Setelah pesta tunangan selesai, Taehyung membawa Hyerin pergi. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, namun itu tak membuat Taehyung mengurungkan niatnya, yang ada di fikirannya saat ini adalah mengusir kesedihan Hyerin, gadis yang dicintainya sekaligus tunangannya.
Diantara Taehyung maupun Hyerin, tidak ada yang membuka suara. Taehyung lebih memilih fokus mengemudi walaupun fikirannya berkecamuk memikirkan gadis itu. Sedangkan Hyerin, ia lempar pandangannya kepada kaca mobil, gadis itu lebih memilih melihat jalanan kota Seoul.
Hyerin takut. Takut jika Jimin mengetahui rahasia bahwa kini ia sudah bertunangan dengan Taehyung. Takut jika lelaki itu sakit hati, kecewa. Dan juga takut Jimin pergi.
Anggap saja ia egois, sudah bertunangan tetapi masih menginginkan Jimin. Keadaan yang memaksanya hingga ia berada dititik ini.
"Hyerin-ah," panggil Taehyung.
Hyerin hanya menoleh tanpa menjawab.
"Kau lapar tidak? Mau makan dulu?"
Hyerin menggeleng sebagai jawaban.
Taehyung mengangguk mengerti. Lelaki itu kembali fokus menyetir. Sebenarnya Taehyung khawatir, gadis itu belum makan malam.
Sepuluh menit kemudian, mobil yang dibawa Taehyung berhenti. Taehyung turun dari mobil, begitu juga dengan Hyerin. Lelaki itu menuntun Hyerin memasuki area puncak.
Hyerin tertegun. Tempat ini cantik sekali, karena ketika malam hari, lampu-lampu di sekitaran taman, pohon, pagar, dinyalakan. Taehyung membawa Hyerin ke area taman, lalu duduk pada bangku yang berhadapan.
"Tunggu disini, aku pesan jagung dulu."
Hyerin mengangguk, Taehyung pergi menuju penjual jagung. Matanya menyapu pemandangan indah yang tersaji disana. Sebelumnya Hyerin belum pernah mengunjungi tempat ini, dan sekarang ia dibuat takjub. Tempat yang romantis.
Hyerin merutuki dirinya ketika sadar ia tak membawa ponsel. Padahal ia ingin tahu, apakah Jimin mengirimnya pesan, karena biasanya lelaki itu akan mengingatkan Hyerin untuk makan malam.
Tak lama kemudian, Taehyung datang membawa dua jagung bakar. Lelaki itu duduk dihadapan Hyerin.
"Untuk mu." Taehyung menyerahkan satu jagung bakarnya ke hadapan Hyerin.
"Terimakasih."
🍁🍁🍁
Jungkook baru saja menutup cafenya, tak biasanya cafe itu tutup lewat jam delapan malam, itu karena banyaknya pelanggan yang datang.
"Hyung, mau langsung pulang?" tanya Jungkook kepada Jimin yang tengah membereskan kursi.
"Iya," jawab Jimin singkat.
Jungkook menghela nafas lelah, ternyata Jimin masih patah hati.
Ketika di mobil pun, Jimin masih diam. Tidak biasanya lelaki itu diam layaknya patung, biasanya Jimin akan mengajak Jungkook mengobrol, atau mengajak minum soju di sebuah kedai.
Jungkook tidak suka melihat hyungnya larut dalam kesedihan, apalagi karena seorang wanita.
"Hyung,"
Jimin menoleh.
"Masih memikirkan Hyerin noona?" tanya Jungkook pada akhirnya, karena ia merasa gemas dengan diamnya Jimin.
"Aku tidak tahu."
Jawaban macam apa itu?
"Ceritalah padaku, apa yang membuat mu jadi diam terus seperti ini, hyung." Pancing Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
FanficPertunangannya dengan Taehyung membuat Hyerin mau tak mau harus melepas Jimin, kekasihnya. Taehyung mencintai Hyerin, ia akan melakukan apapun untuk membuat hati gadis itu luluh. Namun semuanya berubah ketika Hyerin mencoba untuk mencintai Taehyung...