~Bab.11~

29 8 0
                                    

Jangan lupa Vote and Comment ❣️

================================

Sebelumnya...

"Val..."

"Kenapa lo nangis?"

'Arkan.'- Batin gue sambil membalikkan badan untuk melihat orang yang berada dibelakang gue.

Valerie POV end

================================

"G-gue gak nangis kok."Valerie segera membalikkan badannya kembali saat mengetahui bahwa benar itu adalah Arkan, kemudian menghapus air matanya yang masih mengalir disekitar. Arkan yang mendengar itu sama sekali tidak percaya, Bagaimana mau percaya? Sudah jelas-jelas dia melihat dan mendengarnya dengan mata dan telinganya sendiri.

"Gak usah bohong, gue udah liat dan dengar tadi." Arkan mendekatkan dirinya dengan Valerie. membalikkan badannya agar Valerie bisa menatapnya, dan benar, masih ada sisa air mata dimukanya. sebagai laki-laki yang baik, Arkan mengangkat tangannya, mendekatkan jarinya untuk menyentuh muka Valerie, dan menghapus air mata yang sering dikeluarkan oleh manusia disaat bahagia dan selebihnya dengan kesedihan, Kekecewaan, penyesalan, dan lainnya yang berisi hal yang menyedihkan.

"Kalau Lo udah tahu gue nangis, kenapa Lo tanya?" Tanya Valerie sambil menangis kembali.

"Gue gak nanya Lo nangis atau gak, gue tanya alasan kenapa Lo nangis." Jawab Arkan sambil berusaha memberhentikan tangisan Valerie dan menghapus terus air yang keluar dari mata indahnya. Valerie terdiam, apakah dia harus bilang semua perkataan Olivia yang menyuruhnya menjauh? Kalau dia mengatakannya, bagaimana kalau Olivia sangat membencinya dan berusaha membunuhnya? Kalau iya doakan aja semoga Valerie selamat.

"G-gue nangis karena...." Arkan mengangkat sebelah alisnya menunggu kelanjutan ucapan Valerie.

'bilang gak yah?'-Batin Valerie berpikir.

"Karena?" Tanya Arkan membuat pikiran Valerie buyar.

"Karena kang kung emak gue dicuri. Iya, dicuri. Kasihan emak gue udah capek-capek beli kang kung didepan rumah tapi malah dicuri." Jawab Valerie, dan seketika dia menepuk jidatnya dengan keras.

' dari mana gue kepikiran Kang kung.. guvluk, guvluk, GUVLUK.'- Batin Valerie menyesali perkataannya.

"Lo kenapa?" Tanya Arkan bingung, Sudah bingung dengan Alasan Valerie yang menangis hanya karena kang kung yang dicuri bahkan kang kungnya dibeli didepan RUMAHNYA, semakin bertambah bingung lagi saat Valerie memukul jidatnya, mukulnya juga keras.

"Gak sakit tuh? Awas gesrek."

"Gak akan, btw gue menangis bukan karena itu kok, mana mungkin gue nangis karena kang kung."

"Baguslah, gue kira Lo emang nangis cuman karena kang kung."

"Tapi...Hiks..gue nangis karena.." ucapan Valerie kembali tergantung dan semakin membuat Arkan penasaran. "Gue nangis karena kelinci tetangga gue curi ayam emak gue." Lanjut Valerie dan itu membuat Arkan tertawa.

"Nahkan gesrek bener." Ucap Arkan kembali melanjutkan tawanya.

"Kenapa dah? Ada yang salah?" Tanya Valerie.

"Sumpah Lo gesrek Val, kelinci itu Vegetarian hanya makan sayur, njirrr bohong lo the best lah." Jawab Arkan dan tentu saja membuat Valerie malu.

Kring...kring....🔔

"Emmmm...dah bel tuh gue masuk dulu yak Ar, bye." Valerie segera berlari masuk kedalam kelas sebelum mendengar balasan Arkan. Selain gak mau telat dia juga malu setengah mati dan ingin segera pergi dari tempat itu. Sedangkan Arkan dia yang melihat kelakuan Valerie terkekeh kecil. "Biarpun Lo lari Val, kita satu kelas, duduk bersebelahan juga." Ucap Arkan sendiri dan kembali terkekeh saat memikirkan bagaimana reaksi Valerie kalau dia masih ingat kita duduk bersebelahan.

'gue bakal lindungi Lo Val.'- Batin Arkan tersenyum tipis dan melanjutkan langkahnya kekelas dengan berlari. Cukup sudah dia menjadi gila berpikiran tentang Valerie, sudah waktu jam pelajaran dan ini saatnya dia memasang mode fokus belajar agar bisa bahagia dimasa depan yang akan mendatang.

Skip kelas

Arkan segera duduk ditempat duduknya. lebih tepatnya, tempat duduk yang berada disebelah Valerie. "Hai Val.. gimana sama kelinci nya, udah bisa makan ayam yah?" Menggoda Valerie akan segera di tuliskan oleh Arkan didalam kamusnya sebagai hobi baru yang sangat membuatnya bahagia.

Valerie hanya diam sambil memalingkan wajahnya yang tentu saja bukan menghadap Arkan tetapi sebaliknya, yaitu membelakanginya. Siswa/i yang melihat interaksi Arkan dan Valerie berdehem-dehem dengan keras, selanjutnya mulai melakukan aktifitas yang un-faedah, sangat pasaran, tapi masih laku, bahkan udah dari jaman Adam yaitu mengeluarkan suara yang pasti berisi kata = 'ciee, cieee, cie' dan  hp untuk mem-videonya. Menurut mereka interaksi Arkan dan Valerie sangat lucu membuat mereka terhibur layaknya drama yang sedang dipamerkan dengan gratis.

Cavin yang menontonnya segera bersuara. "dosa gue apa?!!" Teriak Cavin cukup kencang bisa membuat orang kehilangan pendengarannya. "Banyak." Sahut satu kelas, dan selanjutnya tertawa. Cavin menatap semua teman sekelasnya dengan kesal dan segera melangkahkan kakinya keluar kelas. "Mau kemana Lo?" Tanya satu kelas. "ke toilet, kalau ada guru yang datang dan tanya gue dimana, bilang aja gue ke toilet." Ucap Cavin. "Emang guru mau tanya Lo Cav? Kenal aja gak, bisa sampai di tanya juga." Sahut satu kelas membully Cavin, sedangkan Cavin hanya melanjutkan langkahnya cepat-cepat untuk keluar dari kelas, dia tidak memperdulikan perkataan iblis dan setan yang sayangnya adalah teman sekelasnya, dan saat sudah berada dipintu kelas untuk keluar, tidak sengaja Cavin menabrak seseorang.

Bruk

Tabrakan yang terjadi karena tiba-tiba membuat tabrakan tersebut menjadi agak kuat dan orang yang menjadi korban tabrakan Cavin hampir saja jatuh kebelakang jika tidak langsung ditangkap oleh Cavin. Cavin yang tidak sengaja menabrak seseorang, dan orang itu adalah perempuan yang hampir saja jatuh kebelakang, secara refleks Cavin memegang pinggang perempuan tersebut dan memeluknya erat.
"Emm bisa lepas gak?" Tanya perempuan tersebut.

"E-eh iya, maaf yah?" Perempuan tersebut hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Btw nama gue Cavin, kalau Lo?" Ucap Cavin memperkenalkan dirinya dan mengulurkan tangannya.

"Gue Syifa, salken yak." Ucap Syifa sambil membalas uluran tangannya Cavin.

'Cantik.'- Batin Cavin sambil menatap Syifa dengan intens.

"EKHEM." Dehem satu kelas, Arkan dan Valerie pun ikut-ikutan. "Biasa aja bisa gak? Kesedak nyamuk? perlu gue bawain Baygon apa?" Sahut Cavin dan mereka hanya tertawa. "Dasar kelas gue yang GILA." Setelah mengatakan itu Cavin kembali menatap Syifa yang sedari tadi memperhatikan kelakuannya. "Lo mau masuk?" Tanya Cavin menyadari bahwa Syifa ingin masuk kekelas tapi tidak mau mengganggu aktivitas nya dengan kelas yang mengandung vitamin Un-faedah. "I-iya." Jawab Syifa cukup gugup. "Silahkan lewat tuan putri jangan lupa pakai sabuk pengamannya karena kalau gak ntar bisa terbang ke hati babang Cavin lagi." Seketika terdengar sorak sorai dari kelas saat mendengar perkataan Cavin yang pasti untuk Syifa. Sedangkan Syifa yang mendengar perkataan Cavin tersebut menutupi pipinya yang merah dengan kedua telapak tangannya dan melangkahkan kakinya agak cepat agar bisa sampai ditempat duduknya.

"Tes Mike 1 2 3, untuk semua Rakyat jubaedah SMA Wijaya besok ada kegiatan sekolah dan setiap kelas harus mengutus 4 orang dance dan 4 orang penyanyi, sekian terima gaji saya sebagai kepala rumah tangga kalian." Ucap seseorang dari Mike yang tentu saja adalah kepala sekolah mereka, sang kepsek (kepala sekolah) orangnya emang selalu bisa bikin orang tertawa bahkan dia udah tua tapi bisa bercanda juga.

>>>>>>>>>>>>>>×........×<<<<<<<<<<<<<

Hello guys!!!
Mungkin udah tanda-tanda nih kalau Cavin Ama Syifa wkwk.

Sekian gini aja yak author lelah, tiba-tiba pengen nulis pendek aja tapi gitu terjadilah...bom!
Langsung tercipta lah karya yang un-faedah:v

Tetap baca cerita Muthiah yak, yang masih bertahan sampai sekarang serius Muthiah terharu loh:'v

~Sekian dan terimakasih~

∆1135∆

~Only He~ [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang