Seperti tahun-tahun sebelumnya, setelah mengadakan penilaian akhir semester SMA MAHASAKTI selalu mengadakan pekan olahraga antar kelas dan seperti itulah yang terjadi saat ini. Di sekolah ini, banyak sekali orang yang sedang berlalu lalang. Ntah itu untuk kesibukan perlombaan, atau hanya sekedar berjalan-jalan tidak jelas. Dan itulah yang sedang di lakukan Revan dan sahabatnya
Sedari tadi mereka hanya mondar-mandir tidak jelas mengitari seluruh penjuru kelas, untuh cuci mata, ah sepertinya Revan bukan orang seperti itu. Oh atau mungkin untuk mencari Agatha, nah yang ini lebih tidak mungkin lagi
Sebenarnya revan hanya sedang mengawasi keamanan sekolahnya. Lahh, emang dia satpam? Oh tidak tentunya. Ia dan yang lainya melakukan itu karena kemarin sore ia mendapat acaman dari sekolah Rival bahwa mereka akan menyerang mahasakti. Maka dari itu Revan hanya berjaga-jaga saja
"Kayaknya hari ini aman deh van" ujar Danu yang sudah mulai kelelahan
"Hmm" sedangkan Revan hanya menanggapi dengan dehemanya saja
"Kantin yuk. Gue udah kehabisan energi nih" Ajak Danu kembali
Baru saja mereka ingin melangkahkan kaki menuju kantin sekolah, tiba-tiba saja suara keributan terdengar dari luar gerbang bahkan membuat sebagian penghuni MAHASAKTI berhambura menyelamatkan diri
Hal yang berbeda terjadi pada Revan, ketiga sahabatnya, dan beberapa orang yang memang sudah biasa menghadapi keadaan ini. Mereka pun segera berlari menuju gerbang sekolah setelah salah satu siswa memberikan masing-masing dari mereka alat untuk membantai para rival
"Akhirnya keluar juga lo!" Teriak salah satu siswa yang diketahui berasal dari sekolah lain itu
"Hahaa.. berani juga lo main di kandang lawan" ucap Revan meremehkan
"Bangsat lo" makian keluar dari mulut lelaki itu dan akhirnya terjadi baku hantam diantara mereka yang di susul oleh siswa yang lainya
Saat ini tak ada satupun yang bisa tenang, baik yang sedang mengamankan diri ataupun yang sedang adu jotos di depan sekolah mahasakti. Untung saja hanya berselang 10 menit perkelahian itu, datang lah mobil polisi dengan suara khasnya yang membuat para penyerang berlairan meninggalkan SMA MAHASAKTI, namun ternyata Revan tak sebodoh itu mau melepaskan mereka begitu saja. Ia berhasil membantai salah satu Siswa SMA rival itu untuk di serahkan kepada pihak yang berwajib
Setelah urusannya dengan pihak berwajib selesai, Revan dan ketiga sahabatnya pun kembali kesekolah. Terlihat sekali penampilan mereka sangan lusuh juga luka lebam di beberapa area terbuka, sudut bibirnya nampak sekali darah yang sudah mengering. Bahkan tadi, pak nanto sudah menyuruh mereka semua untuk pergi keruang uks. Meskipun mereka salah karena telah berkelahi di depan sekolanya, tapi sekolah juga memberika keringanan karena ini tak sepenuhnya salah mereka. Sekolah lain menyerang tanpa sebab, dan mereka hanya berusaha melawan saja
"Revano..!!" Teriak Agatha saat melihat Revan berjalan di koridor kelas. Kemudian dia pun segera berlari menghampirinya
"Kamu gakpapa kan?" Tanya agatha kembali sambil mengelus lebam di pipi revan
"Hmm" lelaki itupun hanya berdehem menjawab pertanyaan agatha
"Obatin dulu ya. Nanti takutnya infeksi lagi" ucap agatha dengan nada khawatirnya
"Gak usah. Gue bisa sendiri" acuh revan
"Eh Agatha" panggil seseorang di belakang sana yang membuat semua orang disitu menatap kearahnya
"Eh iya pak" jawab Agatha melihat ternyata orang yang memanggilnya barusan adalah pak nanto
"Kamu gak sibuk kan?" Tanya pak nanto setelah berada di antara mereka semua
"Nggak pak. Kenapa ya?" Heran Agatha
"Antar mereka ke uks ya. Kasian itu lukanya pada parah, terus kalau bisa sekalian aja bantu ngobatin luka nya" pinta pak nanto yang tentu saja membuat agatha kegirangan
"Gak usah pak saya bisa sendiri" sebal revan, sementara ketiga sahabatnya hanya tersenyum menatap
"Iya pak tenang aja, nanti agatha minta temen-temen buat bantuin" senang gadis itu
"Baikla, bapak titip mereka ya. Yaudah sekarang bapak mau pergi dulu" ucap Pak nanto yang kemudian pergi meninggalkan tempat tadi
"Yuk!" Perintah Agatha yang mebuat Revan hanya menghembuskan napasnya gusar
Sesampainya di ruangan serba putih itu, Agatha segera menyuruh semua lelaki tadi menduduki masing-masing brankar, lalu ia segera mengambil beberapa kapas dan obat merah. Sebelumnya, agatha sempat mengabari Laura dan Vika untuk menyusulnya ke UKS. Tentu saja ia melakukan itu, toh tidak mungkin juga kalau agatha harus mengobati semua orang karena tujuan utamanya hanya Revano seorang
"Vano, aku obatin ya. Tapi maaf kalau agak sakit" izin agata dan lelaki itu hanya menjawab dengan deheman. Agatha pun mendudukan dirinya di samping brankar yang di duduki revan dan dia segera menghadap lelaki itu
"Aww.. bisa gak sih pelan aja" ringgisnya saat Agatha mengobati dan sedikit menekan di bagian sudut bibir Revan
"Lah, tadi aja pas ributnya paling depan. Giliran di obatin aja kesakitan" ucap Agatha sedikit terkekeh
"Kalau gak iklas gak usah. Gue bisa sendiri" kesal lelaki itu. Ntah kenapa Agatha tidak pernah marah jika Revan membentaknya malah justru gadis itu makin menyukainya
Terserah sekasar apapun kau mau berbuat padaku, yang jelas aku tidak akan menyerah jika belum waktunya. Aku juga akan tetap menyayangimu sampai aku lelah sendiri. Tapi sepertinya kata menyerah itu sangat sulit untuk aku lakukan- batin Agatha
"Perban jangan?" Tanya Agatha pada Revan setelah ia membersikan luka di lengan Revan yang tadi sempat berdarah
"Gak usah!" Ketus lelaki itu
"Yaudah, nih udah selesai. Semoga lekas membaik ya" agatha berucap dengan penuh kelembutan namun lelaki itu justru berdiri dan bergegas meninggalkan ruangan itu sedangkan Agatha hanya tersenyum miris menatap punggung pria itu yang kian menjauh
"Agatha" lirih seorang pria yang ternyata adalah vian
"Iya" agatha tetap berusaha tersenyum walaupun ada goresan di hatinya barusan
"Lo yang sabar aja ya. Mungkin Revan belum yakin aja kalau lo beneran sayang sama dia" ucap Vian berusaha menenangkan walaupun lelaki itu juga sebenarnya menahan sakit. Dan dalam hal ini, Vian cukup dewasa mengiklaskan orang yang benar-benar dia sayang mengejar cinta sahabatnya sendiri
"Thanks ya yan. Lo udah di obatin kan?" Tanya Agatha dengan tenang dan tetap mengembangkan senyuman
"Udah ko tadi sama si Vika" jawab vian
"Yaudah bagus deh. Eh gue balik kelas dulu ya, lo cepet baik ya" ucap Agatha sambil menepuk pelan pundak Vian dan berlalu meninggalkan ruangan serba putih itu
Vommentt!!
KAMU SEDANG MEMBACA
M Y B A D B O Y (Completed)
Dla nastolatków[follow saya dulu, nyatanya itu lebih baik] "Itu bukan urusan lo ta! Dan kenapa lo terus-terusan gangguin gue, hah?" tanya Revan dengan nada suara tingginya. "Kamu pasti tau jawabanya, Van. Itu karena aku sayang sama kamu," ucap Agatha lembut "Ini...