Bag 2: Akibat bolos

2.4K 98 1
                                    

Bel masuk di SMA MAHASAKTI baru saja berbunyi. Beberapa guru pun bergegas memasuki kelas yang akan mereka ajar. Begitupun dengan kelas XII IPA 3, atau lebih tepatnya kelas yang dihuni oleh Agatha, Laura, dan Vika. Tiga sejoli yang sudah sekelas sejak mereka memasuki bangku sekolah menengah Atas. Itu memang di sengaja, mereka sering bernegosiasi dengan para guru jika kelas mereka dipisah dan alhasil, mereka selalu menang.

Kelas ini sekarang akan memasuki pelajaran Kimia, cukup killer memang bagi sebagian murid tapi tidak untuk Agatha. Dia sangat menyukai pelajaran ini dari dulu, tapi tidak dengan gurunya. Pelajaran kimia di kelas XII di ambil oleh bu Wati, guru yang merambat sebagai BK yang sering menjadi langganan Agatha selama ini.

"Ya ampun Agatha! Ini kamu apa-apaan? Kenapa rambut kamu jadi biru begini sih? Udah kayak warna gordeng di rumah ibu aja!" teriak bu wati yang membuat telinga banyak orang cukup pengang.

"Ah ibu ya, Gak tau fashion banget. Ini tuh lagi trend nya bu," jawab agatha dengan santainya .

"Fashion apaan? Emang kamu mau jadi model hah?" tanya bu Wati kembali.

"Saya kan emang model, bu. Lagian saya sengaja ngecat rambut bu soalnya abis dari sekolah saya langsung ada pemotretan, bu. Kalau ngecatnya nanti, itu gak bakalan keburu, bu." Alasan Agatha memang cukup logis tapi kali ini dia benar-benar berbohong.

"Kamu ya ngeles aja kayak bajaj. Udah ibu gak mau tau sekarang kamu gak boleh ikut pelajaran ibu dan kamu nunggu di luar!" titah bu Wati.

"Yah ibu ko tega sih sama saya. Padahal saya pengen banget ikut pelajaran ibu, saya 'kan suka pelajaran kimia. Terus kalau saya nanti pas ujian gak lulus pelajaran ibu, gimana? Nanti yang malu ibu sendiri, 'kan? Masa iya nanti kata guru yang lain 'eh si Agatha nilai UN kimia nya ko jelek sih? padahal dia kan sering ikut olimpiade kimia. Masa iya gara-gara di gurui sama bu Wati' tuh kalau kayak gitu kan ke ibunya juga gak enak, bu." Ujarnya yang terus meyakinkan gurunya ini.

"Hadehh kamu ya bikin ibu pusing aja. Yaudah kamu gak jadi ibu hukum. Tapi ingat tuh rambut besok udah item lagi, kalau perlu di potong aja. Di gundulin juga boleh!" geram bu Wati.

"Gak boleh dong bu! Nanti saya gak cantik lagi, terus saya gak bisa tampil di teather sekolah. Kan kasian bu yang rugi sekolah juga."

"Terserah kamu deh. Yang penting besok gak boleh kayak gini."

Akhirnya perdebatan antara murid dan guru ini berakhir. Ya, begitulah Agatha. Dia memang selalu pintar dalam menjawab omongan orang yang bisa membuat orang itu menjadi diam mengalah.

                              oOo

Sementara dilain tempat, nampak Revano beserta kawan-kawannya tengah bercanda ria. Mereka tak memperdulikan teman sekelasnya yang sedang belajar, yang penting mereka lebih asik disini, di warung tongkrongan dekat SMA MAHASAKTI.

"hey ngapain kalian disini!" teriak seorang pria paruh baya yang kini sudah berdiri dihadapan mereka semua dan berhasil membuat para pemuda itu kaget.

"Eh bapak... hehe ngapain disini, pak?" tanya Bara cengengesan.

"Ngapain-ngapain. Saya yang nanya kalian kenapa ada disini? Bukanya masuk kelas malah asik ngobrol disini!" ucap pak Damar. Ya, pria itu adalah pak Damar, salah satu guru di SMA ini. Tidak tau siapa yang sudah melaporkan mereka yang jelas ini sungguh apes yang hakiki bagi keempat cogan ini.

"Mmm itu pak nganu-" ucap vian gelagapan. Sementara Revan, dia hanya santai menanggapi ini. Toh dia emang udah biasa ketauan bolos kayak gini.

"Nganu apanya kau ini?! Sekarang cepat masuk ke sekolah dan berkumpul di lapangan upacara. Cepattt!!" perintah pak Damar dan langsung dituruti oleh keempat pria ini.


Disinilah mereka, di bawah terik sinar matahari. Ditengah sekolah yang di kelilingi gedung-gedung bertingkat, jika ditanya mereka sedang apa? Jawabannya adalah sedang berjemur, menghormat kearah bendera. Itulah akibat karena sudah ketauan membolos.

"Kalian ini gak ada kapoknya, ya? Udah jadi langganan saya malahan, saya sampai bosan ngeladenin kalian!" ucap pak Damar sambil mengontrol mereka yang sedang menjalani hukuman.

"Kalau bosen gak usah dihukum, pak." Vian kembali membuka suara.

"Kalau gak kayak gini kalian malah keenakan. Dihukum aja terus ngelakuin apa lagi kalau nggak dihukum. Lagian kalian ini apa-apaan sih? Udah kelas 12 juga masih aja gak berubah. Mau jadi apa kalian ini, hah?" tanya pak Damar.

"Kalau saya sih mau jadi TNI, pak!" jawab Danu seenaknya.

"Mau jadi TNI apanya? Disiplin aja gak pernah. Kalau mau jadi TNI itu harus disiplin dan ikut peraturan. Lah kamu ini manusia macam apa?" sarkas pak Damar.


Agatha baru saja menyelesaikan tugas kimia yang diberikan bu Wati padanya sebagai hukuman. Dan sekarang dia berniat pergi ke ruang guru untuk mengumpulkan tugasnya ini. Kebetulan bu Wati baru keluar 5 menit yang lalu dan semoga saja dia masih bisa mengejarnya

"Kemana lo, Ta?" tanya Laura yang mendapati  Agatha baru saja akan keluar kelas.

"Ke ruang guru. Ngumpulin tugas tadi," jawab Agatha buru-buru sekali.






Nah loh sekarang jangan ngikutin si Revan ya. Btw kasian ya orang ganteng dijemur. Berasa pengen ngelap keringet nya aja😂

M Y   B A D B O Y (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang