Agatha baru saja memasuki ruang kelas nya namun ia sudah mendapat tatapan tajam dari laura dan senyum lebar dari Vika
"Kenapa Ra?" Tanya Agatha dengan polosnya
"Lo beneran pacaran sama si Revan?" Selidik Laura dan dibalas anaggukan oleh Vika
"Belum sih" jawab Agatha dengan menampakan senyum nya
"Jangan sampai!" Peringat Laura yang membuat Agatha dan Vika mengenyitkan dahi
"Napa lo sensi? Kalo gue sih seneng aja Agatha pacaran sama Revan, kasian juga ni anak cantik-cantik tapi jomblo" jawab Vika yang sekaligus mengejek Agatha
Agatha pun hanya mendelik jengah mendengar ucapan kedua sahabatnya ini "gue belum pacaran sama Revan, tapi akan! Dan satu lagi, lo jangan ngejek gue jomblo akut lah, lo juga dari lahir sampai sekarang masih gak punya doi! Gue sih pernah dan sekarang akan ya" ujarnya
Vika seketika dibuat diam menahan marah karena ucapan Agatha yang menurutnya begitu menyesakan. Jangan salahkan Vika yang tak memiliki pacar sampai sekarang, dia sudah cantik namun otaknya agak sedikit oon sampai kedua orang tuanya pun was-was agar gadis ini tak berpacaran dulu sampai benar-benar dewasa. Takut di manfaaatin katanya
"Lo yakin Revan udah baik sekarang ta?" Ragu Laura
"Yakin lah. Lagian nih ya, gue tuh ngerasa kalau Revan sebenarnya orang yang baik banget, cuman dia gak mau aja nampakin hal itu ke semua orang" jawab Agatha dengan yakin sambil tersenyum
"Gue gak yakin! Gue ngerasa kalau ada sesuatu yang disembunyiin Revan, Ta. Dan gue ngejamin kalau Revan itu gak sebaik yang lo bilang" peringat Laura
"Kok lo malah ngejelekin dia sih? Kalau lo gak suka ya gak usah ngejelekin segala" Agatha mulai tersulut emosi
"Bukan gitu ta! Gue liat cara ngeliat dia ke elo itu bukan kayak orang sayang atau suka, tapi kayak ada sesuatu yang lain" jawab Laura dengan logis
"Calon psikiater ta, maklum lah" sambung Vika enteng
"Serah lo pada deh, intinya biarin gue seneng dulu aja" ucap Agatha dengan santai nya. Walaupun ia merasa kesal karena Laura sudah menjudge Revan se-enaknya, tapi ia tak bisa marah dengan sahabatnya itu. Ia menganggap kalau Laura hanya terlalu khawatir padanya ataupun Vika
"Lo harus hati-hati ta!" Peringat Laura untuk yang kesekian kalinya
"Ck! Napa lo jadi parnoan gini sih?" Heran Agatha dengan sahabatnya yang satu ini
Laura pun tak menjawab, ia hanya kembali ke tempat duduknya sambil menunggu bel masuk
Lima menit kemudian, Bel pertanda masuk menggelegar ke seantero MahaSakti. Guru yang mengajar di kelas 12 Ipa 3 atau lebih tepatnya adalah pak Dian, guru matematika
"Selamat pagi anak-anak" sapa pak Dian begitu memasuki ruang kelas
"Pagi pak" jawab siswa serempak
"Bagaimana liburanya? Asik?" Tanya pria paruh baya itu kembali
"Asik pak" jawab serepak kembal
"Uhh asik banget pak" jawab Agatha sendirian
"Se asik apa Agatha?" Tanya pak Dian heran. Pasalnya Agatha begitu excited mengenai liburanya
"Pokoknya sangkin menyenangkan nya sampe gak bisa di ungkapin pake kata-kata pak" jawab Agatha. Lagian mana mungkin juga ia mengatakan kalau libur akhir tahun nya ia habiskan bersama Revan. Bisa jadi trending topik nanti
"Yasudah lah. Bagus kalau kalian senang, berarti sekarang sudah siap belajar kan?" Tanya pak Dian yang membuat para murid lesu seketika
"Ya pak. Masa gak dikasih enak satu hari aja" ucap salah satu diantara mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
M Y B A D B O Y (Completed)
Ficțiune adolescenți[follow saya dulu, nyatanya itu lebih baik] "Itu bukan urusan lo ta! Dan kenapa lo terus-terusan gangguin gue, hah?" tanya Revan dengan nada suara tingginya. "Kamu pasti tau jawabanya, Van. Itu karena aku sayang sama kamu," ucap Agatha lembut "Ini...