Enam

2.2K 83 0
                                    

Sahila aneh, dia lebih pendiam malam ini. Dia merajuk dari siang tadi saat kita masih berada di parkiran Rumah Sakit.

Saya lebih suka Hila yang cerewet dan tak pernah berhenti ngomel. Saya lebih nyaman dengan sifat blak-blakannya itu. Mendapati Hila yang begini, saya merasa ada yang kurang dan kehilangan.

" Hila ".panggil saya padanya. saya tahu dia belum tidur, walaupun dia berbaring membelakangi saya.

Hening, tak ada jawaban. Huph.. Saya tarik nafas perlahan, mencoba menarik badan Hila agar lebih mendekat dan meluk dia erat namun masih menyisakan jarak di bagian perut, karena saya tidak ingin terjadi apa-apa pada bayi kita.

" Maafin abang, kalo abang punya salah. Maafin abang kalo abang terlalu kaku dan tidak peka ". Ucap saya pada Hila. Tak lama Hila membalikan badan dia balik memeluku erat.

Dia menangis, mengucap maaf berulang kali. Saya tau sifatnya ini sebagian besar dipengaruhi oleh hormon ibu hamil. Sensitif dan cengeng. Jangan ditanya saya tau darimana. Karena saya sudah lebih banyak membaca buku panduan kehamilan disaat saya sudah pasti untuk menikahi Sahila.

Kami tertidur dengan saling memeluk hingga pagi tiba..

:):):):):)

Kurasa mood dia pagi ini mulai membaik, rasanya hari ini saya ingin seperti ini saja. Hila yang dari tadi sudah terbangun tapi enggan beranjak dari kasur dan dekapan saya. Sungguh itu membuat saya senyum-senyum tak jelas. Saya peluk balik dirinya, ah.. Sungguh nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan?.

#Abang_Baraga..

**********TBC*********
 
Punten dikit doang bisanya, lagi asik nulis tiba-tiba mood ilang. Jadi ya begini, berantakan hehe. Maaf ya..

Rain,
Agus

HUSBAND! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang