Jimin baru saja kembali menjejakan kakinya di sekolah. Dia lupa janji dengan Ji Ha, katanya gadis itu mau mengembalikan baju olahraga miliknya."Ponselnya habis daya jangan-jangan?" Tebak Jimin saat panggilannya tidak tersambung.
"Kudengar gadis yang tadi pagi dicium kak Taehyung sedang di eksekusi oleh Jihyun dan kak Minyoung"
Mendengar kalimat itu Jimin langsung saja menghampiri dua gadis yang tengah duduk dipelataran kelas "katakan dimana mereka?" Tanya Jimin.
"Kak Jimin? Mereka di kamar mandi perempuan kak" sahut salah satunya terbata.
Jimin menghembus napas kasar khawatir pada Ji Ha. Sebelum pergi ia berucap "lain kali, jika tahu hal seperti ini segera laporkan. Pembulian dalam bentuk apapun tidaklah dibenarkan. Aku tahu kalian orang baik"
Jimin berlari untuk segera sampai di kamar mandi perempuan. Ia tak ingin terjadi sesuatu pada Ji Ha, sosok yang selalu mengingatkannya pada mendiang sang adik.
Pintunya terkunci. Sialan. Jimin segera mendobrak paksa pintu kamar mandi. Dia mengambil alat pemadam kebakaran menghancurkan gagang pintu kamar mandi. Ia tak peduli telah merusak salah satu fasilitas sekolah.
Jimin melihat Ji Ha yang sudah tergeletak tak berdaya. Jiwanya amat marah melihat keadaan Ji Ha yang jauh dari kata baik.
"Sialan! Menjauh darinya!"
"Kak Jimin! Ji Ha tergelincir, dia-"
"Tutup mulutmu! Dan kau Minyoung, kau masih sama pecundangnya" Jimin melangkahkan kakinya memecah kerumunan para wanita rendahan dimatanya. Tentu saja rendahan, mereka melakukan penganiayaan keji dengan keroyokan.
"Ji Ha"
"Kupastikan kalian mendapatkan balasan yang setimpal" sahut Jimin.
"Kak..Ji..min?" Lirih Ji Ha dengan kesadaran yang hampir hilang.
"Iya ini aku"
"Kupikir aku sudah mati karena melihat seorang malaikat" Ji Ha terkekeh sembari meringis.
Jimin menghela bisa - bisanya gadis ini masih bercanda dengan keadaan seperti ini "aku takkan kehilangan sosok adik lagi. Bertahanlah" Jimin mengangkat tubuh Ji Ha keluar dari kamar mandi.
"Kenapa sih tidak mau memberitahu kakak barumu? Kan aku jadi penasaran" racau Ji Ha. Sudah dua bulan ayah Min Ji kembali menikah dan katanya gadis itu mendapatkan seorang kakak laki - laki satu tahun di atasnya.
"Ada pokoknya. Nanti kalau sudah waktunya aku kasih tahu. Aku tak ingin diserang orang-orang karena mereka mau mendekatinya melaluiku" terang Min Ji.
"Sudah dapat kusimpulkan dia bersekolah disini juga ya? Dan terkenal? Apa dia Kim Mingyu ketua tim basket? Atau Kim Namjoon? Bangtan ya? Ayolah"
Min Ji menggeleng "nanti okey. Aku beritahu saat ulangtahunku" ia terkekeh sendiri karena ulang tahunnya masih dua bulan lagi .
Ji Ha mencebik kesal "yaampun itu dua bulan lagi!"
"Kejutan untukmu"
"Harusnya kau yang diberi kejutan, gimana sih!"
Min Ji melirik Ji Ha "bagaimana kak Taehyung? Masih bebal? Kata kak Yoongi Bangtan sudah menyerah, dia sangat bebal. Bucin tingkat akut"
Ada hembusan napas berat dari Ji Ha dia mengangguk menyetujuinya "memang. Aku sudah bilang padanya. Dan jawabannya tetap saja membela Kak Minyoung. Katanya Minyoung hanya menemani kak Sungwoon sebagai teman. Mana ada teman jalan kemana - mana berdua bergandeng tangan dengan mesra!"
"Bagaimana dengan perasaanmu?"
"Masih sama. Aku malah semakin menyukainya. Semakin ingin menariknya jauh - jauh dari kak Minyoung. Aku tidak ingin kak Taehyung terus tersakiti seperti ini"
"Tapi dia yang memilih untuk sakit hati" terang Min Ji.
Lagi Ji Ha menghela napas. Ucapan Min Ji benar adanya. Tapi tetap saja, dia ingin Taehyung sadar jika menjalani hubungan seperti itu jelas tidak baik.
"Bangsat!" Umpat Yoongi setelah menerima panggilan dari Jimin. Ji Ha sudah menjadi sosok yang ia hargai setelah mereka mencoba saling menyembuhkan atas kehilangan Min Ji. Mendengar seseorang menyakiti gadis itu membuat amarah Yoongi naik sampai ubun-ubun.
"Sialan Yoongi! Kau membuatku kalah!" Hoseok si tampan ketua ekstrakulikuler Dance mendesah kala permainannya di PS4 harus menelan kekalahan. Mereka tengah berkumpul di base Bangtan tepatnya di rumah Seokjin karena letaknya paling dekat dengan sekolah.
"Hoseok, Namjoon ikut aku menyelesaikan jalang"
Hoseok dan Namjoon saling bertukar pandang.
"Hey! Kalian masih anak SMA, jangan macam - macam!" Tegur Seokjin si Worldcastle Handsome membawa sebotol jus jeruk.
"Bukan seperti itu bodoh! Ji Ha di keroyok Minyoung, Jihyun dan gerombolannya"
"Wah. Mereka harus segera diringkus" sahut Namjoon si ketua osis.
"Kenapa dengan Minyoung?" Tanya Taehyung yang baru datang.
"Minyoung sialanmu. Salah, cintamu itu sudah menghajar Ji Ha" tekan Yoongi sarat akan sindiran.
"Shit! Bagaimana keadaan Ji Ha?" Hati Taehyung bergemuruh panik.
"Oh. Kau benar peduli?" Senyum remeh khas seorang Min Yoongi saat mengejek seseorang.
"Sialan Min Yoongi, katakan!" Taehyung tak segan mencengkram kerah seragam Yoongi.
"Rumah sakit Medical Centre. Jimin membawanya kesana"
"Jangan beri ampun pada mereka sedikitpun" pesan Taehyung sebelum melesat pergi. Dia bersumpah akan membuat orang yang sudah menyakiti Ji Ha menderita.
Saat hendak menaiki motornya. Ia sempat berpapasan dengan Jungkook dan Ha Rin.
"Kau sangat bersungguh-sungguh dengan doamu tak ingin bertemu dengan Ji Ha lagi? Sialan sekali jika Tuhan benar - benar mengabulkannya" Taehyung menatap Ha Rin dengan tajam kemudian melesatkan dirinya dari halaman rumah Seokjin.
"Ada apa?" Tanya Jungkook melihat Yoongi, Namjoon, Hoseok, dan Seokjin bergegas keluar dari rumah.
"Ji Ha dikeroyok Minyoung dan Jihyun"
Ha Rin terkejut bukan main. Jadi maksud Taehyung adalah ini "dimana Ji Ha sekarang kak?"
"Rumah sakit Medical Centre" ucapan Namjoon membubarkan semua orang dari rumah Seokjin menuju tujuan masing - masing.
.
.
.Besok 1 syawal, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H. Mohon maaf lahir & batin.
Yok semuanya, udah siap di imamin bapak Taehyung? 😆
Regards - G U L L
KAMU SEDANG MEMBACA
Exam Seatmate
FanfictionJi Ha merasa peruntungan meninggalkannya sejak ia masuk ke ruang ujian dan mendapati Taehyung si kakak kelas sebagai teman duduknya. © G U L L