Empat

195 26 0
                                    


Bagus! Hujan datang saat Ji Ha lupa membawa payungnya. Padahal kemarin ia sudah sangat siap dengan payung birunya, tapi bumi tidak basah sama sekali. Tidak dengan hari ini yang bahkan sudah menciptakan beberapa genangan air di atas aspal.

"Oh dingin sekali! Kapan busnya tiba?" Tangan Ji Ha saling menggosok untuk mendapatkan sedikit kehangatan dari sana.

Sayangnya dingin semakin menyelimutinya kala sebuah motor dengan sengaja memacu gas diatas genangan air dihadapan Ji Ha. Membuat cipratan besar hingga seluruh badan bagian depannya basah.

"Hey!" Teriakannya bahkan mampu membuat orang - orang yang berdiri di depan halte memusatkan atensi padanya.

Si pengendara justru dengan santainya melambaikan tangan. Ji Ha terlampau hapal siapa pria dibalik helm hitam dan juga motor sport berwarna merah itu.

Kim Taehyung tentu saja! Siapa lagi mahluk yang tega menganiayanya saat ini selain pria itu. Ji Ha mulai berpikir bahwa pria itu sedang melakukan aksi balas dendam.

Hell! Tapi Ji Ha tidak merasa bersalah atas apapun. Apa yang dia lakukan dulu sama sekali tidak salah!

Oh astaga. Badan Ji Ha semakin menggigil tak tahan dengan hawa dingin yang mulai menggerogotinya sampai ke tulang. Sementara busnya belum tiba sama sekali.

"Ji Ha?" Jimin keluar dari sebuah mobil hitam menggunakan payung kuning. Jelas presensinya membuat beberapa pasang mata yang ikut berteduh langsung memusat padanya.

Dia menghela napas kasar melihat Ji Ha yang menggigil dengan keadaan basah kuyup. Dengan jelas Jimin melihat apa yang dilakukan teman satu gengnya itu. "Ayo. Kuantar pulang"

"Tidak usah kak" tolak Ji Ha. Berurusan dengan Jimin secara tidak langsung akan menarik seorang Kim Taehyung.

"Sekali saja menurut okey? Kau sudah sangat pucat" memangnya sejak kapan Ji Ha tidak menurut atau menurut? Kita luruskan, Ji Ha belum pernah terlibat apapun dengan Jimin sampai hari ini. Pernah sih menyapanya satu kali saat mencari Taehyung—dulu.

Tanpa lagi menunggu jawaban, Jimin segera menarik Ji Ha untuk masuk kedalam mobilnya. "Ganti dulu, didalam ada baju olahragaku yang masih bersih. Tenang, kaca mobilku tidak terlihat dari luar" Jimin tersenyum dan berjaga diluar sementara Ji Ha mengganti pakaian basahnya didalam.

Ji Ha membuka kaca mobil setelah selesai mengganti seragam basahnya.

"Oh, sudah?" Jimin berlari kecil memutari mobilnya untuk sampai di kursi kemudi.

"Apa kau masih kedinginan?" Tanya Jimin kemudian menyalakan penghangat mobil.

"Terimakasih kak" Ji Ha mengulum bibirnya. Jimin sangat baik, memang pantas mereka memanggilnya malaikat.

Jimin tersenyum "mulai saat ini. Jangan sungkan padaku ya"

Ji Ha mengangguk tapi tidak berjanji. Pasalnya terakhir kali dia di perlakukan baik oleh seorang pria, pria itu malah menyakitinya.

Bel sekolah hampir berbunyi 3 menit lagi. Beberapa siswa berlarian untuk dapat berhasil masuk gerbang sekolah tepat waktu. Tidak ada yang mau berurusan dengan Pak Jack pria berkumis penunggu gerbang sekolah. Sekalinya telat, satu hukuman tak akan cukup untuk pria berperut buncit itu.

Ji Ha lolos bersama beberapa siswa lain yang sama berlari sepertinya. Padahal ini hari pertamanya sebagai siswa resmi di Castle High School.

"Ji Ha!" Sebuah panggilan menghentikan langkahnya bahkan membuatnya berbalik untuk melihat sosok yang memanggilnya.

Napas si pemuda terengah, namun masih sempat menampilkan senyum kotak yang sudah menjadi kesukaan Ji Ha. Saat napasnya berangsur teratur di memulai pembicaraan "hampir terlambat di hari pertama huh?" Pria itu terkekeh menyelesaikan kalimatnya. Mereka mulai berjalan beriringan.

Ji Ha mengangguk "iya. Seisi rumah rumahku kesiangan" sahutnya.

Taehyung mendelik "bagaimana bisa?"

"Dengan alasan yang berbeda, ayah lembur sedangkan aku terlalu gugup menghadapi hari pertamaku"

Taehyung tersenyum "ya. Hari pertama memang selalu mendebarkan"

"Oh iya, Terimakasih susu vanilanya ya. Kau tahu dari mana aku suka susu vanila?"

"Syukurlah kalo kak Taehyung suka. Sebab aku memilihnya acak hehe" Ji Ha ikut tersenyum.

"tetap saja. Terimakasih. Aku sangat menyukainya" sekali lagi senyum tampan itu mampu membuat hati Ji Ha bergetar hebat.

"Sudah ya, aku ke kelas duluan. Semangat untuk hari pertamamu! Dah!" Pamit Taehyung meninggalkan anak gadis yang masih menata jantungnya yang berserakan akibat senyumman yang ia lempar yang bertubi - tubi.

Exam SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang