12. Kenapa?

751 84 8
                                    

Vote n comment juseyo~
Happy reading~
-------------------------------------------------

Hari jumat, di penghujung weekend yang sangat melelahkan, Park Jimin keluar kelas dengan aura letihnya. Setelah semalaman begadang ngerjain tugas yang baru sempet ia pikirkan satu hari sebelum pengumpulan. Terimakasih untuk manusia tampan, Kim Taehyung yang sudah mengingatkan.

Kesal sekali. Park Jimin yang kini bukan bocah 12 tahun menghembuskan nafas berat setelah keluar kelas. Pukul 5 sore, ia baru bisa merasakan udara segar luar.

Menuju parkiran, si tampan Jimin bertemu dengan Kim Taehyung dan pujaan hatinya, Jeon Jungkook si cowok cantik idaman kampus.

Idaman Jimin juga, dulu.

"Suntuk amat, pak." Jungkook, basa-basi sambil mengulurkan pocari sweat yang udah dia minum.

Diteguknya beberapa tegukan minuman, Jimin balas omongan Jungkook. "Pak Choi kalo ceramah gak mandeng waktu, gue udah loyo gini masih nyerocos aja dia."

Jimin dapet kelas tambahan, jadi doi nggak bareng Taehyung. Biasanya sih takkan terpisahkan alias nempel mulu.

Balasan kekehan dari pemuda Kim dan sang pujaan hati bikin Jimin sebel. "Diem ah!"

"Btw Jim, mau kemana?" Sobat ambyar, si Kim Taehyung nanya.

"Balik lah! Kemana lagi, emang?"

"Nggak nyari kating dambaan lo?"

Jimin ketawa, "Absen dulu gue, badan sakit semua."

"Tumben boss?"

Hanya respon biasa, ngangkat dua alis. Terus siap gass motornya.

Ucapan basa-basi yang terlampau basi, yaitu "tiati di jalan" dilontarkan Jungkook saat si Jimin pamit mau pulang. Dengan motor maticnya, Jimin pergi ninggalin Kim Taehyung yang katanya mau malsab-an sama Jungkook.

- 👬 👬 👬 -

Malamnya Jimin kacau. Kacau sekali.

Sehari nggak ketemu manisnya, dunianya suntuk. Gak enak banget. Rasanya pengen langsung nyamperin si manis buat ngobatin rindu.

Ha ha, bukan hak milik padahal. Tapi begitu menggoda untuk dimiliki.

Besok, pagi-pagi sekali bakal langsung dikontaknya si manis terus samperin ke apartnya. Jimin janji. Kalo tidurnya nggak bablas.

Hape yang lagi dicharge berdering bikin Jimin bangkit, pas dilihat siapa yang memanggil, diangkatlah dengan malas.

"Kalo mau pamer suara desahannya Jungkook, gue matiin."

"Bangsat gak gitu tolol!"

"Nggak bareng Jungkook?"

"Berantem tadi, haha."

Dapet gelengan kepala dari Jimin. Total heran sama sohibnya itu. Udah tau Jungkook kalo marah kek singa, masih aja dijahilin, nyari mati namanya.

"Terus ngapain malem-malem telpon? Si ganteng lagi males keluar kalo lo mau ngajak main."

Suara berat di seberang telpon menggema, "Bacot lo! Gue kayak liat kating lo."

Dan itu langsung bikin Jimin duduk tegak, "Sumpah? Demi apa lo? Dimana? Lo samperin gak?"

"Banyak bener lo nanya."

"Jawab Kim!"

Menghembuskan nafas sejenak sebelum pemuda Kim di sana menjawab pertanyaan Jimin. "Di club. Tempat biasa bang Namjoon nongkrong. Gue lagi diajak ke situ. Yang deket apart Jungkook."

MY SUGAR  [ END - PDF for free ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang