan malu
"Doain aja pak" jawab Agatha dan pak ujang pun hanya tersenyum kemudian pamit untuk kembali bekerja
Agatha pun segera berbalik dan mengecek keadaan Revan. Betapa terkejutnya gadis ini saat ia mengecek suhu tubuh Revan, dan suhu tubuhnya sangat tinggi. Dengan bergegas gadis itu pun mengambil air kompresan agar bisa meredakan suhu tubuh Revan
Setelah selesai mengomopresi lelaki itu, Agatha segera menelpon bi Diah agar bergegas pulang dan membuatkan bubur untuk Revan
"Ya ampun Revan, kenapa bisa gini sih?" Lirihnya sambil memandang khawatir ke arah Revan
Sadar dengan rasa lelahnya, akhirnya gadis itu pun membaringkan diri di sofa yang tepat menghadap tempat tidur lelaki itu sampai rasa kantuk pun menghampirnya
Uhekk.. uhekk..
Sadar dengan suara barusan, Agatha pun segera terbangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya gadis itu saat mendapati Revan sudah tak lagi berada di tempat semula
"Revan.. van.. kamu dimana?" teriak Agatha sambil mengecek ke seluruh penjuru ruangan
"Ta" lirih seorang pria yang baru saja keluar dari kamar mandi. Terlihat sekali wajah dan bibirnya sangat pucat. Bahkan lelaki itu terlihat begitu kusut. Agatha pun segera berlari untuk membantu jalan lelaki itu. Beruntung sekali saat ini Revan tengah sakit, jadi ia tak bisa memberikan penolakan seperti biasanya
"Bentar ya. Kamu istirahat dulu disini" tanpa menunggu jawaban apapun dari Revan, Agatha segera berlari ke bawah untuk mengambil bubur dan obat yang sudah tersedia
10 menit kemudian gadis itu kembali dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur dan segelas air putih beserta beberapa obat untuk Revan minum
"Kamu makan dulu ya, abis itu minum obat" pintanya kemudian terduduk di samping tempat tidur dan menghadap Revan. Bagusnya saat seperti ini Agatha tak merasa gugup sama sekali, bahkan ke gilaan nya pada lelaki ini seolah tergantikan. Agatha tak menyukai orang yang ia sayang menjadi lemah, termasuk Revan. Sadar atau tidak, Agatha lebih suka Revan yang dingin dan selalu membentak atau memarahinya. Bukan Revan yang diam karena menahan sakitnya
"Nih aaaa" Kini Agatha berusaha menyuapi lelaki itu. Dan tanpa sedikitpun penolakan lelaki itu justru menurut saja. Perlahan ia ingat mengenai kebiasaan mama nya yang selalu merawatnya disaat seperti ini. Memang setiap terlalu banyak minum alkohol, Revan pasti akan langsung sakit. Tapi lelaki itu tak menghiraukan nya, hanya dengan cara itu ia bisa sedikit lari dari masalah walau ujungnya akan menyakiti dirinya sendiri
"Semalem kamu minum berapa botol sih sampe jadi kayak gini?" Tanya Agatha namun tak langsung dijawab oleh Revan
"Van? Kamu gak boleh nyakitin diri sendiri. Kalau kamu ada masalah, kamu bisa cerita sama siapa aja yang kamu percaya. Dan kalau kamu mau, kamu boleh cerita ke aku. Kamu tenang aja, begini juga aku pinter kalau soal jaga rahasia. Dan dengan cerita ke orang lain, setidaknya kamu bisa merasa lebih lega van" sambung gadis itu namun Revan tetap saja terdiam
KAMU SEDANG MEMBACA
M Y B A D B O Y (Completed)
Teen Fiction[follow saya dulu, nyatanya itu lebih baik] "Itu bukan urusan lo ta! Dan kenapa lo terus-terusan gangguin gue, hah?" tanya Revan dengan nada suara tingginya. "Kamu pasti tau jawabanya, Van. Itu karena aku sayang sama kamu," ucap Agatha lembut "Ini...