Dua

271 30 3
                                    

"Halo, nyamuk. Wah, takdir lucu sekali ya. Usahamu untuk menjauh berakhir sia - sia, karena nyatanya kau disini. Disampingku." sialan, senyum itu sangat tidak Ji Ha sukai. Sama sekali!

Wajahnya mendekat ke telinga milik si gadis. Ji Ha berusaha mundur, tapi tangannya di tarik sehingga menubruk bahu kokoh itu "siapkan hatimu ya" bisik Taehyung lembut.

Napas Ji Ha memburu kesal atas tindakan Taehyung "sialan!" Desisnya. Jika saja guru pengawas belum masuk sudah dipastikan dia akan mengumpat keras - keras diwajah tanpa rasa bersalah milik Taehyung.

Dalam hidupnya ia tak mengharapkan sama sekali hal ini terjadi. Dia mulai menyalahi takdir yang begitu kejam padanya, saat dia sudah berjuang begitu keras untuk pergi dari namanya Kim Taehyung, kenapa dengan mudahnya sekarang kembali dipertemukan? Ah tidak, salah. Maksudnya kenapa dengan mudahnya didekatkan, karena pasalnya beberapa kali mereka masih kerap berpapasan meski mati - matian Ji Ha akan menghindar.

"Syutt kita di kelas" Taehyung kembali tersenyum "kalau ada yang sulit kau bisa bertanya padaku, nyamuk" matanya mengedip genit kearah Ji Ha.

Ji Ha bergidik ngeri melihatnya dan kembali mendecih "berhenti memanggilku nyamuk!"

"Tidak ingat tadi siapa yang menyebut dirinya nyamuk?"

Sebetulnya Ji Ha masih ingin mengumpat, tapi ia urungkan saat seorang pengawas ujian sudah mulai membagikan kertas ujiannya didekat mereka.

"Semuanya kerjakan dengan tenang. Waktu kalian untuk menyelesaikan soal mata pelajaran Kimia 2 jam" jelas Bu Yura.

Semuanya berjalan dengan lancar, tentu saja Ji Ha sudah belajar bahkan hampir separuh soal sudah ia kerjakan. Tapi semua ketenangan itu lenyap tertelan keributan saat pengawas ujian bilang akan ke toilet.

Memanfaatkan kesempatan yang ada, beberapa siswa saling bertukar jawaban yang mereka tidak tahu. Entah bertanya atau membuka ponsel atau menyonyek jawaban teman.

"Kalem sekali. Yakin bisa menjawab semuanya?" Taehyung menyahut setelah menyalin jawaban milik Jungkook manusia pintar kedua setelah Namjoon.

"Tidak perlu malu untuk bertanya pada temanmu. Atau padaku juga boleh" tambahnya penuh kesombongan.

Ji Ha masih bergeming ditempatnya dengan tangan yang bergerak di atas kertas coretannya menghitung jumlah atom.

"Kerjakan untukku" tanpa diduga gadis itu menyodorkan sebuah soal bernomor 20.

Satu alis Taehyung terangkat menatap deretan angka atomik. Saat itu tangan besarnya hendak menepuk bahu milik Jungkook didepannya, namun terhenti saat gadis disampingnya kembali berucap.

"Aku minta kau yang kerjakan, KAK TAEHYUNG" santai, tapi masih tersirat jelas ada nada penekanan saat namanya terucap.

Taehyung punya harga diri yang tak suka jika harus tercoreng. Membuatnya menarik kertas kecil yang sempat Ji Ha sodorkan.

Selesai dengan soal atomik milik Ji Ha, dengan cepat ia mengembalikan kertas itu pada pemiliknya.

Ji Ha melihat jawaban yang Taehyung kerjakan. Kerutan dahinya tercetak, kemudian menarik dekat lembar soal yang dari tangan Taehyung. Kemudian kalimat penuh penghinaan meluncur dari bibirnya "soal dasar saja tidak bisa. Sok menawarkan diri untuk membantu"

Mata Taehyung membulat tak percaya. Beraninya gadis yang berada satu tingkat dibawahnya ini mencoreng harga dirinya.

"Kau— "

"Astaga baru ditinggal sebentar sudah ribut saja" suara Bu Yura yang kembali membuat seisi kelas kembali senyap dalam sedetik. Juga membuat Taehyung harus menahan amarahnya yang sudah sampai ubun-ubun.


***

Ditodong oleh pertanyaan sama yang berulang - ulang adalah hal yang sangat menyebalkan. Ji Ha mengalaminya saat ini saat baru saja keluar dari ruangan kelas dan hendak ke koperasi siswa untuk membeli susu melon kesukaannya.

"Katakan padaku, ada hubungan apa kau dengan Kak Taehyung? Kalian saling kenal? Oh ayolah Ji" Ha Rin menarik - narik lengan seragam milik Ji Ha membuat si pemiliknya jengah. Sudah cukup dia dipusingkan dengan mahluk bernama Kim Taehyung di ruangan ujian tadi. Dia ingin beristirahat sejenak sebelum kembali berhadapan dengan pria paling memuakkan yang pernah ada dimuka bumi.

"Aku tidak ada hubungan apapun dengannya, apalagi mengenalnya." Sahut Ji Ha.


Sementara Ha Rin seperti belum puas. Ucapan temannya itu tidak sejalan dengan realita yang ia lihat sepanjang pagi tadi hingga waktu istirahat. Apalagi dengan pemandangan yang jelas dirinya lihat setelah bel istirahat, bagaimana tangan sang pujaan hati mengusap puncak kepala milik Ji Ha "kau tahu kan, aku suka dengan Kak Taehyung"

Napas Ji Ha berhembus kasar "aku tahu dan sudah kukatakan berhenti sebelum kau malah menderita" ucapnya melangkah lebih dulu masuk kedalam koperasi siswa.

Ji Ha semakin yakin peruntungan pergi meninggalkannya saat melihat presensi Taehyung di dalam koperasi siswa dengan dua botol susu satu perisa melon dan satu lagi vanila. digenggamannya.

Kakinya terlambat 5 langkah karena Taehyung sudah berdiri didepannya "untuk mengingatkanmu—" tangannya terulur meraih tangan Ji Ha untuk menerima susu berperisa melon. Sementara kakinya maju satu  langkah lagi dengan badan yang sudah condong ke telinga Ji Ha membuat debaran itu kembali "kalau dulu kau begitu menyukaiku" bisiknya dengan suara serak.

Ji Ha menggigit bibir bawahnya kuat menampik segala rasa yang sudah ia buang jauh - jauh.

Belum selangkah Taehyung menjejakan kaki untuk mencipta jarak dengan Ji Ha yang masih terdiam dengan segala emosinya, pria itu kembali berbisik "berhenti menggigit bibirmu. Aku belum pernah merasakannya, tapi aku tahu pasti rasanya manis. Semanis susu melon kesukaanmu" Taehyung sempat mengedip sebelum benar - benar pergi meninggalkan Ji Ha dengan bisikan - bisikan para siswa yang menyaksikan kejadian tadi.

Sialan! Seharusnya Ji Ha tidak diam begini, seharusnya Ji Ha menghajar wajah tampan yang sempat membuatnya tergila - gila itu sampai rusak parah. Damn it!

Exam SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang