[Fannyya#7]

550 15 0
                                    

Manusia tidak tau apa rencana Tuhan selanjutnya. Hanya bisa berfikir positif mungkin lebih baik.
-fannyya-

"lo ada acara nanti malam?" tanya gue saat di atas motor bersama Septian.

"ada" jawabnya yang masih fokus.

"apa?"

" banyak, gue sibuk" jawabnya dingin. Benar cowok yang sedang bersama gue saat ini nyebelin tingkat dewa!

"yahh! Gue tadi mau ngajakin Lo jalan, mau gak?" rayu gue dan meletakkan dagu gue dipundaknya.

Rasa aneh saat cewek di belakangnya meletakan dagunya di pundak gue,atau ini hanya firasat gue aja? "gak bisa fan!" jawabnya.

"Yaudah dehh!" gue lantas macam biasa tidak menghiraukannya lagi saat ajakan gue di tolak.

"ada yang aneh,saat dia tiba tiba berubah menjadi yang lebih feminim atau manja, membuat kecurigaan bagi gue" batin Septian.

***
"makasih ya sep" gue turun dari motornya dan memberikan helm yang ada di tangan gue, rasanya tidak ada maknanya jika berjalan bersama orang sedingin Septian dan tanpa ada sedikit rasa.

"sama sama" jawabnya cuek namun menghidupkan motor.

"gue jemput nanti malam jam 7 Lo harus siap siap gue gak mau nunggu lama dan satu lagi gue gak mau di phpin" cowok itu menatap gue saat hendak melangkah masuk namun langkah gue tertahan saat ia ingin mengajak gue jalan.

"BENARAN?" jawab gue antusias dan bersemangat.

"iya,gue cabut dulu" Septian melajukan motornya di depan pekarangan rumah gue.

"WHAT?? SERIUS INI GAK MIMPI??" gue menepuk nepuk pipi gue menyadarkan dari mimpi. Dan ternyata ini nyata!

***
Gue keluar dari perkarangan rumah melihat Septian akhirnya tiba.

"yuk sep! Gue dah siap" ucap gue

"ni pakai" ucapnya sambil memberikan helm pada gue.

"wow! Cantik banget fany malam ini, apa gue mimpi bisa bertemu bidadari secantik dia?" batin Septian.

"udah jangan di tengokin trus sep! Gue tau kok,gue tu cantik" PD gue.

"cepat naik" ucapnya salah tingkah.

"iya sep, canda" cengigir gue dan naik di atas Hondanya. Laki laki itu melajukan motornya di perkarangan rumah sambil senyum ² geli.

***
D

i tepi jalan di tengah kota di kelilingi lampu lampu dan juga bersama Septian, itulah yang yang diinginkan oleh Fany.

"lo mau makan apa?" tawarnya saat duduk di tempat makan kaki lima.

"karena gue yang ngajakin Lo jalan,jadi gue ngikut Lo aja, gue gak mau bilang SETERAH!" ucapnya sambil menekan kalimat terakhir, menatap Septian dengan senyum manisnya.

"yuadah" Septian berjalan memesan makan.

"sep" panggil gue saat laki laki di sebelah gue asik dengan handphonenya.

"apa?" masih tetap fokus pada layar handphonenya.

"lo asik banget sih sama handphone Lo!" ketus gue ada rasa cemburu.

"kenapa emangnya?" laki laki itu melirik gue.

"yah.. kan kita jalan jalan masa Lo kacangin gue sih! Ajak gue bicara kek apa kek jangan diam aja tau!" sewot gue dan manja.

"iya Fany, maaf" ucapnya sambil tersenyum geli melihat tingkah laku wanita di sampingnya berubah.

"hmmm"

"udah jangan marah,gue kan udah aja Lo jalan jalan sekarang"

"jadi Lo ajak gue jalan jalan gak ikhlas?"

"bukan gak ikhlas" ucapnya jujur.

"trus apa?"

"gak ada apa apa,udah jangan dibahas lagi,habis makan kita mau kemana?" tanya mengelakkan pembicaraan.

"mana aja asal bersama lo" eksepsi gue langsung berubah saat sifat manis Septian ke gue malam ini.

"iya" tak berapa lama pesanan pun datang dan mereka makan.

***
"sep gue mau naik itu" tunjuk gue disalah satu wahana pasar malam.

"lo gak takut?" tanya curiga.

"yah..gak lah,Lo kira gue penakut haa?"

"yuadah yok" laki laki itu memegang tangan gue dan membeli tiket masuk wahan.

Emang dunia serasa milik berdua kalo udah ditempat yang indah. YANG LAIN NUMPANG!

"lo cantik banget malam ini"

'deg' gue terkejut saat Septian memuji kecantikan gue, senyum mulai tergaris di bibir gue.

" makasih" balas gue malu malu.

"setelah ini kita mau kemana lagi?" tanyanya saat ingin masuk wahan.

"rumah hantu" ucap gue semangat 45

"lo gak takut?"

"gak"

"jangan deh fan,gue gak setuju"

"tapi gue setuju"

"kalo Lo setuju pigi aja sendiri,gue tunggu di luar" jawabnya dingin.

"yah.. Lo marah ya?" tanya gue.

"yaudah deh kita ketempat lain aja,jangan marah sep" pujuk gue.

"iya gue gak marah,tapi Lo harus tau gue gak suka yang berbau mistis atau sejenisnya" laki laki itu memasuki rambut gue kebelakang telinga.

"manis banget rasanya" batin gue.

"iya maap " ucap gue sambil tersenyum padanya.

***

Fuck girl vs sweet boy  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang