"Ji, itu kak Taehyung kan? Kenapa wajahnya penuh lebam begitu?" Ha Rin tak lepas mengamati wajah Taehyung diseberang lapangan sana. Wajah yang sempat ia kagumi—dulu. Sebab sekarang ada yang lebih menarik perhatiannya— pria yang duduk tepat disamping Taehyung, pria yang sudah mengabaikannya setelah membatalkan kencan.
"Tidak usah bercanda. Paling juga kak Jungkook, yang selalu kau lihat kan dia dan siapa lagi anak bangtan yang selalu memiliki luka diwajahnya?" sergah Ji Ha masih mengunyah keripiknya dengan santai.
Satu pukulan kesal mendarat dilengan Ji Ha "hei! Aku berkata serius!" Kini tangan Ha Rin memegang kepala Ji Ha, mengarahkannya untuk menunjukkan objek yang ia lihat tidaklah salah. "Sudah percaya?"
"Lalu apa urusannya denganku? Mau dia babak belur atau bahkan terkapar tak berdaya. Masa bodo!" Decak Ji Ha dengan napas memburu.
"Bilang masa bodo sekarang, jangan sampai kau menangis dikemudian hari ya" Ha Rin menggeleng.
"Kenapa kau sekarang ikut mengurusiku dengan Taehyung? Memangnya sudah berbaikan dengan kak Jungkook?"
Ha Rin berdecak sebal sebab Ji Ha yang banyak sekali berkilah "Jangan mengalihkan pembicaraan Ji! Jangan bicarakan pria menyebalkan itu didepanku!"
"Sekarang kita fokus padamu. Aku tahu kau masih peduli. Kenapa harus membatasi diri dari kak Taehyung?"
Ji Ha melirik sekilas kearah Taehyung. Jujur saja hatinya tercubit melihat wajah Taehyung harus terluka seperti itu. Sepuluh hari tak bertemu dan kini malah menjumpai wajahnya babak belur begitu.
"Aku takut kembali terluka. Sebab luka yang dia toreh dulu rasanya belum mengering sama sekali" Ji Ha mendongak menatap hamparan langit cerah tak berawan.
"Luka?"
Ji Ha mengangguk. Membuka diri menceritakan perjuangannya untuk mantan—terkasih yang berakhir penghinaan untuknya.
"Astaga. Lalu maksudnya kak Taehyung mendekatimu selama ini apa? Apa dia sudah mengakui semua kesalahannya?!"
Ji Ha menggeleng.
"Dasar para pria menyebalkan! Bilang cinta tapi mengakui kesalahan saja tidak! Brengsek!"
"Hei, gadis sepertimu tidak pantas mengucap kalimat umpatan" sebuah suara menginterupsi Ha Rin dan Ji Ha. Bahkan membuat Ha Rin terlonjak ditempatnya saat mendapati pria yang ia umpat terselubung sudah berdiri disampingnya.
Memasang wajah segarang mungkin Ha Rin memberanikan diri menatap Jungkook "Kenapa? Kalian para lelaki memang pantas diumpat"
Jungkook terlihat menghela napas "Ikut aku" tangannya meraih perelangan tangan milik Ha Rin.
"Apa sih?!" Ha Rin menarik dirinya dari genggaman Jungkook. "Kenapa memaksa? Aku tidak mau!"
"Ikut atau kucium bibirmu sekarang juga"
Ha Rin menutup mulut dengan kedua tangannya rapat - rapat mencegah Jungkook melakukan hal gila itu di sekolah. Lihat saja tatapan tajam milik pria itu tidak main - main.
"Kupinjam temanmu" sahut Jungkook pada Ji Ha sebelum benar - benar pergi meninggalkan Ji Ha.
"Kembalikan dengan utuh dan jangan membuatnya menangis!" Ancam Ji Ha.
***
Ji Ha masih ditempatnya sejak 5 menit kepergian Ha Rin. Menikmati sisa waktu istirahatnya sebelum bel masuk berbunyi.
"Hai" suara itu kembali menggaung ditelinga Ji Ha setelah hampir 10 hari menghilang.
Tanpa melirik Ji Ha sudah sangat hapal siapa pemilik suara berat itu— Kim Taehyung "Wah kupikir kau sudah ditelan buaya sungai pinggir kota lama tidak muncul" sahutnya, menjaga harga dirinya dari seorang Kim Taehyung. Meski dalam sudut hati terselip rindu, namun ia tak ingin menunjukkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exam Seatmate
FanfictionJi Ha merasa peruntungan meninggalkannya sejak ia masuk ke ruang ujian dan mendapati Taehyung si kakak kelas sebagai teman duduknya. © G U L L