Jika tuhan tidak mengizinkan kita bersama, aku bisa apa?
---
Bara menghampiri Septian yang memejamkan mata dikasurnya. Ia menghela nafas melihat tubuh atletis sahabat.
"Sep, bangun, mati lo? Udah sore nih." Bara mengguncangkan tubuh Septian.
Septian membuka matanya perlahan. Sepulang sekolah ia tidak langsung kerumah-nya, melainkan kerumah Bara.
"Jam?" Tanya Septian setelah nyawa nya terkumpul menjadi satu.
"Setengah 5." Jawab Bara setelah melihat kearah jam dinding.
"Minjem baju, mau mandi." Septian melangkah ke kamar mandi, tak lupa ia membawa handuk Bara.
Bara lagi-lagi hanya bisa menghela nafas. Ia tak bisa berbuat apa-apa tanpa keputusan Septian.
"Mau sampe kapan lo nyembunyiin dari semu orang Sep." Gumam Bara, lalu melangkah kedepan lemarinya.
Ia menyimpan baju yang akan dipakai Septian di kasurnya, lalu pergi keluar kamar.
---
"Bim, cocok gak?" Tanya Vano
Kedua temannya yang bernama Bima dan Bimo meliriknya malas.
"Bim siapa? Bim salabim?" Decak Bima.
"Bimbim a bimbim e bibim a bimbim." Nyanyi Bimo.
"Eh, kamplang pimpim bukan bimbim." Jawab Dino asal.
"Udah salah, ngotot lagi si bangsat." Ketus Rendi, yang daritadi diam saja.
"dinding pak didin e dindingnya pak didin." Lanjut Rendi sembari menyanyi.
Bima, Bimo, Dino dan Vano hanya mendelik saja.
"Gimana, udah cocok belum gue?" Tanya Vano sekali lagi.
"Kagak ada cocok-cocoknya anjir. Lo mau ngamen apa mau ngajak si Ara ngedate sih." Jawab Bima.
"Mau ngajak ena-ena Ayam. Kali aja tu ayam hamil anak gue." Decak Vano malas.
"Yaudah, bawa tu ayam ke hotel bintang 5, sekalian ke fasilitas yang terbaik. Biar nikmat gituloh." Ucap Rendi.
"Bego lo anjir, udah tau mau ngedate sama ayang bebeb. Malah dikatain ena-ena sama ayam." Decak Vano malas.
"Lo yang bilang mau ena-ena sama ayam anjir. Napa jadi gue?" Cercah Rendi.
"Udah lah, sama-sama bego ngapain ngata-ngatain si." Ucap Bimo, ia menoleh dengan muka tanpa dosa. Ia mengambil kacang atom lalu memasukkan ke mulutnya, begitupun seterusnya.
Rendi dan Vano hanya menatap tajam sang empunya mulut. Bimo merasa diperhatikan, memperhatikan balik keduanya. Ia mengedikkan bahu, merasa bodo amat.
"Bimo goblok." Ucap keduanya berbarengan.
"By the way Van, emang Ara mau lo ajak date? Kan dia anti banget sama lo." Ucap Bima, menghentikan perang dingin, eh panas antara ketiga orang tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
achieve time
Teen FictionWaktu bergulir cepat, dia tak merasakan apa arti kasih sayang orang tua kandung, dari kecil hingga besar dia harus menanggung semuanya. Tak peduli dengan penderitaannya, kini dia harus bertahan hidup seorang diri, tak peduli berapa banyak cemooh yan...