~Bab.14~

16 9 5
                                    

Jangan lupa vote and Comment ❣️

"Se-sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Valerie.

Neneknya Kevin dan Kevin tidak menjawab melainkan mereka memeluk Valerie dengan erat.

Tes

Neneknya Kevin dan Kevin seketika menangis sambil memeluk Valerie, Valerie yang tidak mengetahui apa-apa diam tapi membalas pelukan mereka. "Cucuku." Ucap Neneknya Kevin dan lantas membuat Valerie bingung. "Maksud nenek?" Tanya Valerie tidak mengerti dan melepaskan pelukan mereka. "Akan nenek ceritakan semuanya tapi kamu telfon mama mu dulu yah." Ucap Neneknya Kevin dan Valerie mengangguk sebagai jawaban. Valerie segera mengeluarkan Hp nya dan menelfon mamanya. Tapi yang menjawabnya hanya operator.

"Maaf pulsa anda tidak mencukupi panggilan ini silahkan tekan satu dan ....."

"Pulsa gue habis hehe." Ucap Valerie dan seketika Kevin maupun neneknya tertawa. "Nih." Kevin menyerahkan Hp nya setelah berhenti tertawa. "Makasih." Balas Valerie dan Kevin hanya membalasnya dengan berdehem.

"Halo?" Panggil orang diseberang sana yang diyakini Valerie yaitu mamanya (Amel).

"Mama.. ini Valerie, mama dimana?" Tanya Valerie.

"Mama dirumah lagi nonton drakor hehe, btw ini nomornya siapa?"

"Owhh ini nomornya Kevin, mama bisa datang kerumahnya Kevin gak?"

"Untuk apa?"

"Kata neneknya Kevin ada yang mau dibicarain."

"Oke mama segera menuju kesana, tapi dimana alamatnya?"

"Di perum mawar merah, blok. E, no. 2/4, rumahnya yang paling besar."

"Gaskeun."

Tut...tut..tut..

Panggilan dimatikan oleh Mamanya Valerie dan Valerie segera membalikkan Hp tersebut kepada pemiliknya. "Nenek, mama lagi menuju kesini. Jadi.... Bisa kah beritahu aku apa yang terjadi?" Tanya Valerie dan Neneknya Kevin mengangguk.

"Jadi...sebenarnya kamu adalah anaknya mamanya Kevin. Kamu dengan Kevin bersaudara, dari mana nenek tahu? Karena tanda lahir kamu sangat mirip dengan mamanya Kevin. Apalagi Mamanya Kevin memang pernah kehilangan seorang putri dan nenek yakin itu kamu. Jika kamu tidak percaya nanti kita tanya kepada mama mu yang sedang menuju kesini." Jawab Neneknya kevin atau bisa dikatakan sekarang neneknya, neneknya Valerie Juga. Seketika Valerie terkejut dan Valerie menatap Kevin yang sedang menatapnya dengan tatapan hangat. "Ka-kakak?" Panggil Valerie kepada Kevin seketika Kevin kembali memeluk Valerie erat dan Valerie membalasnya tidak kalah eratnya. Saat sedang acara peluk-peluka, Bunyi bel rumah keluarga William berbunyi. "Mungkin itu mama." Fikir Valerie melepaskan pelukannya dengan Kevin yang mungkin benar adalah kakak kandungnya.

Valerie berjalan menuju pintu membukakannya dengan perlahan takut salah orang dan untung saja itu memang bener mamanya. "Emmm permisi." Ucap Amel dan melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah yang sangat besar. "Kamu mamanya Valerie?" Tanya neneknya Kevin.

"Iya, ada apa ya?"

"Begini.. apakah benar Valerie ini anak kandungmu? Jawab dengan jujur."

Mamanya Valerie kaget dan melihat Valerie yang sedang menatapnya seolah mengatakan 'berkatalah yang sejujurnya.' Amel menghela nafasnya dalam kemudian menggelengkan kepalanya. "Bukan..dia bukan anak kandungku." Jawab Amel pada akhirnya.

"Terus bagaimana kau bisa mendapatkan Valerie?" Tanya neneknya Kevin yang bisa dikatakan resmi sekarang neneknya Valerie juga.

"Waktu itu... Saya tidak punya apa-apa, keluarga saya telah meninggalkan saya sendirian. kemudian saat saya lagi berjalan-jalan ditaman. tidak sengaja saya melihat seorang pria yang sedang berusaha membunuh seorang bayi perempuan, yah.. itu adalah Valerie. Saya takut, tidak tahu mau melakukan apa, dan karena ingin menyelamatkan Valerie yang masih bayi. saya melemparkan batu yang cukup besar dan itu berhasil mengenai kepala sang pria. Dengan cepat saya berlari ke arah Valerie yang kepalanya sudah berdarah mungkin karena telah terbentur di batu. setelah itu, saya mengantarkan Valerie ke rumah sakit. Disitu saya bertekad akan menjadi mamanya, merawatnya dan menjaganya. Saat Valerie telah dirawat selama 1 bulan. Biayanya bisa dibilang sangat mahal, saya tidak tahu harus membayarnya dengan apa dan untung saja ada seorang Pria yang membayarkannya untuk saya, saat saya menanyakan namanya, dia menjawab Alvaro. Sekian hanya itu." Ucap Amel menutup kisah hidupnya yang bisa dibilang menyedihkan sekaligus dirinya yang bisa mendapatkan Valerie. Hidupnya itu bisa berubah karena kedatangan Valerie, indahnya.

"Ja-jadi Valerie ini memang bukan anak mama?" Tanya Valerie masih belum percaya dan Amel mengangguk. "Bukan sayang." Jawab Amel sambil menangis. "Mama gak perlu nangis, Valerie akan tetap tinggal dengan mama." Ucap Valerie sambil memeluk Amel erat. "Tapi mama jahat, mama telah memisahkan kamu dengan keluarga aslimu." Balas Amel masih merasa bersalah. "Mama gak salah kok, kalau bukan karena Mama, Valerie mungkin bakal mati Ama Pria itu, dan Valerie juga gak bisa ketemu mereka." Ucap Valerie Sambil melihat neneknya dan Kevin yang sedang melihat mereka balik dengan tersenyum. "Mama yang terbaik, walaupun Valerie udah nakal atau apa, tapi mama tetap aja peduli bahkan hiks Valerie ini sering gak dengar omongan mama hiks Valerie bahkan sering berpikir hiks ingin pergi jauh-jauh dari mama.. Valerie tidak tahu apa yang telah mama lakukan untuk Valerie. Makasih ma, makasih karena tetap peduli :")." Valerie menangis dan memeluk mamanya dengan erat. Amel pun membalas pelukan Valerie tak kalah erat dan sambil menangis juga. Rahasia yang selama ini dijaganya akhirnya dia beritahukan juga kepada Valerie sungguh melegahkan.

"Ekhm, Amel kau bisa tinggal disini bersama Valerie dan kau akan tetap menjadi mamanya Valerie dan juga terimakasih telah merawat Valerie dengan baik." Ucap Nenek Kevin dan sekaligus neneknya Valerie, setelah pelukan Valerie dan Amel terlepas. "Sama-sama, Apakah tidak pa-pa?" Tanya Amel. "Tentu saja tidak pa-pa, saya yang memegang kendali disini. jika ada yang protes tenang saja, laporkan kepada saya secepatnya." Jawab Nenek Kevin dan Valerie sambil terkekeh kecil. "Kevin antarkan Valerie kekamarnya." Suruh nenek kepada Kevin dan Kevin segera mengangguk. "Lewat sini nyonya manis." Ucap Kevin sambil menggenggam tangan Valerie dan keduanya terkekeh. "Emmm Val, Lo senangkan gue jadi kakak Lo? Lo gak marah kan?" Tanya Kevin. "Gak sama sekali kok, gue malah seneng." Jawab Valerie sambil tersenyum manis dan dibalas senyuman juga oleh Kevin. "Btw sejak kapan gue punya kamar?" Tanya Valerie menyadari sesuatu. "Owhhh Lo ingat waktu nenek lari kekamar gue? Itu karena suruh gue telpon pengatur rumah untuk buat kamar Lo secepat-cepatnya dan kamar Mama Lo juga pastinya." Jawab Kevin dan Valerie hanya ber-oh-ria.

"Ini kamar Lo." Kevin membukakan sebuah pintu berwarna pink dan disitu bertuliskan 'Valerie pelangi'. "Ini kenapa Valerie pelangi?" Tanya Valerie bingung sambil tertawa. "Soalnya Lo buat banyak hidup orang berwarna." Jawab Kevin dan Valerie seketika memeluk Kevin erat. "Eh?? Kenapa?" Tanya Kevin. "Nggak cuman pengen peluk aja." Jawab Valerie.

"Coba liat kamarnya dulu gih." Suruh Kevin kepada Valerie sambil mendorongnya pelan, dan....
"HUWAAAAA UWU INI KAMAR SIAPA SIH?" tanya Valerie tidak percaya apa yang dilihatnya, apalagi bahwa dia mulai sekarang akan tinggal dikamar ini.

 "HUWAAAAA UWU INI KAMAR SIAPA SIH?" tanya Valerie tidak percaya apa yang dilihatnya, apalagi bahwa dia mulai sekarang akan tinggal dikamar ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muthiah yang pasang kok Muthiah yang iri, jadi pengen :")

LANJOOT

"Ini kamar lo, udah gue buat serapi-rapinya dan seunyu-unyunya." Ucap Kevin yang ucapan terakhir bibirnya di monyongin kayak bebek. Kemudian mereka berdua tertawa bersama.

×~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~×

Huwaaaaa
Ngantuk akoh :">
Muthiah usahakan bakal tamatin ini pas-pasan tahun baru yeyyyy :D
Tapi DIUSAHAKAN yak soalnya lelah ugha :v

Oken Sampai sini aja maapkan kalau ada typo kamvret :)
Sekian dan terimakasih~
Muach ^3^

~1120~

~Only He~ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang