chapter 11

108 6 0
                                    

"Anya." Ucap bama sambil mengelus kepala anya. "Sholat subuh dulu yuk abis itu sekolah."

Anya membuka matanya.

"Sekarang hari senin ya bang?"

"Iya, ini hari pertama masuk kelas loh nya."

"Abang sekolah juga kan? Terus ka zefan?"

"Gapapa nanti kan pulang sekolah bisa jagain lagi, dia juga paham ko. Nanti abang mau dateng ke rumah zefan."

"Gausah di paksa bang kalau belum siap."

"Kalau nunggu siap terus bakalan lama nya, gapapa abang paksa aja."

Anya tersenyum melihat abangnya yang sangat ia sayang ini.

"Anya sayang abang." Ucapnya sambil memeluk bama.

"Abang lebih sayang."

Lantas mereka menuju mushola sambil mandi dan mengganti baju seragam sekolah.

Bama mencari makan terlebih dahulu sedangkan anya menyuapi zefan sarapan seperti kemarin.

"Sini sus aja yang suapin mba." Ucap suster.

"Ah gapapa sus, anya pengen kaya abang yang baik sama siapa aja." Anya tersenyum.

"Kamu baik, sus tau. Yaudah sus ke ruang yang lain dulu ya." Ucap suster tersebut sambil tersenyum lalu meninggalkan ruangan.

"Lo, kenal gue dari kapan?" Tanya zefan.

Anya kaget saat kata-kata itu meluncur dari mulut zefan. Anya yang sedang mengambil minum untuk zefan langsung berbalik badan.

"Eh, belum lama sih tapi kalau abang udah lama kenal lo. Makanya abang gue baik banget sikapnya ke lo." Ucap anya.

Kata dokter terapi yang paling mudah ialah dengan menuntun zefan mengingat masa lalunya dengan perlahan. Seperti tadi malam contohnya.

Diiringi terapi dari rumah sakitnya sih.

Setelah sarapan anya dan bama lantas berangkat ke sekolah. Yang tak lupa mereka berpamitan dengan zefan dan sus.

Saat sampai di sekolah anya segera mencari kelas baru nya tersebut. Ia penasaran dan tak sabar melihat teman-teman baru nya.

"Anya belum tau kelasnya? Abang anter ayo." Ajak bama yang di balas anggukan oleh anya.

Semua tatapan di sepanjang koridor menatap bama dan anya. Ah ini akan menjadi terbiasa nantinya batin anya.

Saat sampai di dalam kelas. Anya berpamitan kepada bama.

"Yang bener belajarnya, sama yang betah, harus cari temen oke. Dah abang ke kelas dulu." Ucap bama dan di balas senyuman oleh anya.

Anya memasuki kelas, semuanya telah mendapat teman duduk tinggal anya. Ups ada satu orang lagi cowok berjambul dan menggunakan kacamata.

Tapi anya memutuskan untuk duduk di dua baris dari belakang sebelah kanan dekat jendela. Yang kebetulan kosong. Namun anya belum juga mendapat teman duduk.

Anya mulai so akrab dengan cowok di belakang anya. "Eh, darimana?"

"Daritadi."jawabnya, ya gak salah sih. Tapi yang dimaksud dengan anya itu bukan ini.

"Yeu, bukan itu maksud gue dari sekolah mana?." Tanya anya lagi dengan tatapan kesal.

"Hehehe becanda jangan bilangin ke abang lo ya, gue sama dia dari SMP AWAN."

Lah ko bawa-bawa abang si, anya hanya merespon dengan anggukan saja lalu menghadap ke depan lagi.

Hingga pelajaran pertama di mulai, walaupun ga langsung belajar sih masih perkenal gitu.

My senior's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang