12.

24 8 10
                                    

Aku bersama-mu, tapi kamu bersamanya? Simbiosis apa itu?

---

Septian menyugar rambutnya gusar. Ara tidak bisa dihubungi daritadi. Ia menghela nafas panjang.

Septian beranjak dari kasur Bara, lalu meraih kunci motornya. Ia akan pergi ke rumah Ara. Perasaannya tak enak.

"Bar, gue pergi dulu." Ucap Septian.

"Hati-hati." Teriak Bara saat Septian keluar dari kamarnya.

Septian melangkah ke bagasi, lalu mengendarai motornya keluar dari rumah Bara.

Ia menyusuri jalanan dengan kecepatan sedang. Bagaimana-pun keselamatan diutamakan.

Saat tiba dirumah Ara, ia mengetuk pintu Ara berulang kali, hingga seorang cewek cantik membuka kan pintu untuknya.

"Eh Septian, masuk dulu yuk." Ujar Hymi saat tahu yang mengetuk pintunya adalah Septian.

"Enggak usah kak, Ara ada?" Tanya Septian tanpa basa-basi.

"Belum pulang, tadi sih sama Kayla pergi ke cafe." Jawab Hymi.

"Kalo boleh tau cafe mana ya?" Tanya Septian.

"Cafe antariksa, yang deket mall di Jalan Kartini."

"Makasih kak, saya pergi dulu."

"Hati-hati." Jawab Hymi.

Setelah mengetahui tempat Ara sekarang, ia langsung pergi kesana. Menyusul sang pujaan hati.

Sedari tadi perasaan ia tak enak, seperti akan terjadi sesuatu.

Ia mengendarai motor dengan ugal-ugalan. Tak peduli dengan sumpah serapah pengendara lainnya.

Setelah sampai, ia langsung berlari ke gerbang cafe. Ia melihat Ara dibopong Vano menuju mobilnya. Ia juga melihat Kayla disana. Ia semakin bingung dengan tingkah Kayla.

"Anjing kecolongan bangsat." Gumam Septian.

Saat mobil Vano melewatinya. Ia langsung membuntuti mobil tersebut. Vano tak menyadari jika ia telah dibuntuti Septian.

Di dalam mobil, Vano hanya tersenyum, ia mengusap pipi Ara dengan sebelah tangannya.

"Cara halus gak mempan, masih ada cara lain sayang. Maafkan aku setelah ini." Ucap Vano.

Septian menatap nyalang mobil di depannya. Ia tak menduga jika Vano akan melakukan cara keji.

"Gue gak akan biarin orang yang gak bersalah jadi korban lo anjing." Gumam Septian.

Ia nyaris menghantam mobil Vano, saat mobil di depannya berhenti mendadak.

Vano keluar dari mobilnya dengan senyum yang tak pudar.

"Berani juga datang sendirian." Ucap Vano.

Septian menatap Vano setajam silet. Eh setajam elang. Ia nyaris menonjok muka di depannya ini. Ia lupa mengabari Bara, jika ia tengah butuh bantuan.

achieve timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang