"Mungkin begini ya rasanya ketika kita hidup bersama nanti." Hyerin berujar dengan segala kehaluan yang ada di otaknya. Gadis itu sedang membayangkan kehidupannya nanti ketika sudah menikah dengan Jimin.
Kini mereka berdua tengah menonton acara televisi. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam namun Hyerin enggan beranjak dari posisinya. Ia terlalu nyaman disini, bersama Jimin.
Gadis itu sedang bersender di dada bidang milik Jimin, dan Jimin, lelaki itu sedari tadi hanya mengusap surai hitam milik Hyerin, sambil mendengarkan celotehan gadisnya, ia berharap dengan melakukan itu Hyerin cepat tidur.
"Oppa, apakah nanti kita akan tinggal disini?"
Jimin nampak berfikir, "Kau sendiri, ingin ku ajak ke mana?" alih-alih menjawab, lelaki itu malah balik bertanya.
Hyerin mencoba berfikir keras, mencari tahu sekiranya tempat yang bagus untuk ia tempati bersama Jimin nanti.
"Aku ingin pergi ke suatu tempat yang terdapat banyak air disana."
Jimin mengangguk-anggukkan kepalanya, tempat yang terdapat banyak air?
"Di tepi sungai?"
"Ish!" Hyerin mencubit lengan Jimin. "Jangan di tepi sungai, nantinya ada buaya."
"Lalu?"
Hyerin berfikir lagi, dan secepat itu pula idenya muncul. "Tempat yang sepi, jarang dilalui banyak orang."
"Tengah hutan?"
"Aigo, Oppa! Aku serius, jangan bercanda terus!" Hyerin merajuk.
Jimin malah terkikik geli mendapati gadisnya merajuk, gemas sekali. Rasanya ingin cepat-cepat di halalkan.
"Baiklah, kali ini serius."
Hening. Dalam waktu lima menit hening, Jimin menunggu Hyerin untuk mengutarakan keinginannya lagi, pada akhirnya gadis itu pun kembali bersuara.
"Oppa," panggil gadis itu dengan lembut namun terdengar serius.
"Kenapa?"
"Jika Eomma ku terus menerus tak merestui hubungan kita bagaimana? Aku tidak mau berpisah dengan mu, dan aku tak mau kau menikah dengan wanita lain." tutur gadis itu dengan panjang lebar.
Dari dulu, Hyerin selalu mengkhawatirkan soal itu. Hubungannya dengan Jimin sangat ditentang oleh Eommanya. Bahkan Eommanya itu pernah bilang secara terang-terangan di depan Jimin bahwa ia tak menyukai lelaki itu.
Hubungan yang mereka jalani sudah berjalan selama dua tahun, bahkan waktu itu Hyerin membantu Jimin untuk mencarikan lelaki itu pekerjaan agar Eommanya merestui, karna wanita paruh baya itu mengira bahwa Jimin pengangguran.
"Kau tidak perlu khawatir, aku akan berusaha agar aku bisa menikahi mu nanti." ucapnya dengan yakin sembari mengelus puncak kepala gadis itu.
"Cepat tidur, agar besok tidak kesiangan."
🍁🍁🍁
Hyerin bangun dari tidurnya, ia melirik sofa yang terdapat di pojok kamar namun tak ia temukan Jimin disana. Apakah Jimin sudah bangun?
Gadis itu pun bergegas menuju dapur, saat itu juga ia melihat Jimin sedang memasak. Hyerin jadi merasa tidak enak, seharusnya yang ada di posisi itu dirinya, bukan Jimin.
Sudah bangun kesiangan, tidak bisa memasak pula. Tapi cita-cita ingin menjadi istri Jimin.
"Hey, kenapa melamun disitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
FanfictionPertunangannya dengan Taehyung membuat Hyerin mau tak mau harus melepas Jimin, kekasihnya. Taehyung mencintai Hyerin, ia akan melakukan apapun untuk membuat hati gadis itu luluh. Namun semuanya berubah ketika Hyerin mencoba untuk mencintai Taehyung...