Sunyi, hanya ada suara lift yang kini sedang bergerak turun menuju lantai kamar Gilbert dan Nayara berada. Keduanya sama-sama tidak bersuara karena suasana panas yang diciptakan Gilbert saat di kolam renang tadi.
Nayara yang kini tengah berdiri di samping Gilbert terlihat kaku. Pikirannya sedang kabur, tertutupi oleh kabut gairah yang sama sekali tidak bisa ia sangkal lagi. Kedua tangan dingin yang berada di sisi tubuhnya kini bergetar. Pun dengan kegiatan bernapasnya yang tidak bisa berjalan normal seperti biasanya.
Namun, sejurus kemudian Nayara mengumpat dalam hati saat melihat bayangan Gilbert di pintu lift yang terlihat santai-santai saja. Ekspresi di wajah pria itu benar-benar santai dan sama sekali tidak menggambarkan rasa ketidaksabaran untuk melanjutkan kegiatan yang dimulainya tadi. Nayara benar-benar dibuat tidak habis pikir dengan tingkah suaminya itu. Padahal tadi Gilbert lah yang menggebu-gebu dalam menggodanya. Dan sekarang, malah dirinya yang serasa lebih berhasrat dari pada Gilbert. Sialan.
Ting...
Suara pintu lift yang terbuka membuat Nayara kembali mengumpat dalam hati. Sebentar lagi mereka akan masuk ke dalam kamar. Dan Nayara sama sekali belum siap jika Gilbert benar-benar mengajaknya melakukan itu.
Bullshit, Nay. Nyatanya, sekarang kamu kembali menginginkan sentuhan Gilbert kan ?
Brengsek.
Nayara mengikuti Gilbert yang terlebih dahulu berjalan keluar dari lift. Pria itu memimpin dirinya menuju kamar mereka.
Suasana canggung masih menguar kental di antara kedua orang itu. Nayara memilih masuk ke dalam kamar tidur untuk mengembalikan novel yang sempat ia baca tadi. Sedangkan Gilbert memilih ke dapur untuk mengambil sebotol wine dan dua buah gelas. Dengan membawa itu semua, Gilbert kemudian masuk ke dalam kamar tidur menyusul Nayara.
"Wine, Nay ?" tanya Gilbert sembari meletakkan bawaannya ke atas meja kecil di dekat jendela besar yang menampilkan pemandangan Singapura. Nayara yang masih dilingkupi kecanggungan hanya mampu mengangguk kaku. Ia lalu melangkah mendekati Gilbert dan berhenti saat dirinya sudah sampai di samping pria itu.
Gilbert menyodorkan satu gelas kosong kepada Nayara. Pria itu kemudian membuka tutup botol Chateau Montelena Napa Valley Chardonnay dengan perlahan. Selama proses kegiatan membuka wine itu berlangsung, tanpa sadar Nayara menahan napasnya. Ia sama sekali tidak pernah melihat Gilbert melakukan hal ini. Dan ketika untuk pertama kalinya, kedua mata Nayara memperhatikan itu, hanya satu kata yang muncul di otaknya untuk menggambarkan sosok sang suami.
Sexy. Gilbert yang sedang serius membuka botol wine di depannya sungguh terlihat sexy.
Damn, Nay. Kenapa kamu jadi mesum begini ?!
Sesudah membuka tutup botol wine, Gilbert kembali mengalihkan pandangannya kepada Nayara. Pria itu langsung mengulum senyum saat melihat wajah Nayara yang saat ini sedang terbengong menatap dirinya.
"Kamu ingat Lucas ?" tanya Gilbert yang langsung membuat kesadaran Nayara kembali. Wanita itu berdeham lalu tak lama kemudian dia menjawab, "Lucas yang punya club itu ?"
Gilbert mengangguk sekali. Ia melangkah perlahan mendekati Nayara. "Dia yang kasih saran aku buat beli wine ini. Kamu tahu kenapa ?"
Nayara menggeleng. Gilbert tersenyum miring lalu ia memutari tubuh Nayara dan berhenti saat sudah berada di belakang punggung wanita itu. "Chateau Montelena is the best wine for 2019, he said." Leher Nayara langsung meremang saat merasakan terpaan napas panas yang keluar dari hidung serta mulut suaminya. Genggaman di gelasnya tanpa terasa semakin mengetat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roll the Dice On - END
RomanceGilbert dan Nayara, dua orang yang tak pernah bisa lepas satu sama lain. Dan status mereka adalah sepasang sahabat. Hubungan itu sudah terjalin sejak mereka kecil dan terus berlanjut sampai detik ini. Dua-duanya saling merasa nyaman dan terlalu meng...