Chapter 18

71 4 0
                                    

"Sampe! Makasih ya kak, mau ketemu abang dulu ga di dalem?." Ucap nya saat telah berhenti di depan rumahnya dan menuruni dari sepeda motor milik raya.

Raya mendorong standard motornya, lalu turun dari motornya. "Oke, gue harus bilang makasih udah dipinjemin adeknya."

"Eh beneran, padahal cuma basa-basi aja. Yaudah ayo oiya motor nya masukin aja kedalem." Anya membuka pintu gerbang agar motor raya dapat masuk, namun di garasi sudah ada 2 mobil. 1 lagi mobil siapa?.

"Ada tamu?." Tanya raya saat sudah memarkir sepeda motor nya dan melihat 2 mobil di garasi.

"Engga tau, ayo masuk." Ajaknya dan menuntun raya masuk.

Di ruang tamu, mereka melihat ada bama, zefan dan fia.

Ngapain mereka kesini? Ga puas apaya udah bikin abang kecewa.

Kedatangan anya dan raya ke ruang tamu sontak membuat mereka bertiga berdiri menghadap anya dan raya. Fia berjalan mendekati anya.

"Anya, ka fia minta maaf." Ucapnya lirih seraya mengambil tangan anya dan menggenggamnya.

"Umm permisi sebelumnya, maaf motong. Bam, tadi gue bawa adek lo jadi gue balikin dengan selamat makasih ya, gue langsung pulang. Permisi." Jelas raya ia tahu arah yang akan di bicarakan, ia lantas keluar rumah meninggalkan mereka, namun sebelumnya raya tersenyum simpul kepada anya.

"Anya rasa ka fia punya masalahnya sama bang bama, jadi anya pamit ke atas ya anya gamau ganggu. Permisi." Pamitnya sambil berjalan mundur sedikit dan lantas berbalik badan untuk mainaiki tangga ke kamarnya.

"Anya-"

"Gapapa fi, dia emang gitu nanti juga baikan sendiri nanti biar gue aja yang ngomong." Ucap bama menengahi.

"Yaudah bam udah malem gaenak, gue sama fia pamit deh." Ucapnya sambil ber-highfive kepada bama. Sedangkan fia tersenyum sedikit dan ada lhawatir didalama senyumannya.

Bama mengantar fia dan zefan keluar rumah dan menaiki mobilnya, setelah mereka pulang ia menutup kembali gerbang rumahnya.

"Ngomongin anya ya bang?."
Baru saja bama membalikan badan sudah ada anya dinelakangnya.

"Anya– bikin kaget aja, siapa juga yang ngomongin anya geer banget." Ucapnya sambil mengelus rambut anya lalu meninggalkan anya.

"Ih serius bang, emang tadi ngomongin apa?." Susulnya menyetarakan langkahnya dengan bama.

"Tadi sok jual mahal, sekarang aja kepo banget."

"Ya iyalah harus, ngomong apa ih bang."

"Iya iya, nih abang cerita ya." Bama duduk di sofa diikuti oleh anya yang sudah siap mendengarkan cerita bama.

Cerita on

"Bama, gue kesini mau minta maaf sama lo sama anya juga." Ucap fia dengan wajah sendunya.

"Iya fi gapapa, gue tau kok lo cuma takut nyokap lo marah ke elo kan."

Fia mengangguk lemah sambil memajukan bibirnya.

"Dih jelek lo." Ucap bama lalu tertawa sekilas.

"Ih bama gue serius juga." Kesal fia.

"Oiya bam, gue– gue mau tau kejadian yang sebenernya gue alamin kemarin."

"Ah~ itu gue gatau awal lo bisa kaya gitu gimana, waktu itu gue udah liat lo tergeletak gitu aja di jalan plus dikerumunin orang-orang, yaudah gue sama anya bawa lo ke rumah sakit aja lagian kaya nya orang-orang takut karena darah lo yang banyak banget waktu itu."

My senior's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang