Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Sedari tadi Jimin memperhatikan pintu kaca Cafe ini, berharap ada seorang gadis yang muncul disana dengan senyuman hangat yang selalu ia tujukan kepada Jimin.
Jimin tersenyum miris, sudah pasti gadis itu tidak akan kesini. Pasti Nyonya Chin Sun melarang keras Hyerin untuk tidak bertemu dengan Jimin.
Apakah Hyerin tidak akan menginjakkan kakinya disini lagi? Apakah gadis itu mulai menghindar?
Suara denting dari bel pintu utama menyadarkan Jimin, lelaki itu memperhatikan pintu cafe, ingin tahu sekiranya siapa pelanggan yang datang, apakah Hyerin?
Namun saat itu juga harapannya hancur ketika matanya menangkap sosok lelaki yang merupakan teman satu apartemennya.
Jung Hoseok.
Hoseok mencari tempat kosong, lalu duduk disana. Langsung saja Jimin menghampirinya.
"Mau pesan apa, hyung?"
Hoseok tersenyum, kebetulan Jimin yang datang melayaninya.
"Ya! Jimin-ie, ada yang ingin aku bicarakan."
"Soal apa?"
"Duduk dulu." pinta Hoseok dan Jimin menurut. Kini mereka telah duduk berhadapan.
"Aku tadi bertemu Hyerin." Hoseok memulai pembicaraannya disertai dengan senyuman.
Hyerin.
Nama itu seakan terngiang di kepala Jimin.
"Dimana?"
"Tadi kami berpapasan di persimpangan jalan. Aku sempat mengajaknya untuk datang kemari, tapi dia menolakku."
Jimin masih setia mendengarkan cerita dari Hoseok, mencoba mendengarkan dengan baik, karna ini menyangkut soal Hyerin.
Ada rasa kecewa ketika Hoseok mengatakan bahwa Hyerin menolak untuk datang kesini. Benarkah gadis itu sudah tidak mau lagi kesini? Atau... ia tidak mau kesini bersama Hoseok?
Jimin tengah berkutat dengan fikirannya sendiri, memikirkan kemungkinan Hyerin tidak mau datang ke cafe ini. Hoseok yang tak mandapat respon apapun dari Jimin langsung menyadarkannya.
"Ya! Jimin-ie, apa yang sedang kau fikirkan?"
Jimin tersadar, lelaki itu memasang raut wajah normal seakan tidak terjadi apa-apa padahal sekuat tenaga ia menahan perasaannya yang-- Jimin tidak tahu kenapa.
"Hyung, kau mau pesan apa?" tanya Jimin, mencoba menghentikan topik pembicaraan dan menghindari pertanyaan Hoseok.
Hoseok berfikir sebentar, "Hmm... Secangkir Americano sepertinya cocok untuk suasana sore ini."
"Itu saja?"
Hoseok mengangguk.
"Makanannya?"
"Tidak. Aku akan meminta makan pada Jin hyung." ucapnya diakhiri cengiran.
🐣🐣🐣
Ketika Hyerin sudah sampai rumah, ia melihat mobil Appa-nya sudah terparkir di garasi. Ternyata benar, Appa nya sudah pulang hari ini.
Hyerin memasuki rumahnya, tetapi ia tidak menemukan keberadaan orangtuanya. Mungkin orangtua Hyerin sedang tidak ada di rumah, lantas gadis itu melangkahkan kakinya menaiki anak tangga untuk sampai di kamarnya yang terletak di lantai dua.
Hyerin melepas sandal dora emonnya yang seharian ini ia pakai, gadis itu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Lima belas menit kemudian, Hyerin selesai dengan urusan kamar mandinya. Ketika sedang mengeringkan rambut, ponselnya berbunyi. Hyerin meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas, panggilan masuk dari Sun Mi. Lantas ia menekan tombol hijau untuk mejawab panggilan.
"Ada ap--"
"Hyerin-ssi, kau sudah memberikan amplop yang aku titipkan belum?" Sun Mi bertanya dengan antusias di sebrang sana.
"Belum." Jawab Hyerin sembari melilitkan handuk kecil itu di rambutnya. Hyerin mengambil posisi duduk di atas ranjang.
"Eoh?! Wae?" tanya Sun Mi tidak santai.
"Aku belum sempat kesana. Kau tenang saja, besok aku akan temui Jungkook."
"Jika sudah beri tahu aku."
"Iya,"
Untuk beberapa detik tidak ada yang bersuara di antara mereka. Hyerin menunggu Sun Mi untuk berbicara, namun gadis itu tidak juga mengeluarkan suara. Pada akhirnya, Hyerin yang angkat bicara.
"Sun Mi-ssi?"
"Nee?"
"Aku ingin minta pendapat mu."
"Pendapat ku? Untuk apa?" Sun Mi bertanya bingung.
"Menurut mu lebih baik aku mempertahankan hubungan ku dengan Jimin oppa atau mengakhirinya?"
Hyerin sudah menceritakan masalahnya kepada Sun Mi tadi pagi di kampus. Dan Sun Mi juga merasa kasihan kepada temannya itu. Bagaimana jika ia berada di posisi Hyerin?
🐣🐣🐣
Hyerin turun dari kamarnya ketika Nyonya Chin Sun memanggil untuk makan malam. Di ruang makan, Nyonya Chin Sun bersama dengan Appa Hyerin, Kim Dae Jung, sudah menunggunya.
"Duduk dulu, sayang." Nyonya Chin Sun mempersilahkan putrinya untuk duduk. Dan kini Hyerin sudah duduk berhadapan dengan kedua orangtuanya.
Banyak hidangan makanan yang tersaji di atas meja dan itu semua merupakan makanan favorit Hyerin.
Hyerin menatap Nyonya Chin Sun. Tidak mungkin Eommanya memasak sebanyak ini. Pasti Nyonya Chin Sun memesan di sebuah restoran.
"Makan yang banyak ya," ucap Nyonya Chin Sun.
Hyerin mengangguk, lalu memilih makanan yang paling ia suka, Yangmyeon.
"Bagaimana kuliah mu, Hyerin?" tanya Dae Jung.
"Kuliah ku baik, Appa."
Mendengar itu, membuat Dae Jung mau pun Nyonya Chin Sun tersenyum.
"Besok malam partner kerja Appa dan Eomma mengundang kita untuk makan malam bersama. Kau ikut ya?" pinta Nyonya Chin Sun.
Undangan makan malam bersama? Jujur saja, Hyerin sangat malas untuk datang ke acara seperti itu. Karna disana ia hanya akan diam menemani orangtuanya mengobrol dengan rekan bisnisnya, dan itu sudah biasa. Hyerin lebih memilih rebahan dari pada datang ke acara itu.
"Aku--" Hyerin hendak menolak, namun suara Dae Jung mengurungkan niatnya.
"Kau harus ikut, Hyerin."
Jika Appanya yang meminta, Hyerin tidak bisa menolak. Pada akhirnya gadis itu hanya mengangguk setengah hati dengan perasaan tidak ikhlas.
Besok akan menjadi malam yang membosankan bagi Hyerin.
•••
Terimakasih buat yang udah baca, semoga suka😚
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
Fiksi PenggemarPertunangannya dengan Taehyung membuat Hyerin mau tak mau harus melepas Jimin, kekasihnya. Taehyung mencintai Hyerin, ia akan melakukan apapun untuk membuat hati gadis itu luluh. Namun semuanya berubah ketika Hyerin mencoba untuk mencintai Taehyung...