Hampir satu minggu setelah kejadian perdebatan antara Ji Ha dan Taehyung, pria itu belum lagi menampakkan dirinya dihadapan Ji Ha.
Hingga hari ini Ji Ha sudah diizinkan untuk pulang. Meski masih harus menggendong tangannya menggunakan gips.
"Kalian itu bodoh atau bagaimana? Bisanya menyusahkanku saja. Kenapa tidak kau terima saja sih permintaan maaf si Kim Taehyung itu dan malah membuatnya uring - uringan?" Yoongi merutuk tapi tangannya tetap bekerja membantu Ji Ha meraih kursi rodanya. Menggantikan Paman Shin yang tengah menyelesaikan administrasi.
Ji Ha melirik sekilas kearah Yoongi. Hatinya sedikit berdenyut mendengar kabar Taehyung yang seminggu tidak bertemu dengannya sedang dalam keadaan kurang baik. "Bagaimana aku menerima permintaan maafnya, minta maaf saja tidak" cetusnya.
"Apa?!" Yoongi hampir menabrakan kursi roda Ji Ha ke sisi pintu jika saja Jimin yang baru saja datang tidak menahannya.
Jimin berdecak "Yoongi! Kau hampir membuat Ji Ha terjatuh"
"Kak Yoongi!" Teriak Ji Ha yang tak kalah terkejutnya.
Bukannya menjawab Yoongi malah kembali berucap "Jadi Taehyung belum minta maaf pada Ji Ha atas perbuatan brengseknya? Wah aku benar - benar harus membuat perhitungan padanya!"
Jimin mengangkat kedua bahunya sebab Taehyung yang tidak mau cerita sama sekali dan amat menutup dirinya seminggu ini.
"Ji Ha! Maaf aku terlambat" Ha Rin masuk setengah berlari menghampiri Ji Ha.
Ji Ha menggeleng tak masalah "kau sendirian? Kemana kak Jungkook?" Matanya menengok kearah belakang Ha Rin namun tak menemukan sosok yang dicari.
Ha Rin mengangkat bahunya "tidak tahu. Mungkin sedang berkencan dengan pacarnya. Aku kesini dengan kak Hoseok, dia sedang mengobrol dengan temannya dibawah"
Ji Ha, Jimin, dan Yoongi menatap Ha Rin sedikit lama.
"Hei, lalu kau siapa? Pembantunya?" Sembur Yoongi tak tahan.
Karena memang seingat mereka Jungkook dan Ha Rin tengah berkencan.
"Kak Yoongi, jangan berteriak! Telingaku masih sangat normal. Asal tahu saja kak Jungkook pembantuku karena dia yang sering mengikutiku!" Ha Rin mendengus sebal. Kemudian bahunya menyenggol bahu Yoongi kasar, menggeser posisi pria itu berdiri "sana! Kak Yoongi lamban sekali sih. Ji Ha kan sudah mau menghirup udara segar" tangannya mendorong kursi roda milik Ji Ha.
"Astaga anak itu kenapa jadi kasar begini! Dia belajar dari siapa?" Yoongi sudah seperti orang tua yang mengomel.
"Dari siapa lagi?" Jimin menatapnya lama kemudian menyusul Ha Rin dan Ji Ha yang sudah lebih dulu keluar.
"Hey sialan! Kau menuduhku?!"
***
Jimin melongok kamar milik Taehyung setelah sedikit bercengkrama dengan Ibu Taehyung yang menyambutnya di pintu depan tadi.
Matanya menelisik keberadaan Taehyung di kamar yang terlihat amat sunyi.
"Astaga. Kau ini seperti anak perawan yang sedang di pingit saja mengurung diri didalam kamar!" tangannya menepuk gundukkan kasur yang menyebul kasar. Sepertinya kepala Taehyung, sebab saat dipukul terasa keras.
"Hey!" Teriak Taehyung keluar dari selimut dan mendapati Jimin yang tengah santai mengamati kanvas disamping tempat tidurnya.
"Jadi begini isi hati dan otakmu seminggu ini? Berantakan" tebak Jimin melihat hasil lukisan yang terisi oleh banyak coretan hitam. "Memang lukisan begini bisa membuat hatimu tenang ya? Padahal kau masih bisa mengandalkanku hanya untuk memberi sedikit saran percintaan"
"Sejak kapan kau jadi dukun cinta, Park Jimin?" Taehyung pada akhirnya membuka suara. Bangkit dari kasurnya dan membersihkan peralatan melukisnya.
Jimin terlihat berpikir. Jemarinya terlipat dari ibu jari berurutan sedang berhitung "tiga hari ini. Sejak Jungkook juga galau karena Ha Rin"
Taehyung menghentikan aktivitasnya sejenak, melirik keberadaan Jimin yang kini sudah duduk santai di kursi putarnya. "Mereka bertengkar?"
"Bukan saatnya kau memikirkan urusan orang lain Kim! Luruskan dulu urusanmu. Bagaimana kau bahkan belum meminta maaf pada Ji Ha atas semua yang kau lakukan. Kau bilang mencintainya. Tapi mengapa hal yang seharusnya kau lakukan lebih dulu tidak kau lakukan?" Mata Jimin menatap serius pada Taehyung.
"Tidak penting lagi. Karena dia sudah terlalu membenciku" Taehyung mengalihkan pandangannya keluar jendela.
"Hey dimana Kim Taehyung yang pantang menyerah!" Geram Jimin "lalu apa karena dia menaruh benci akan menghalangi dirimu untuk meminta maaf? Kau tidak ingat betapa brengseknya dirimu yang sudah membuang Ji Ha saat itu?"
"Bukankah kalau memang mencintaiku seharusnya dia menerimaku apa adanya dan memaafkan segala kesalahanku?"
"Sialan!" Jimin yang terlampau geram melayangkan satu pukulan mentah yang berhasil mengenai pipi Taehyung.
"Ingat! Bangtan tidak pernah mengajarkanmu untuk menjadi pria pengecut pada seorang wanita!" Jimin menghempas Taehyung ke lantai.
Sementara Taehyung tak membalas tinjuan Jimin dan duduk terdiam dilantai. Jimin sudah semarah ini, dapat disimpulkan betapa menjengkelkannya dirinya yang terlampau bebal. Sebab Jimin tergolong orang paling sabar di Bangtan.
Jimin menghela napas panjang kemudian bergabung duduk disamping Taehyung "Berpikir sederhana boleh. Tapi tidak dengan berpikiran pendek seperti itu. Kau pikir dia akan memandang serius atas pernyataan cintamu? Minta maaf atas kesalahan yang telah kau lakukan padanya saja tidak. Jelas dia akan berpikir kau hanya sedang mempermainkannya"
"Kurasa satu minggu sudah cukup untuk dirimu berpikir. Sorot mata Ji Ha mengatakan dia masih mencintaimu. Kenapa kau tidak mau berusaha sedikit keras untuk memperjuangkannya?"
Benarkah? Jadi Taehyung terlalu cepat menyerah ya?
Jimin menepuk bahu Taehyung lalu berdiri "aku pamit"
"Oh iya, kau mendapat undangan spesial dari Yoongi untuk bertanding basket"
"Ap.. APA?!" mata Taehyung hampir lepas dari tempatnya. Undangan spesial bermain basket dari Min Yoongi itu tandanya dia harus menyiapkan tubuhnya untuk babak belur. Sebab pria itu akan mengajaknya bertaruh. Dan yang kalah harus siap mendapatkan perlakuan apapun dari pria pucat itu. Memang siapa yang bisa mengalahkan keahlian bermain basket Min Yoongi.
"Aku akan berdoa untukmu Tae!" Jimin pergi menyisakan Taehyung yang tengah ketar - ketir memikirkan cara untuk selamat menghadapi Yoongi nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exam Seatmate
FanfictionJi Ha merasa peruntungan meninggalkannya sejak ia masuk ke ruang ujian dan mendapati Taehyung si kakak kelas sebagai teman duduknya. © G U L L