01

219 6 3
                                    

Tak tik tuk tik tak...

Suara ketikan keyboard laptop mengiringi suasana Keyra yang tengah serius mengerjakan tugas Makalahnya. Ributnya suara gemuruh pelanggan lain tak membuat pikiran Keyra kacau. Sedaritadi gadis berkacamata, bukan kacamata minus, alasannya biar mata terlindungi dari cahaya laptop yang padahal buat gaya-gayaan doang itu terus fokus pada monitor laptop.

Aiyaiya pinggul diputar-putar...

Sampai akhirnya deringan ponsel Keyra sukses membuat fokus gadis itu teralihkan.

"Halo?"

"Gue udah di cafe Blasteran yang lo maksud nih." Ucap si penelpon.

"Kesini aja, gue di lantai 2." Ujar Keyra mematikan telpon lalu kembali fokus pada tugasnya.

"Lo lagi ngerjakan tugas?" Tanya si penelpon setelah duduk di depan Keyra, Hamdy namanya.

Keyra mengangguk sejenak tanpa berpaling dari laptopnya, "Sudah pesan makan?"

"Belum."

"Bentar ya."

Keyra bangkit dari duduknya. Berjalan santai melewati beberapa pelanggan yang sedang bercanda gurau dengan teman perkumpulannya. Tepat di pagar pembatas Keyra berhenti. Celingak celinguk mencari sesosok manusia abstrak yang ingin sekali Keyra tabok.

"Aga." Panggilnya, namun Aga tidak menoleh. Cowok itu tengah sibuk melayani pelanggan yang sedang membayar pesanan mereka.

Aga adalah manusia abstrak yang selalu ingin Keyra siksa sekaligus yang selalu menemani Keyra selama 6 tahun lamanya. Mereka dekat sejak SMP. Awal pertemuan mereka pun sangat tidak berfaedah. Semua berawal dari Aga yang ingin beli pentol rebus yang ada telurnya dan ternyata hanya tersisa 1 biji. Namun tiba-tiba Keyra datang dan merebut pentol rebus pesanan Aga. Aga pun tidak terima, hingga akhirnya mereka berdua adu mulut merebutkan siapa yang pantas mendapatkan pentol rebus berisi telur itu. Endingnya pentol itu jatuh ke tanah, baik Aga maupun Keyra tidak berhasil mendapatkannya. Naasnya lagi mereka harus iuran untuk membayar pentol yang sudah jatuh itu. Sangat tidak berfaedah, tapi karena kejadian itu justru Aga dan Keyra menjadi dekat hingga sekarang.

Kini Keyra menjabat sebagai Mahasiswa Jurusan Keperawatan. Lulus dari SMA Keyra berjanji akan menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tuanya setelah akhirnya ia bosan menjadi anak pembangkang yang tak pernah menuruti perintah Maminya. Bukan pembangkang dalam arti Keyra anak nakal. Melainkan Keyra merasa di kekang, ikut ekskul pun Maminya tak ijinkan membuat Keyra tetap ikut dan memilih ekskul Dance juga Teater yang setiap ada lomba pulangnya selalu malam.

Naasnya lulus SMA Keyra harus menerima permintaan sang Mami untuk kuliah di jurusan Keperawatan. Untuk melanjutkan cita-cita Maminya yang tidak kesampaian. Demi menjadi anak yang berbakti, Keyra pun nurut. Ujung-ujungnya stres sendiri menghadapi kata-kata medis yang bikin lumet otaknya.

Sementara Aga memilih untuk bekerja. Saat ini dirinya tengah bekerja menjadi kasir sekaligus pelayan di cafe Blasteran. Cafe tempat favorit berkumpulnya Mahasiswa karena harga makanannya yang terbilang murah juga tempatnya yang kekinian banget.

"Aga." Panggil Keyra lagi setelah pelanggan yang sudah membayar tadi pergi. Namun Aga masih tidak mendengarnya.

"Cuy." Aga pun akhirnya menoleh, "Yaelah, dipanggil cuy baru noleh. Tau gitu gue panggil cuih aja tadi." Omel Keyra, Aga hanya tercengoh tidak paham dengan gerakan bibir Keyra.

"Kenapa?"

"Minta menu, dong."

"Ambil sendiri sini."

"Mager."

"Siapa yang mau pesan?"

"Teman."

"Suruh dia kesini ambil sendiri."

"Kalau mau dapat pahala harus banyak-banyak nolong orang." Gumam Keyra sukses membuat Aga naik ke atas dalam keadaan terpaksa.

Keyra tersenyum geli. Inilah yang ia suka dari Aga. Gampang dikibuli. Dengan hati senang Keyra balik ke tempat duduknya, melemparkan senyum pada cowok yang ada di hadapannya. Cowok yang saat ini masuk dalam daftar gebetan Keyra.

"Aelah cowok kok males banget turun ke bawah." Omel Aga setelah tau teman yang Keyra maksud ternyata cowok.

Sontak Keyra melemparkan tatapan melototnya pada Aga. Aga tidak peduli. Ia memutar kedua bola matanya kesal, memalingkan wajah dari Keyra.

"Hamdy mau pesan apa?" Tanya Keyra sok imut, ingin sekali Aga muntah melihat sikap fake sohibnya itu. Sungguh, Keyra yang sekarang bukanlah Keyra sehari-hari.

"Gue pesan Cappucino aja."

"Udah capek-capek ke atas, pesannya satu doang." Singgung Aga lagi, "Sepuluh ribu."

Buru-buru Hamdy mengeluarkan dompet memberi selembar uang lima puluh ribu pada Aga.

"Nanti kamu yang antar makanannya ya." Pinta Keyra tersenyum manis.

"Ogah." Jawab Aga ketus lalu pergi.

Beberapa menit kemudian...
Aga kembali dengan membawa pesanan sekaligus angsulan gebetan Keyra.

Sesampainya di tempat Keyra berada Aga langsung mengambil Moccacino milik Keyra, menyeruputnya hampir habis.

"Moccacino gue!"

"Haus."

"Beli sendiri, dong!"

"Kamu kira bolak-balik naik turun tangga itu gak capek apa?"

"Itu kan..." Keyra diam, teringat akan kehadiran Hamdy membuatnya harus tetap jaga image, "Oh yaudah habisin aja, Aga pasti capek banget."

Muntah muntah muntah. Aga pengen muntah sekarang juga. Acting Keyra natural sekali, tidak sangka ternyata ilmu teater gadis itu masih melekat didalam diri Keyra.

"Lo lagi ngerjain tugas apa, Key?" Tanya Hamdy membuka pembicaraan setelah semenit suasana hening.

"Tugas kuliah lah, pake nanya." Sahut Aga cuek kembali menyeruput minuman Keyra.

"Tugas kuliah lo banyak banget ya, Key?"

"Iyalah banyak, namanya anak kuliah." Ujar Aga lagi, kali ini kentang goreng Keyra dilahapnya.

"Aduh, kayaknya gue ganggu lo. Datengnya gak tepat."

"Ganggu banget! Pulang gih sana." Lagi Aga berucap, dan sekarang donat dengan topping coklat kacang milik Keyra masuk ke mulut Aga.

BRAKK...
Tak tahan, Keyra menggebrak meja, melotot pada Aga.

"BACOT KAMU! PERGI SANA!"

"Kan, disuruh pergi tuh mas." Sahut Aga santai pada Hamdy sukses membuat Keyra gelagapan.

"Bu-bukan, bukan lo, Ham." Keyra tersenyum paksa, berusaha mencairkan suasana, namun Aga lagi-lagi berulah.

"Gue kasih tau ya mas, cewek yang di depan mas ini galak, bahaya. Marahnya tadi belum seberapa, saran gue, mending pulang sekarang." Ujar Aga lalu pergi dengan santainya.

Keyra semakin nafsu melotot pada Aga. Mata dan telinganya panas. Kalau mata orang tajam, mungkin mereka sudah lihat asap keluar dari lubang hidung dan telinga Keyra.

"Aduh, sorry ya, Ham. Teman gue..."

"Gue pulang dulu, Key. Baru aja ini Mama gue nelpon minta dijemput. Bye, Key." Ucap Hamdy buru-buru lalu pergi tanpa memandang Keyra sama sekali.

Kerya tercengoh. Hanya bisa terdiam melihat Hamdy yang lari tergesa-gesa pergi dari cafe.

"Sejak kapan dia telponan sama Mamanya?" Pikir Keyra, "AGAAAAAAAAAAAAAA!!!" Kesalnya setelah sadar kepergian Hamdy karena ucapan Aga yang sudah berhasil mencuci otak Hamdy.

Kandaslah sudah. Cerita antara Keyra dan gebetannya yang ia temukan di aplikasi Tantan pun berakhir sampai disini.

Dua Sejoli Freak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang