Taehyung merapikan barangnya kedalam tas buru - buru. Dia sudah terlambat 10 menit gara - gara ceramah guru botak itu. Menyebalkan!
"Astaga! Easy Tae! Minyoung- mu tidak akan hilang jika kau telat. Kalaupun hilang besok juga muncul lagi ke sekolah" Jungkook terkekeh melihat betapa rusuhnya Taehyung.
"Aku tahu dia tidak akan hilang dariku" Taehyung tersenyum sendiri atas ucapannya.
"Ewhh! Kim Taehyung sekarang menjadi seorang budak cinta. Temanmu nih Jimin" Jungkook menatap jijik kehadapan Taehyung.
Jimin dari ujung tempat duduknya mengangkat tangan "aku tidak punya teman budak. Temanku kan malaikat semua" akunya penuh kepedean.
Jimin bangkit dan sempat menghentikan langkah Taehyung yang sudah hendak pergi menjemput pulang sang pujaan hati "kau sudah dengarkan berita yang beredar? Kuharap kau sudah menyiapkan hatimu untuk itu"
Taehyung memutar bola matanya malas "rumor abal kalian percaya! Sudah, aku terlambat!" Taehyung melesat pergi.
Jimin dan Jungkook yang tersisa saling bertukar pandang dan menghela napas kasar.
"Kuharap seseorang bisa menunjukkan semua itu pada Taehyung yang super bebal jika sudah urusan Minyoung" rutuk Jungkook.
"Berhenti menatapku! Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran gila Taehyung saat ini. Aku tidak tahu dia menyimpan rencana apa untukmu" Yoongi risih sedari masuk ke mobilnya Ji Ha terus menatap penuh tanya tanpa beralih sedetikpun.
"Kau kan temannya" sahut Ji Ha tak percaya.
Yoongi mendengus sebal "aku memang temannya, tapi aku tidak merangkap menjadi seorang cenayang! Dia terlalu menutup diri sejak kejadian itu" Yoongi melirik saat gadis itu sudah melepas pandangan dan beralih objek pada langit yang mulai mendung.
"Kau kan pernah dekat dengannya. Kenapa tidak tanya sendiri?"
"Astaga kak Yoongi, dimana sih otakmu? Aku ini cuma seperti angin lewat di masa lalu. Kalian yang lebih paham Taehyung dari segi manapun" Ji Ha menatap kesal pria disampingnya.
"Shut up! Kalimat umpatan hanya boleh keluar dari mulutku" Ji Ha mencibir kesal atas umpatan Yoongi barusan. "Wah embel - embel Kak bahkan sudah lenyap untuk Taehyung. Padahal aku sangat ingat bagaimana kau ingin terlihat manis saat memanggilnya Kak dulu"
"Tutup mulutmu Min Yoongi sialan! Aku tidak seperti itu" tandas Ji Ha
"Well ya. Mungkin tadi aku sedikit berlebihan. Tapi kau tetap masih menjadi orang yang mencintainya" Ji Ha terdiam dalam waktu yang lama saat Yoongi mengungkapkan tentang isi hatinya.
Persetan dengan cinta dan seisinya. Toh perasaanya hanya dianggap butiran debu bagi seorang Kim Taehyung dulu. Bahkan cintanya yang berharga itu dihina mati - matian oleh pria Kim itu.
"Tidak! Aku sudah membuangnya sejak dia mengusirku pergi dari kehidupannya" Ji Ha mengusak wajahnya kesal "apa sih maunya dia kembali seenaknya? Jangan bilang dia mau balas dendam? Katakan pada temanmu itu kak Yoongi, dia sendiri yang bodoh jadi tidak usah mencari penyalahan!"
"Kau bukan takut karena dia mau membalaskan dendam. Kau takut perasaanmu masih tersisa untuknya" ucap Yoongi tanpa melepas pandangan dari Ji Ha.
"Kau dan Min Ji itu sama, suka menyimpulkan sesuatu sesuka hati. Terimakasih tumpangannya"
"Sialan! Turun sana!" Yoongi tidak marah sama sekali saat Ji Ha menyinggung satu nama yang tak lepas mengganggu hari - harinya di masa lalu. Dia sama seperti Ji Ha, menyimpan rindu yang takkan pernah kembali menyatu dengannya. Tidak akan pernah, di dimensi ini.
"Iya iya cerewet. Aku turun!" Setelah berhasil keluar dari mobil Yoongi, Ji Ha kembali berucap "hati-hati Kak!"
"Ya. Cepat sembuh, aku tak mau jadi supir dadakanmu lagi!" Ucap Yoongi kemudian menancap gas pergi meninggalkan pekarangan rumah Ji Ha.
"Kak Taehyung!" Ji Ha berlari kecil menghampiri Taehyung yang terlihat murung "kenapa Kak?"
Sedetik kemudian wajah itu sudah berubah ceria "tidak apa - apa" namun Ji Ha masih bisa menangkap napas gusar yang Taehyung hembuskan.
"Aku tidak punya susu vanila. Tapi aku punya susu melon, mungkin bisa menaikkan penatmu" Ji Ha menyodorkan sebotol susu melon utuh yang ia beli di koperasi sepulang tadi.
Taehyung tersenyum kecil "aku ambil ya. Terimakasih" pria itu meneguknya beberapa kali mencoba menghilangkan risau dihatinya. Setelah apa yang Jimin katakan beberapa hari yang lalu, Minyoung sering kali menghindar darinya. Dia sangat ingin menanpik semua kabar yang beredar, tapi cintanya seakan menutup segala kesalahan yang Minyoung perbuat.
"Sama - sama, Kak"
"Kau sudah mau pulang?"
Ji Ha mengangguk.
"Mau menemaniku dulu tidak? Kau suka ke timezone?"
"Suka! Ayo ke timezone!" Sahut Ji Ha semangat.
.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Exam Seatmate
FanfictionJi Ha merasa peruntungan meninggalkannya sejak ia masuk ke ruang ujian dan mendapati Taehyung si kakak kelas sebagai teman duduknya. © G U L L