Tiga

209 28 0
                                    

Ji Ha panik saat tak menemukan sepatunya diatas rak depan ruangan laboratorium kimia. Dia ingat dengan jelas menyimpannya disudut paling atas. Bagaimana bisa sekarang tidak disana?

"Semuanya cepat! Kita akan akan moving ke laboratorium biologi"  suara Taehyung terdengar ditelinganya. Pemandu ospeknya sudah memberikan pengumuman sementara dirinya belum menemukan jejak sepatu miliknya.

Apa yang harus kulakukan?

"Kau! Kenapa bengong dan tidak memakai sepatumu?" Sentakkan seorang Min Yoongi bukan main - main. Dia adalah kakak kelas yang paling di takuti seantero Castle High School. Meski pandai memainkan berbagai macam alat musik dan mencipta bait manis dalam lirik lagu , tolong ingat dia bermulut pedas.

Ji Ha menunduk takut. Otaknya kesulitan merangkai kata saat tatapan itu semakin mengintimidasinya "a...ku, sepatuku— "

"Katakan dengan benar! Aku tahu kau tidak gagap!" Suaranya lebih jelas memekakan telinga Ji Ha.

"Sepatuku hilang, kak" ucap Ji Ha lemas.

Yoongi berdecih "cari! Atau gunakan apapun dan jangan menghambat yang lain" tegasnya.

"Yoongi, kenapa sih?" Taehyung datang dan menatap Ji Ha. Kemudian menangkap jika kaki gadis itu tidak mengenakan apapun.

"Urus anak ini. Aku akan membawa yang lain untuk moving" Yoongi pergi dan mengintruksikam siswa lain untuk segera bergerak ke laboratorium biologi.

"Kemana sepatumu?" Suara milik Taehyung jelas jauh lebih lembut daripada milik Yoongi. Meski sangat dalam tapi suara itu seketika dapat menenangkan Ji Ha dari kepanikannya.

"Hilang, Kak"

"Astaga. Siapa lagi siswa jahil yang mengambil sepatu siswa baru" Taehyung bergerak untuk melepas sepatu miliknya.

"Pakai punyaku. Kita harus bergerak cepat karena masih ada agenda lanjutan"

"Tapi.. Kak"

Untuk pertama kalinya dalam hidup Ji Ha melihat senyum kotak yang begitu menawan dari seorang Kim Taehyung "aku punya sepatu cadangan di loker. Kebesaran sih, tapi tak apa hanya untuk sementara, agar kau tidak tertinggal." Ungkapnya sempat mengusap lembut kepala Ji Ha sebelum melangkah pergi menuju lokernya.

***

Hari kedua ujian. Garis bawahi, baru hari kedua. Sudah membuat Ji Ha ingin segera melompat ke hari terakhir. Semuanya begitu memuakkan dan menyebalkan karena sosok Kim Taehyung.

Ji Ha tidak tahu misi apa yang dibawa pria itu hingga terus meracau harinya.

"Hello girls! Tidakkah ini terlalu pagi untuk sampai di sekolah?" Sapa Jungkook pada Ha Rin dan Ji Ha.

Salahkan saja Ha Rin yang menyuruhnya datang 1 jam lebih awal karena minta diajari soal matematika pada Ji Ha. Well, Ji Ha pun tak dapat menolak permintaan satu - satunya teman yang mau berlama - lama dekat dengannya itu. Dia bukan sosok yang mudah bergaul.

"Aku sedang minta diajari soal matematika pada Ji Ha, kak"

Jungkook mengerling "sudah bisa? Aku sangat terbuka jika kau juga mau diajari olehku" mulut manis Jungkook mulai beraksi.

"Tidak usah kak. Aku sudah paham kok" sahut Ji Ha.

"Sebaiknya kau belajar lagi dengan Jungkook biar lebih paham. Aku pinjam nyamuk sebentar" Taehyung yang baru saja tiba sudah menarik paksa Ji Ha menuju sudut lorong koridor kelas.

"Sialan. Lepaskan Kim Taehyung!" Teriak Ji Ha tak terima diseret paksa oleh Taehyung.

"Ow! Easy manis. Sejak kapan kau bermulut kasar seperti ini?"

Pagi - pagi napas Ji Ha sudah dibuat memburu sebab emosi "berhenti meracau hidupku. Enyah sana!"

"Kau tidak ingat? Siapa yang meracau lebih dulu?" Tatapan intimidasi Taehyung keluar. Tapi itu tak cukup untuk membuat Ji Ha di masa sekarang gentar.

Ji Ha tersenyum remeh "kau saja yang terlalu bodoh. Jangan jadikan aku kambing hitam karena kau tak mau mengakui kebodohanmu"

Taehyung maju, bahkan sampai hidung mereka saling bersentuhan. Lagi - lagi debaran dalam dada Ji Ha muncul "mulut manismu sekarang pintar sekali menjawab ya. Aku jadi ingin mengecapnya"

"Berani kau melakukannya. Kupatahkan lehermu!" Ancam Ji Ha.

"Astaga. Manisku benar - benar berubah" Taehyung menarik salah sudut bibirnya dengan tangan yang sudah bermain diatas bibir Ji Ha.

Sekuat tenaga Ji Ha mendorong tubuh Taehyung untuk menjauh darinya.

"Well, okay. Aku simpan bibir ini untuk nanti. Sebagai gantinya— " Taehyung melangkah mencipta jarak. "Belikan aku susu vanila"

"Beli saja sendiri!"

Taehyung menggeleng sambil tertawa "aduh duh. Kau manis sekali sih saat sedang marah begini. Padahal dulu tanpa diminta kau datang memberikan sebotol susu vanila kesukaanku"

"Maumu apa terus mengungkit masa lalu?"

Satu halis Taehyung terangkat "kau yakin ingin dengar manis?"

"Belikan dulu susu vanila"

Shit! Ji Ha bersiap melangkah pergi dari hadapan Taehyung.

"Mau kemana?" Taehyung mencekal tangan kiri Ji Ha.

"Kau bilang beli susu vanila bukan?" Ucap Ji Ha tajam kemudian menghempas tangan milik Taehyung. Ji Ha bersumpah ini kali terakhir dia menurut. Dia hanya ingin Taehyung mengatakan tujuannya agar ia segera mengakhiri semua ini.

Ospek baru saja berakhir dan lusa nanti para siswa siswi baru sudah resmi mengenakan seragam milik Castle High School.

"Kak Taehyung" panggil Ji Ha pada Taehyung yang baru saja keluar dari auditorium.

"Ji Ha ya?"

Gadis itu mengangguk malu - malu "ini sepatu milik Kak Taehyung. Terimakasih ya kak" sebelum beranjak pergi Ji Ha sempat berucap "aku menyisipkan hadiah. Semoga Kak Taehyung suka"

Taehyung tersenyum saat mendapatkan sebotol susu vanila kesukaannya. Bagaimana gadis itu bisa tahu?

Nyatanya Kim Taehyung hanya bermain - main. Setelah Ji Ha memberinya susu vanila yang pria itu inginkan. Pria itu malah melengos pergi sembari menyeruput susu yang baru saja ia dapatkan.

Sumpah kepala Ji Ha sangat panas mengingat kejadian tadi pagi membuatnya sulit berkonsentrasi belajar untuk ujian kedua siang ini.

"Ji Ha, kau tidak mau cerita padaku tentang tadi pagi?"

Ji Ha mengerut tak mengerti atas ucapan Ha Rin barusan "memangnya ada apa dengan tadi pagi?"

Ha Rin menghela napas berat "saat kak Taehyung membawamu pergi"

"Astaga. Kan sudah kubilang, dia dengan kurang ajarnya menyuruhku beli susu" untuk sampai saat ini Ji Ha belum sanggup menceritakan masa kelamnya itu. Tidak untuk saat ini karena dia masih membutuhkan pikirannya untuk tenang menghadapi ujian yang masih panjang.

"Baiklah. Aku masih percaya padamu"

"Ha Rin Saranku kau mencari pria lain saja. Sorry not to sorry, but Taehyung is a jerk!"

Exam SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang