+ calon ayah?

1.8K 206 1
                                    

lia mendecak melihat minho yang tengah asik dengan hpnya kemudian roti buat sarapannya masih tak bergerak sama sekali dari tempatnya.

"ngapain sih?"

minho tidak menjawab, tapi dia menyembunyikan hp nya dari lia. bahkan layar hp nya sengaja di redupin supaya lia gabisa ngintip.

"ini aku tegur sekali lagi hp nya gak di lepasin aku buang"

mendengar ancaman lia, minho akhirnya memakan sarapannya. hp tidak lepas dari tangannya. memanfaatkan minho yang sedang lengah, lia mengambil hp sang suami dengan tiba-tiba.

minho mendecak. tahu kalau lia akan mendapatkan hpnya. dia memilih fokus pada rotinya.

"kamu ngapain beli ini?!"

"buat anak kita nanti"

"kandungan aku masih dua bulan loh?!"

"gapapa, aku beli duluan"

"jenis kelaminnya aja masih belum ketahuan!"

"aku beli dua-duanya"

"dih apaan! batalin"

minho seolah tidak mendengar. mengabaikan lia yang tengah merengut marah padanya.

"ka fian, dengerin aku ya. ini namanya buang-buang duit. pakaian bayi banyak kok, gausah di beli sekarang juga masih ada lagi. kalo sekarang kecepetan"

minho menghela napas.

"aku cuma mau ngelakuin apapun buat anak pertama aku"

"iya aku paham. batalin ya?"

minho menghela lagi kemudian mengangguk. lia tersenyum. pas dia lagi ngebersihin piring sarapan minho, sang suami megangin tangannya.

"kenapa?"

"mau cuddle"

lia menghela napas. emang ya, selama lia hamil minho jadi lebih manja sekaligus overprotective ke dia.

"kenapa sih? tumben"

lia sudah ada di pangkuan minho. dia memeluk erat leher minho sementara tangan minho memeluk pinggang istrinya posesif.

"aku pengen nyiapin segalanya buat calon anak kita"

"iya aku paham. cuma kalo sekarang ke cepetan, gimana kalo salah beli peralatan?"

"beli dua. buat cewe sama buat cowo"

"kalo yang keluarnya cuma cowo?"

"gampang kok, tinggal bikin lagi"

plak

lia mendaratkan pukulan di bibir minho. seenaknya banget ini suaminya ngomong.

"enak banget ngomongnya"

minho nyengir. memeluk lia erat.

"enak dong, prosesnya juga en—"

"en apa?"

lia memandang minho tajam. akhirnya minho menggeleng kemudian mencium kening lia lama.

"tetep sama aku ya?"

lia menaikkan satu alisnya.

"emang segitu bodohnya ya aku sampe ninggalin kamu yang nunggu aku setahun lebih?"

minho tersenyum. dia memeluk lia erat. sampai pada akhirnya suara lia membuatnya mendongak.

"aku pengen makanan yang asem"

"contohnya kaya gimana? biar aku beliin"

lia menggeleng.

"aku gatau"

minho menghela napas.

"jalan-jalan aja yuk? nanti kalo ada yang asem sekalian beli"

lia mengangguk semangat. minho gigitin pipi lia yang lumayan berisi karena kehamilannya. gemes dia tuh. udah mau punya anak tetep aja lia secantik ini. gimana minho gak makin sayang?

"ngapain bengong?"

minho menggeleng kemudian mengikuti lia buat ke kamar. mengganti baju kemudian menghabiskan waktu seharian untuk jalan-jalan.

bahagianya mereka cuma sesederhana itu. cukup bagaimana minho bisa memamerkan istrinya yang sempurna dan lia bisa menggandeng tangan suaminya sambil menatap langit senja.

🖇PARKIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang