Sembilan

179 30 0
                                    


"Ha Rin, jangan pergi. Dengarkan aku dulu" selepas ujian berakhir Ji Ha langsung mengejar Ha Rin yang begitu terburu- buru untuk lari darinya.

Ha Rin merasa tersakiti berkali - kali lipat. Taeyung pujaan hatinya mencium temannya yang jelas - jelas tahu jika dirinya menaruh rasa pada pria Kim itu. Jadi ini rasanya dikhianati.

"Rin, kumohon" Ji Ha berhasil menarik lengan Ha Rin.

"Dengarkan aku—"

"Apa? Sejak kemarin - kemarin aku memintamu untuk menjelaskan apa hubunganmu dengan kak Taehyung tapi kau terus bungkam! Kau munafik tahu Ji, mengatakan kak Taehyung brengsek, kenyataannya kau menerima ciumannya!" Napasnya memburu emosinya semakin meletup - letup.

"Kau sudah mengkhianatiku. Kau tahu aku suka dengan kak Taehyung. Aku membencimu Ji, kuharap aku tak lagi bertemu denganmu" sederet kalimat ini mengantarkan kepergian Ha Rin dari hadapan Ji Ha.

Ji Ha memejamkan matanya saat hatinya terasa begitu perih. Tubuhnya terasa dipaku tak dapat bergerak. Napasnya amat sesak saat Ha Rin mengutarakan seluruh kalimat itu.

Kedua matanya terbuka, tapi hal pertama yang dilihat adalah seseorang yang sangat enggan ia temui saat ini.

Ji Ha memilih menghiraukan Taehyung dan berjalan melewatinya.

Tapi Taehyung tak membiarkannya begitu saja, saat melihat raut kacau milik Ji Ha.

"Lepas! Pergi dariku! Kau tidak takut hidupmu akan kembali hancur karena dekat - dekat denganku? Baru saja aku menghancurkan Ha Rin. Jadi, menyingkirlah!" Ji Ha menghempas tangan Taehyung pergi sejauh mungkin yang ia bisa.

"Min Ji!" panggil Ji Ha pada Min Ji yang tengah mengunyah keripik kentang.

"Apa?"

"Rumor tentang kak Minyoung ternyata benar" sahutnya dengan nada lemas.

Min Ji menegakkan punggungnya kemudian mengalihkan atensi penuh pada sang sahabat "lalu kenapa kau lemas begini? Bukannya kesempatanmu semakin terbuka lebar?"

Ji Ha menggeleng "aku tak tahu" napasnya berhembus kasar "kak Taehyung seakan menyangkal dan selalu menghindar dari kebenaran. Padahal tidak hanya sekali mereka terpergok berduaan"

Min Ji menjilat bibir bawahnya "well, itu memang benar. Dia cinta mati. Eh bukan, dia budak cintanya Minyoung. Kata kak Yoongi sih begitu"

"Kak Yoongi?" Ji Ha mendelik "wow! kemajuan yang luar biasa. Kalian sudah mengobrol?" Tanya Ji Ha.

"Tidak hanya itu kami bahkan sudah berkencan" bisik Min Ji membuat Ji Ha tersenyum senang melihat perjuangan Min Ji tidak sia - sia .

"Ah aku jadi iri" canda Ji Ha.

"Makanya kau juga harus perjuangkan cintamu" Min ji menepuk - nepuk bahu Ji Ha memberi kekuatan pada sahabatnya.

"Kau benar. Ini belum berakhir, aku harus berjuang!"

Ji Ha tak langsung pulang setelah pertengkarannya dengan Ha Rin. Ia mencoba menenangkan pikirannya di halaman belakang sekolah yang jelas sudah sepi karena semua siswa sudah pulang. Apalagi besok masih ujian, jelas semuanya memilih istirahat sebelum kembali berkutat dengan buku untuk ujian besok.

"Haha" suara tawa dari arah samping membuat Ji Ha menengok. Disana Jihyun dan ketiga temannya dari luar kelas Sains 2-6 menghampiri Ji Ha.

"Bitch!" Celetuk Jihyun saat sudah duduk disamping Ji Ha.

Tak mengerti maksud Jihyun dan sedang terlalu malas menanggapi orang lain, memilihnya pergi dari sana.

"Mau kemana sih teman. Buru - buru sekali" Jihyun menahan Ji Ha mencengkram begitu kuat pada pergelangan tangan Ji Ha.

"Shit! Jihyun apa - apaan kau?!" Kesal Ji Ha menarik tangannya.

"Ups! Sorry" Jihyun menutup mulut dengan tangan kanannya memasang mimik seakan merasa bersalah.

Ji Ha berusaha meredam emosinya untuk tak menanggapi Jihyun.

"Urusan kita belum selesai teman" Jihyun melirik kedua temannya.

Ji Ha diseret oleh tiga orang. Sialan sekali mainnya keroyokan.

Mereka membawa Ji Ha ke kamar mandi wanita dan menguncinya dari dalam.

Plak

"Kau menjajakan tubuhmu pada Bangtan ya?" Jika saja tangan Ji Ha tidak ditahan, dia tak akan akan segan untuk membalas Jihyun. Gadis centil ini sudah gila.

"Jawab jalang!"

Ji Ha tersenyum remeh "tidak berkaca siapa yang kelakuannya lebih terlihat jalang. Kau bisa menengok kearah sampingmu. Untung kamar mandi ini punya kaca yang besar"

"Sialan!" Jihyun yang kesal kembali menampar Ji Ha. Kali ini tidak hanya menyisakan bekas merah, tapi juga darah disudut bibir Ji Ha.

"Kau menjual tubuhmu pada semua anggota Bangtan? Menggoda mereka? Kak Jimin, Kak Yoongi, dan tadi kak Taehyung. Besok siapa targetmu?" Jihyun memandang rendah Ji Ha.

"Besok? Entahlah, lihat nanti siapa yang punya penawaran terbaik" Ji Ha mengakhiri kalimatnya dengan tawa. Tak ayal hal itu membuat Jihyun kembali kesal. Dan kali ini menargetkan perut Ji Ha yang sudah ia tendang.

"Argh! Tubuhmu kurus tapi bisa juga menendang" Ji Ha meringis.

"Sumpah, kau ingin mati?!"

Seperti tak punya rasa takut Ji Ha malah kembali tertawa "Dosa apa kak Jimin bisa disukai iblis macam dirimu"

Iblis benar - benar muncul dalam diri Jihyun membuatnya menghadiahi tamparan bolak - balik dikedua pipi Ji Ha,  kemudian menarik rambut Ji Ha dan melempar tubuh yang sudah tak berdaya itu hingga menubruk salah satu bilik kamar mandi.

"Buka pintunya!" Seseorang menggedor pintu kamar mandi membuat mereka terdiam untuk beberapa saat.

"Jihyun, ini aku Minyoung. Biarkan aku bergabung" Jihyun yang sempat panik tersenyum penuh kemenangan. Dia kira akan ketahuan tadi.

Jihyun menyuruh salah satu temannya untuk membukakan pintu.

Benar saja Minyoung masuk dengan wajahnya yang senang melihat wajah babak belur Ji Ha. "Woah tidak aku sangka, kau sangat hebat adik kelas" puji Minyoung pada Jihyun.

"Dia sudah menggoda kak Jimin" adu Jihyun.

"Astaga benarkah? Kau belum puas merebut Taehyung dariku dan sekarang mengejar Jimin?"

"Tolong diralat. Aku tidak merebutnya. Kau yang sudah mengkhianatinya" racaunya dengan nada yang amat lirih. Tambah lagi satu wanita tidak waras, pikir Ji Ha.

"Dia baik - baik saja dengan itu sebelum kau mengacaukan semuanya" Minyoung menekan kakinya diatas telapak tangan Ji Ha kemudian menendang perutnya.

Sialan. Itu sakit sekali. Tulangnya yang patah sekarang terasa remuk semua.

"Kalian semua pengecut" cibir Ji Ha menahan rasa sakit diseluruh tubuhnya.

BRAKK!!

"sialan kalian semua! Menjauh darinya!"

Exam SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang