2.

157 82 76
                                    

"Yeayyyy ibu, Ara pulang nih." selayaknya anak kecil yang di beri hadiah, Ara berjingkrak senang.

"Aduh Ara turun dari kursi, nanti kursinya bolong." teriak sang ibu dari arah kamar.

"Kamu ini bukannya salam malah teriak teriak, jangan seperti itu nak, gak baik."

"Iya bu maaf, Ara seneng sih habisnya."

"Senang gara gara apa? Di tembak gebetan kamu?" ibu Ara menggoda Ara hingga Ara tersipu malu.

"Ih ibu apaan sih." Ara berlari kecil pergi ke kamarnya.

---

"Bener emang Ara suka Septian?"

"Bener emang Ara cintanya Septian?"

"Astagfirullah, kok Ara jadi mikirin Septian sih." Ara pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan muka lelahnya selama di sekolah.

"Huffft cape Ara hari ini, mikirin si mia eh kimia sampe bekerja keras."

"Siapa yang cape?" Hymi - kakak angkat Ara memasuki kamar Ara tanpa seizinnya, mengetuk pintu saja tidak apalagi izin masbro_-

"Ketuk pintu dulu dong kak, gimana coba kalo Ara nggak pake baju, gimana coba kalo Ara lagi telanjang." Ara memasang muka kesal terhadap hymi, sudah lelah tambah badmood lagi, beuhhh double kill.

"Santuy aja Ra lagian kan kita muhrim kali, cewe sama cewe, kayak kesiapa aja lo Ra." Yang di tegur hanya cengengesan tak jelas membuat Ara tambah badmood dibuatnya.

"Eh kak, ngomong-ngomong pernah cpp gak sih?"

"Cpp apaan anjir, mana tau gue istilah anak ipa, kan gue masuk jurusan DKV."

"Cinta pandangan pertama kakak hymi agustine."

"Anjir bahasa lo gaya amat hahahaha." Hymi tertawa terpingkal pingkal karena setau dia Ara tidak pernah merasakan apa itu cinta, dan kini tiba tiba dia menanyakan itu semua.

"Ah sudahlah tak usah dibahas lagi." Ara pergi dari kamarnya meninggalkan Hymi yang masih tertawa di dalamnya.

---

"Oh iya kay emang bener ya istilah cinta pandangan pertama itu ada?" Ara masih kepo dengan pembahasan itu, lantaran ia serasa merasakannya.

Kayla melongo mendengarnya, selama berteman dengan Ara, Kayla tak pernah mendengar Ara membahas tentang cinta-cintaan.

"Ra, lo sehat kan? Kenapa tiba tiba nanya itu?"

"Kay, kayaknya aku suka Septian deh."

Kayla semakin dibuat melongo dengan penjelasan Ara.

"Seriously?!" Ucap Kayla sedikit teriak.

"Ih Kayla jangan teriak dong." Ara memukul pelan tangan kanan Kayla.

"Oh iya maaf-maaf, habisnya gue kaget sih, by the way lo tau kan kalau Septian itu ketos, pasti banyak saingannya ra, mendingan lo terima cinta si Vano deh, daripada nunggu yang gak pasti."

"Kok gitu sih, kan aku sukanya sama Septian bukan sama Vano." Ara menggerutu sebal.

"Siapa yang suka Septian?"

achieve timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang