Diam.
Kata itu yang mewakili hati dia, amara, seorang gadis pecinta hayalan. Kemarin malam ia menangis karena telah menonton drakor sedih, kini ia hanya diam memandang kosong langit-langit di kamarnya. Ia hanya tak percaya jika tokoh utama yang ia idolakan meninggal dengan tragis di cerita itu.
"Amara, cepat bangun, sholat subuh! Kamu udah telat nih." ucap seseorang di luar kamar.
"Ih ibu, baru juga jam setengah lima, bentar ih." Amara sadar dari keterdiamannya karena ibunya itu.
"Jam setengah lima apa?! Lihat jam sudah lebih dari jam lima Ara! Cepat bangun, sholat duku udah itu mandi, terus berangkat sekolah!" teriak ibu gadis itu.
"OMAYGAT! Gue terlalu lama ngelamun!"
Gadis yang bernama Amara Lidiyyana Putri ini, akrab dengan panggilan Ara, panggilan dari mamah papahnya yang sekarang entah berada dimana, Ara di besarkan oleh Listy yang tak lain adalah ibu angkatnya. Ia buru buru ke kamar mandi untuk menunaikan ibadah wajibnya.
Setelah beres semuanya, ia bergegas mencari ibunya untuk berpamitan, Ara meminta doa dari ibunya agar di beri kemudahan dalam pembelajaran.
"Ibu Ara pergi, Assalamualaikum." teriak Ara di luar rumah.
"Jangan teriak teriak Ara! Tak baik, masa seorang perempuan teriak teriak." Ucap ayah menasehati
"Hehe iya maaf Ayah, Ara khilaf."
-
"Ara!!"teriak orang yang mengaku sebagai sahabat Ara selama ini.
"Astagfirullah kayla! Jangan teriak!"
Ya nama gadis itu kayla, anggota osis yang juga menjadi sahabat Ara selama ini, kayla merupakan orang yang ceria, dengan rambut menjuntai indah, tapi ada satu hal yang paling ia kagumi dari kayla, ketulusan hati kayla yang tak memandang kasta untuk berteman.
"Sekarang kumpul di aula, peserta mpls udah dateng Ra." kayla melihat Ara hanya diam, melamun? Oh bisa dikatan seperti itu.
"Ra?"
"Amara?" kayla sedikit berteriak, tapi Ara belum meresponnya.
"Araa!!" kali ini Kayla benar benar teriak.
"Hm." Kayla melongo tak percaya, Ara hanya memberikan jawaban dan langsung pergi begitu saja.
-
"Ok, sebelumnya perkenalkan nama saya Dias Pramuwijaya, disini saya sebagai ketua pelaksana, namun bukan berarti ketua osis." Diaz memulai acara yang disebut mpls itu dengan perkenalan. Seluruh peserta diam memperhatikan apa yang osis bicaraka.
"Perkenalkan nama saya Amara Lidiyyana Putri, disini saya sebagai tata acara, dan juga ketua pembimbing." Ara melihat peserta mpls itu dengan senyum ramah, namun ada satu yang membuat ia terpaku. Mata hitam, hidung lancip, kulit sawo matang. Ia terpaku pada siswa itu, siswa yang akan menjadi adik kelasnya. Seperti ada yang mendorong hatinya untuk tetap menatap teduh mata itu.
"Kak Amara jika sudah silahkan." Mc membuyarkan tatapan Ara itu.
"Ah iya, sekian dari saya terimakasih."
Ara pergi dari podium menuju ruang osis, ia ingin membawa peralatan osis yang diperlukan untuk acara ini. Dengan langkah semangat Ara memberikan senyum ceriamya kepada rekan rekan dan kakak kelas yang bertemu dengannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/209187264-288-k900848.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
achieve time
Ficção AdolescenteWaktu bergulir cepat, dia tak merasakan apa arti kasih sayang orang tua kandung, dari kecil hingga besar dia harus menanggung semuanya. Tak peduli dengan penderitaannya, kini dia harus bertahan hidup seorang diri, tak peduli berapa banyak cemooh yan...